Sabtu, 10 Maret 2012

Menanam Cabai di Lahan Sempit


DENGAN harga cabai yang kian membumbung tinggi akibat petani cabai gagal panen di beberapa daerah, sudah saatnya memikirkan kiat menanam cabai di halaman rumah.

Tak perlu lahan luas, pemeliharaan pun tak rumit. Bahkan, Kementerian Pertanian pun telah mencanangkan gerakan masal menanam cabai yang akan dimotori oleh tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga serta Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).

Menteri Pertanian, Suswono, baru-baru ini mengatakan, dalam waktu dekat Kementerian Pertanian akan membagikan benih gratis untuk gerakan masal menanam cabai tersebut.

Sebagai langkah awal, gerakan menanam cabai akan dilakukan di beberapa daerah di antaranya Lampung, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Gerakan itu pada dasarnya memanfaatkan lahan-lahan pekarangan sempit di perumahan, karena cabai adalah jenis tanaman yang mudah tumbuh, baik langsung di tanah maupun menggunakan pot.

Bagi ibu-ibu selain bisa menyalurkan hobi berkebunnya, tentunya hasil yang dipetik ketika tanaman ini layak panen dapat sedikit meringankan pengeluaran. Inilah saatnya menanam cabai  sendiri di halaman.

Tak Sulit
Tak perlu lahan yang luas, cukup dengan pot berdiameter 30-50 cm dan perawatan tak sulit, Anda sudah dapat memanen cabai segar dari kebun sendiri. Dan, hampir semua jenis cabai mudah dikembangkan dari pot.

Langkahnya cukuplah mudah. Yang pertama, cari bibit cabai sesuai jenis pilihan dari toko suplier alat pertanian atau pusat penjualan tanaman.  Jangan menanam bibit yang didapat dari membeli cabai di pasar, lebih disarankan untuk membeli bibit yang sudah tersedia dalam amplop tersegel.

Bibit cabai ini sangat menentukan ketahanan fisik, kualitas tanaman dan hasil yang didapat. Selain memilih bibit dengan standar kualitas biji, pilih pula kemasan bibit berstandar.
Ada baiknya memilih yang bersertifikasi Departemen Pertanian, sehingga dipastikan telah memiliki kualitas minim risiko gagal bertumbuh.

Setelah itu, persiapkan media tanam dalam polybag. Siapkan polybag, tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk pengaturan air. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag.

Tambahkan pestisida sistemik 24 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi 1/3 nya.
Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA per tanaman (2/3 bagiannya untuk pupuk susulan). Biarkan selama 3 hari, kemudian siram dengan larutan pupuk hayati MiG6PLUS dengan dosis 10ml : 1 liter air.

Kemudian, tanam bibit cabai dalam polybag  kecil tersebut (diameter 5-7,5 cm), letakkan di bawah penutup atau paranet hingga mendapat sinar matahari 70 persen saja.
Pemupukan
Setelah berusia 1 sampai 2 bulan, pindahkan ke pot plastik ukuran diameter 15-20 cm. Pemindahan tanaman sebaiknya dilakukan ketika mendung atau sore hari agar tanaman tidak stres.

Pada saat menanam, jangan lupakan styrofoam  atau kerikil di dasar pot sebagai drainase. Tanaman cabai lebih menyukai kondisi media tanam yang tidak terlalu lembab serta memiliki pH 5-6. Dan, jangan menanam terlalu banyak pohon dalam satu pot. Cukup 1-2 batang pohon untuk pot diameter 15 cm. Untuk perawatan, lakukan pemupukan dengan cara siram atau kocor sekitar 2 minggu sekali atau sebulan sekali. Pada dasarnya, tanaman ini hanya memerlukan panas matahari penuh dan tanah yang kaya hara.

Umumnya setelah 2,5 bulan, cabai akan mulai produksi hingga habis. Setelah 5-6 bulan, tanaman sudah tidak produktif atau mati. Agar produksi maksimal, lakukan pengurangan cabang yang tidak berguna, seperti cabang yang ada di bawah cabang air.

Kendala yang ada dalam menanam cabai adalah hama. Di musim kemarau, tanaman diintai lalat buah serta kutu daun yang dapat merusak buah. Sedangkan di musim hujan, tanaman terancam oleh antraknose, jamur dan pseudomonas solanaceanum.

Untuk mengatasi lalat buah dan kutu daun, semprotkan pestisida dua minggu sekali setelah tanaman pindah ke pot, dan untuk mengatasi penyakit akibat antraknose, jamur dan bakteri bisa dengan penyemprotan fungisida satu hingga dua minggu sekali.
Untuk pemanenan, cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau).

Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh. Tak terlalu sulit bukan? Selamat mencoba. (Dela SY, dari berbagai sumber-12) (/)

Sumber : suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar