PENGEBOR DI ALAM
Pada gambar di atas terlihat sebuah rancangan terperinci dari seluruh bagian perangkat pengangkutan pada tumbuhan. Akar membawa air yang diserapnya dari tanah ke lingkaran tengah akar. Melalui lingkaran ini, air memasuki jaringan pembuluh pada batang. Melalui jaringan pembuluh, air dan zat-zat makanan melakukan perjalanan di dalam batang sejauh bermeter-meter ke atas, tanpa henti, sampai ke dedaunan yang paling ujung. Jaringan pembuluh tersebut, yang bermula dari akar dan merambah jauh hingga dedaunan, tidak diragukan lagi merupakan hasil perancangan mahahebat. Perancangan ini, tanpa keraguan, adalah milik Allah, Pencipta segalanya. |
Agar
terus bertahan hidup, tumbuhan perlu melakukan fotosintesis dengan
bantuan sinar matahari. Untuk keperluan itu pula, tumbuhan memerlukan
air dan aneka mineral yang diambilnya dari tanah. Agar mampu melakukan
pekerjaan ini, tumbuhan memerlukan akar yang mengebor di dalam tanah.
Tugas akar adalah untuk menyebar dengan sangat cepat di dalam tanah
menyerupai sebuah jaring, dan menyedot air serta beragam mineral.
Kendatipun rancang-bangunnya yang lembut, akar juga memungkinkan
tumbuhan seberat berton-ton untuk tetap berdiri tegak dan menancapkan
diri ke dalam tanah. Kemampuan akar mencengkeram tanah inilah yang
terpenting. Sebab hal ini mencegah longsornya tanah dan terkikisnya
lapisan atas tanah yang subur oleh air hujan, serta dampak-dampak lain
yang dapat berpengaruh buruk bagi kehidupan manusia.
Akar
tidak memerlukan peralatan tambahan dari luar untuk semua tugas ini.
Akar tidak mempunyai mesin guna membangkitkan daya untuk memulai proses
penyedotan air. Tak ada pula perlengkapan apa pun untuk memompa air dan
mineral ke batang, yang jaraknya bermeter-meter. Tapi akar dapat
menyebar meliputi suatu wilayah luas dan menyedot air. Lalu, bagaimana
akar melakukan itu?
‘Meminum’ sekitar 800 gelas per hari
Sebatang
pohon Maple merah biasa yang tumbuh di iklim lembab dapat kehilangan
hingga 200 liter air per hari, atau kira-kira sama dengan 800 gelas air
minum per hari. Ini menggambarkan kehilangan besar yang diderita pohon
itu, karena air sangat diperlukan untuk hidupnya. Air ini harus
tergantikan sesegera mungkin agar tumbuhan terus bertahan hidup. Berkat
seperangkat akar tumbuhan yang sempurna, setiap tetesan air yang menguap
dapat tergantikan dengan segera.
Akar,
yang menyebar ke kedalaman tanah, mengirimkan air dan mineral yang
dibutuhkan tumbuhan ke bagian atas hingga mencapai dedaunan, setelah
melewati batang dan cabang-cabangnya. Pengambilan air dari dalam tanah
oleh akar sangat menyerupai teknik pengeboran. Ujung-ujung akar
terus-menerus mencari air di kedalaman tanah sampai menemukannya. Air
ini lalu memasuki akar dengan menembus suatu lapisan tipis selaput luar
akar dan sel-sel pembuluh halusnya (sel-sel kapiler). Air kemudian
melewati sel-sel tersebut hingga sampai di jaringan batang. Dari sana,
air diangkut ke setiap bagian tumbuhan
Proses
yang dilakukan tumbuhan sedemikian sempurna ini sungguh merupakan
sesuatu yang amat rumit. Sehingga, rahasia dari perangkat tersebut masih
tidak sepenuhnya diketahui, bahkan di zaman berteknologi antariksa
kini. Keberadaan perangkat semacam "tangki tekanan" ini ditemukan pada
pepohonan sekitar 200 tahun lalu. Sekalipun begitu, belum ada hukum yang
ditemukan untuk menjelaskan secara pasti bagaimana sesungguhnya
pergerakan air yang melawan gaya berat ini terjadi. Segala yang dapat
dilakukan ilmuwan seputar bahasan ini hanyalah mengemukakan sejumlah
teori yang berkaitan dengan cara kerja tumbuhan tersebut. Bahkan, apa
yang telah diperlihatkan dalam berbagai percobaan seputar bidang ini,
diyakini kebenarannya sampai taraf tertentu saja. Hasil dari semua usaha
para ilmuwan ini adalah pengakuan akan kesempurnaan perangkat tangki
tekanan tersebut. Teknologi semacam itu, yang terbungkus dalam suatu
ruang kecil dalam tubuh tumbuhan, hanyalah satu di antara bukti-bukti
kecerdasan tanpa tanding sang perancang perangkat tersebut. Perangkat
pengangkutan air pada pepohonan, dan segala sesuatu lainnya di alam
semesta, diciptakan oleh Allah. Dialah Pencipta Mahasempurna
Perangkat Penyeimbang Tekanan
Gambar di atas memperlihatkan rancang-bangun umum dari sebuah ujung akar yang sedang tumbuh, dan penampakan dekat dari rambut-rambut akar yang berada tepat di belakang ujungnya. |
Ketika
tekanan dari bagian dalam sel-sel akar lebih rendah dari tekanan di
luar, tumbuhan memasukkan air dari luar. Dengan perkataan lain, sel-sel
akar mengambil air dari luar tidak setiap saat dan terus-menerus,
melainkan hanya ketika sel-sel tersebut memerlukannya. Penentu
terpenting yang memunculkan keadaan ini adalah besarnya tekanan yang
dihasilkan oleh air di dalam akar. Tekanan ini harus diseimbangkan
dengan tekanan di luar. Agar hal ini terjadi, tumbuhan harus mengambil
air dari luar ketika tekanan di dalam mengalami penurunan. Tatkala hal
sebaliknya terjadi, yaitu ketika tekanan di dalam lebih tinggi daripada
di luar, tumbuhan mengeluarkan air dari dalam dirinya melalui
dedaunannya (bukan melalui akarnya) dengan cara penguapan untuk
menjadikan tekanan itu seimbang kembali.
Jika
kadar air dalam tanah sedikit lebih tinggi daripada biasanya, tumbuhan
akan terus menyerap air, sebab tekanan luar lebih tinggi. Akibatnya,
cepat atau lambat hal ini akan merusak tumbuhan tersebut. Sebaliknya,
jika sedikit kadar air dalam tanah lebih rendah, sel tumbuhan takkan
pernah mampu menyedot air dari luar karena tekanan luar yang rendah.
Tumbuhan bahkan harus mengeluarkan air untuk menjaga keseimbangan
tekanan. Masing-masing dari kedua hal yang disebut terakhir ini dapat
menjadikan tumbuhan kering dan mati
Hal
ini memperlihatkan kepada kita bahwa akar tumbuhan memiliki cara-kerja
pengendali keseimbangan yang memungkinkannya mengatur tingkat tekanan
yang diperlukan pada saat yang tepat; tidak lebih atau kurang. Manusia
memerlukan pengetahuan di bidang fisika, kimia dan teknik untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Ini berarti ada kecerdasan yang
mengungguli kemampuan otak manusia di balik kemampuan hebat tumbuhan
ini, yang tak mungkin berasal dari tumbuhan itu sendiri. Sebab, tumbuhan
adalah makhluk tak berakal dan tidak mampu berkarya dengan kehendak dan
nalarnya. Ini semua memperlihatkan kita akan Pencipta tumbuhan beserta
perangkat akarnya yang sempurna. Dialah Allah, sebaik-baik Pencipta.
MEMILIKI BANYAK PERAN
Mari kita bayangkan bahwa mineral-mineral yang tampak pada gambar diletakkan di depan kita dan kita diminta untuk memilih mana di antaranya yang diperlukan untuk tubuh kita. Mustahil bagi siapa pun yang tidak terlatih secara khusus di bidang terkait, untuk melakukan hal ini. Padahal, tumbuhan telah memilih dan menggunakan hanya unsur-unsur yang diperlukannya dari semua unsur yang ada dalam tanah selama berjuta-juta tahun. Tentu saja, Allahlah, Penciptanya, yang memungkinkan tumbuhan melakukan proses ini, yang mustahil dilakukan manusia. |
Mineral-mineral
terdapat dalam tanah dalam bentuk ion, yakni zat berupa senyawa atau
unsur yang bermuatan listrik positif atau negatif. Sel-sel pada akar
tumbuhan memilih ion-ion tertentu dari dalam tanah untuk digunakan dalam
reaksi-reaksi biokimiawi sel. Sel-sel tumbuhan dapat dengan mudah
memasukkan ion-ion ini ke dalam dirinya, meskipun kadar sejumlah ion di
dalam sel tumbuhan seribu kali lebih besar daripada kadarnya yang
terlarut dalam tanah. Jadi, ini adalah proses yang paling penting.
Mengapa demikian?
Pada
keadaan biasa, perpindahan zat-zat akan terjadi dari tempat dengan
kadar zat-zat lebih tinggi ke tempat yang kadarnya lebih rendah. Tetapi
sebagaimana yang kita ketahui, sebaliknyalah yang justru terjadi pada
penyerapan ion-ion dari tanah oleh tumbuhan melalui akar. Karenanya,
rangkaian peristiwa ini memerlukan sejumlah energi yang besar. Ini
ibarat memindahkan sebuah bola dari jalan yang menanjak curam. Bola
dapat berpindah dari bagian puncak tanjakan ke bagian bawah yang lebih
rendah dengan menggelinding, tanpa perlu energi atau tenaga untuk
menggelindingkan atau menendangnya. Sebaliknya, perlu tenaga untuk
menggelindingkan bola dari bagian bawah ke bagian puncak tanjakan jalan
yang lebih tinggi.
Sedikitnya
ada dua hal yang mempengaruhi berpindahnya ion-ion melalui membran
(selaput luar pembungkus) sel tumbuhan: (1). kemampuan membran
melewatkan zat-zat ke dalam dan ke luar sel, dan (2). kadar ion-ion di
dalam dan di luar sel.
Bukan Keahlian Biasa
Mari kita mengkaji dua hal ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait. Apakah arti sesungguhnya dari “tumbuhan memilih unsur tertentu yang dibutuhkan dalam tanah di antara beragam unsur yang ada?” Pertama, mari kita cermati istilah “yang dibutuhkan”
di atas. Sebuah sel akar harus mengetahui semua unsur pada tumbuhan,
satu demi satu, untuk memahami dan dapat memenuhi kebutuhannya akan
unsur-unsur tersebut. Di antara semua unsur yang diketahuinya itu, sel
akar ini harus memastikan unsur mana yang kurang di seluruh bagian tubuh
tumbuhan dan menjadikannya sebagai kebutuhan yang
harus dipenuhi. Mari kita ajukan sebuah pertanyaan lain. Bagaimanakah
sebuah unsur dikenali? Jika tanah tidak dalam keadaan murni, dengan kata
lain jika terdapat unsur-unsur lain yang tercampur di dalamnya, apa
yang harus dilakukan untuk membedakan satu unsur dari semua unsur
lainnya?
Apakah
mungkin bagi seorang manusia berakal untuk mengenali dan memberitahukan
masing-masing unsur seperti besi, kalsium, magnesium dan fosfor jika
semuanya diletakkan di hadapannya dalam keadaan tercampur? Bagaimanakah
ia dapat membedakannya? Jika telah dilatih secara khusus untuk melakukan
hal itu, mungkin ia dapat mengenali beberapa di antaranya. Namun,
mustahil baginya menentukan selebihnya. Jadi, bagaimanakah tumbuhan yang
tidak memiliki kecerdasan membedakannya? Atau, bagaimana tumbuhan mampu
mengetahui sendiri unsur-unsur, dan menemukan yang paling bermanfaat
bagi dirinya? Mungkinkah serangkaian peristiwa semacam itu dilakukan
dengan baik, setiap saat, tanpa kesalahan sedikit pun, selama jutaan
tahun, tanpa suatu kesengajaan? Untuk memikirkan semua pertanyaan ini –
yang jawabannya adalah " Mustahil!” – secara lebih terperinci dan
mendalam, mari kita teliti kemampuan-memilih seperti apakah yang
dimiliki akar, dan apa yang terjadi di saat memilih.
Mari
kita uji pengetahuan kimia kita mengenai unsur dan mineral yang mewujud
dalam banyak bentuk di alam. Di manakah unsur dan mineral ditemukan?
Bagaimanakah zat-zat dikelompokkan ke dalam golongannya masing-masing?
Perbedaan apa saja yang ada di antara zat-zat tersebut? Percobaan atau
pengamatan apakah yang diperlukan untuk mengetahui masing-masing zat
itu? Dapatkah hasil tercepat diketahui melalui cara kimiawi atau fisika
dalam percobaan-percobaan tersebut? Jika kita melihat sesuatu dari sudut
pandang ilmu fisika, dapatkah kita membuat suatu pengelompokan yang
sesuai untuk unsur-unsur ini jika diletakkan di atas meja di depan kita?
Dapatkah kita membedakan mineral-mineral berdasarkan warna atau
bentuknya?
Kita
bisa terus mengajukan pertanyaan. Dan jawaban bagi semua pertanyaan di
atas kurang lebih sama. Kecuali jika seseorang ahli di bidang tersebut,
pengetahuan terbatas atau tak-memadai yang didapatkan dari sekolah atau
universitas takkan menjadikan seseorang mampu melakukannya. Ini
memerlukan lebih dari sekedar keahlian biasa. Untuk mengetahui taraf
pengetahuan kita tentang mineral, sekarang marilah kita ambil contoh
dari tubuh manusia
Keseluruhannya
ada tiga kilogram mineral dalam tubuh kita. Sebagian di antaranya
sangat penting bagi kesehatan kita, dan semuanya tersedia dalam jumlah
sesuai keperluan. Sebagai contoh, jika kita tidak punya zat kapur
(kalsium) dalam tubuh kita, maka gigi dan tulang kita akan kehilangan
sifat kerasnya. Jika tidak ada zat besi, maka oksigen tidak dapat
menjangkau jaringan-jaringan tubuh kita, sebab kita tidak akan mempunyai
hemoglobin yang berperan mengikat oksigen. Jika tubuh kita tidak
memiliki potasium (kalium) dan sodium (natrium), sel-sel kita akan
kehilangan muatan-muatan listriknya dan kita akan cepat mengalami
penuaan.
Memilih 16 Unsur Saja
Mineral-mineral
berada di dalam tanah, sebagaimana dalam tubuh manusia. Jumlah,
kegunaan, dan wujud mineral saat ditemukan di dalam tanah semuanya
berbeda, dan banyak makhluk hidup menggunakan mineral ini. Pada
tumbuhan, misalnya, sejumlah perangkat telah terpasang guna memungkinkan
tumbuhan dengan mudah mengambil unsur-unsur yang diperlukannya dari
dalam tanah. Karena terdapat cara penggunaan yang beraneka terhadap
unsur-unsur ini pada tubuh tumbuhan, semua unsur harus menuju
bagian-bagian tumbuhan yang berlainan setelah diserap dari dalam tanah.
Semua unsur ini mempunyai beragam tugas.
Agar
dapat hidup sehat, tumbuhan memerlukan unsur-unsur utama seperti
nitrogen, fosfor, kalium, zat kapur, magnesium dan belerang. Tumbuhan
dapat mengambil kebanyakan unsur ini secara langsung dari tanah, kecuali
nitrogen yang memenuhi hampir 80% ruang atmosfer. Tetapi, nitrogen
tidak dapat diperoleh atau "diikat" secara langsung dari atmosfer oleh
tumbuhan hijau. Tumbuhan memenuhi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah
dengan menyerap zat tertentu yang mengandung unsur nitrogen, yakni
berupa zat nitrat yang merupakan hasil olahan bakteri tanah.
Unsur-unsur
lain juga diperlukan bagi perkembangan tumbuhan yang sehat. Tetapi ini
diperlukan dalam jumlah sangat kecil. Kelompok ini meliputi besi,
klorin, tembaga, mangan, seng, molibdenum, dan boron.
Selain
13 mineral ini, tumbuhan juga memerlukan 3 unsur yang merupakan bahan
utama pembentuk tubuhnya, yakni oksigen, hidrogen, dan karbon. Tumbuhan
mendapatkan ketiga unsur tersebut dari zat karbondioksida (yang
mengandung unsur karbon dan oksigen, CO2), oksigen, dan air (yang
mengandung unsur hidrogen dan oksigen, H2O) yang ada di atmosfer. Semua
tumbuhan memerlukan keseluruhan 16 unsur ini.
Jika
unsur-unsur ini diserap dalam jumlah yang terlalu besar atau terlampau
kecil, berbagai ketidakwajaran akan timbul pada tumbuhan. Sebagai
contoh, terlalu banyak nitrogen dari tanah menjadikan pertumbuhan yang
rapuh, terutama pada suhu tinggi dan pertumbuhan yang berair.
Sebaliknya, terlalu sedikit nitrogen dapat menyebabkan menguningnya
warna tumbuhan, bercak-bercak merah dan ungu, berkurangnya tunas
samping, dan pertumbuhan menua. Kekurangan fosfor berdampak pada
pertumbuhan yang terhambat, pewarnaan coklat dan ungu pada dedaunan
sejumlah tumbuhan, batang pokok berukuran kecil, berkurangnya pemekaran
tunas samping, semakin sedikitnya dedaunan bagian bawah dan perbungaan
yang lebih sedikit. Fosfor adalah unsur amat penting bagi pertumbuhan
tumbuhan muda dan pembentukan biji. Singkatnya, keberadaan ion-ion ini
dan penyerapannya dari dalam tanah dengan jumlah yang diperlukan,
sangatlah penting bagi pertumbuhan tumbuhan sehat.
Penentu terpenting yang berperan dalam daur karbon dan nitrogen di lingkungan, sebagaimana dipaparkan dalam gambar di atas, tidak diragukan lagi adalah kehidupan tumbuhan. Nitrogen di udara tidak dapat diserap langsung oleh binatang dan manusia. Ketika nitrogen terpindahkan ke dalam tanah, dihasilkanlah zat amonia yang mengandung nitrogen. Zat amonia ini kemudian dioksidasi oleh bakteri tanah menjadi zat nitrat, dan dalam bentuk inilah nitrogen dapat diserap kembali oleh akar tumbuhan. Lalu manusia dan hewan memenuhi kebutuhan nitrogen mereka dengan memakan tetumbuhan. |
Apa
yang akan terjadi bila tumbuhan tidak memiliki kemampuan memilih ion
ini? Apa yang akan terjadi jika tumbuhan mengambil segala jenis mineral,
tidak hanya yang mereka butuhkan, atau mengambil terlalu banyak atau
terlalu sedikit mineral? Tidak ada keraguan bahwa pada peristiwa
tersebut akan terjadi gangguan membahayakan terhadap keseimbangan
sempurna di bumi. Singkat kata, keseimbangan kehidupan di bumi juga
ditentukan oleh kemampuan akar tumuhan dalam memilih ion dan segala zat
yang diserapnya dari dalam tanah. Ini mungkin tak terpikirkan oleh kita.
Tapi demikianlah adanya, kelangsungan kehidupan bersandar pada banyak
penentu yang jumlahnya tak terhitung yang saling terkait, yang semuanya
di luar kehendak dan kendali manusia. Allahlah yang mengatur semua ini,
Dialah Pencipta Mahasempurna segala sesuatu hingga rinciannya yang
terkecil, termasuk akar tumbuhan dengan segala kemampuannya yang
mengagumkan.
TUMBUHAN DI RUANG ANGKASA
Lebih dari sekedar menyantapnya, pernahkah Anda berpikir, mengapa wortel tumbuh ke bawah menembus tanah? Mengapa wortel dan akar tumbuhan lain tidak tumbuh ke arah lain? |
Karena berfungsi pula sebagai akar, wortel, dan juga akar tumbuhan lain, harus tumbuh menghujam ke dalam tanah agar dapat mencapai sumber air dan mineral yang diperlukan tumbuhan untuk hidup. Namun, pernahkah Anda bertanya, bagaimana tumbuhan bisa mengetahui bahwa akarnya harus tumbuh mengarah ke bawah? Mengapa akar tumbuhan selalu tumbuh tegak lurus ke arah bawah sedang batang dan cabangnya ke arah atas? Mengapa tidak sebaliknya yang terjadi?
Jawaban atas pertanyaan di atas sudah pernah dicoba dijelaskan sejak lebih dari 100 tahun lalu. Namun hingga kini, penjelasan rinci tentang hal ini masih belum diketahui.
Ada rangsangan, ada tanggapan
Gerakan
sadar yang kita lakukan biasanya merupakan tanggapan atas rangsangan
tertentu. Misalnya, kita merasa lapar. Rasa lapar ini lalu mendorong
kita melakukan tanggapan dengan cara mengambil makanan dan memakannya
hingga rasa lapar sirna. Demikian halnya akar, sejak perkecambahan
dimulai, akar pada akhirnya tumbuh mengarah ke bawah, dan menembus
tanah. Tanggapan oleh tumbuhan berupa pertumbuhan yang terarah akibat
rangsangan dari luar ini disebut sebagai tropisme. Bergantung jenis
rangsangannya, tropisme ini bisa dinamakan fototropisme jika
rangsangannya adalah sinar matahari, misalnya pertumbuhan batang dan
daun tumbuhan ke arah sinar matahari. Sulur tumbuhan merambat seperti
tanaman buah markisa atau pare (pariah) yang melilit pagar merupakan
bentuk tigmatropisme, yakni pertumbuhan akibat
rangsangan berupa sentuhan. Pertumbuhan akar ke arah bawah ternyata
dirangsang oleh adanya gaya tarik bumi (gravitasi), dan diistilahkan
dengangravitropisme.1. Lapar disebut rangsangan yang dirasakan perut dan dikirim ke otak.
2. Pemberitahuan oleh otak untuk mengatasi rasa lapar dengan cara mengambil makanan dan memakannya disebut penyaluran dan penerjemahan pesan tentang lapar ini.
3. Pengambilan makanan dan kemudian memakannya disebut tanggapan.
Hal yang sama berlaku pula bagi gravitropisme pada akar. Para ilmuwan telah lama meneliti bagaimana rangsangan gravitasi mengarahkan pertumbuhan akar. Setidaknya, tanggapan oleh akar terhadap gravitasi melewati tiga proses berikut:
1.Penerimaan rangsangan: tumbuhan mengenali gravitasi.
2.Penyaluran pesan: tumbuhan meneruskan pesan tentang keberadaan dan arah gravitasi ini dan menanggapinya.
3.Tanggapan yang diberikan: rangsangan gravitasi ditanggapi dengan pemanjangan sel-sel dan pembentukannya menjadi jenis sel-sel tertentu atau pertumbuhan menjadi sel-sel tertentu yang menjadikan akar tumbuh berbelok ke arah tertentu.
Pada akar, penerimaan rangsangan ini terjadi pada bagian ujung akar, yakni tudung akar (lihat gambar). Sebagaimana tampak pada gambar, dari bagian bawah ke atas, akar memiliki tudung akar, jaringan meristem atau daerah pembelahan sel (tempat pembentukan sel-sel baru), daerah pemanjangan sel (di mana sel-sel membesar dan memanjang hingga mencapai ukuran dan bentuk terakhirnya), dan daerah pendewasaan (di mana sel-sel menyempurnakan bentuk dan perannya, dan dinding sel mengalami pengerasan oleh zat lignin). Berdasarkan penelitian yang ada hingga saat ini, di bagian akar tempat sel-sel mengalami pemanjangan inilah tanggapan terhadap rangsangan gravitasi dilakukan oleh akar.
Seringkali kita saksikan, di saat biji tumbuhan mengalami perkecambahan, tunas akar dapat tumbuh ke arah mana saja, ke atas, ke samping, atau ke bawah. Akibat gravitropisme, tunas akar ini lalu dengan cepat tumbuh dengan membengkokkan diri ke arah tanah sesuai arah gravitasi, dan menembus tanah. Bagaimana pembengkokkan ini terjadi? Akar melakukannya layaknya batang logam bimetal, yakni sebatang logam yang tersusun atas dua batang logam jenis berbeda (dengan sifat/tingkat pemuaian yang tidak sama terhadap panas) yang direkatkan paralel. Ketika batang logam bimetal ini dipanaskan, maka akan terjadi pembengkokkan akibat tingkat pemuaian (pemanjangan) yang berbeda, di mana yang satu memuai lebih panjang dari yang lain. Sama halnya, sel-sel akar di daerah pemanjangan mengalami pemanjangan dengan tingkat yang berbeda di kedua sisinya. Sebagaimana diperlihatkan gambar, sel-sel akar yang tumbuh mendatar merasakan rangsangan gravitasi ke arah bawah. Rangsangan ini ditanggapi oleh tumbuhan dengan bekerjanya hormon tertentu yang menghambat pertumbuhan sel-sel di bagian bawah (kuning) sedangkan sel-sel di bagian atas (merah) tumbuh memanjang secara wajar. Hasilnya adalah akar yang tumbuh menekuk ke arah tarikan gravitasi.
Gandum ruang angkasa
(A). Sel-sel akar yang tumbuh mendatar merasakan rangsangan gravitasi ke arah bawah. Rangsangan ini ditanggapi oleh tumbuhan dengan bekerjanya hormon tertentu yang menghambat pertumbuhan sel-sel di bagian bawah (kuning) sedangkan sel-sel di bagian atas (merah) tumbuh memanjang secara wajar. (B). Hasilnya adalah akar yang tumbuh menekuk ke arah tarikan gravitasi. |
Kajian tentang gravitropisme ini merupakan bagian dari cabang biologi baru yang disebut: Astrobiologyatau Space Biology, yakni Biologi Ruang Angkasa. Pengkajian tumbuh-tumbuhan di ruang angkasa akan memberikan pengetahuan penting yang diperlukan bagi pengembangan sistem pendukung kehidupan manusia di ruang angkasa, termasuk pertanian di ruang angkasa. Sistem ini diperlukan bagi misi jangka panjang di ruang angkasa, mengingat fungsi penting tumbuhan dalam daur oksigen, karbon dioksida, air, serta penyedia makanan bagi manusia dan hewan.
Demikianlah, pergerakan akar tumbuhan ke arah tanah tampaknya merupakan hal sederhana. Sedemikian sederhana sehingga tak pernah terlintas dalam benak kita. Sebaliknya, para ilmuwan masih tidak mampu memaham fenomena ini meski telah melakukan penelitian selama lebih dari 100 tahun dengan bantuan peralatan secanggih pesawat ruang angkasa. Ini merupakan bukti rumitnya cara-kerja pergerakan akar, dan keterbatasan ilmu manusia dibanding kecerdasan sang Pencipta akar tumbuhan. Dialah Allah, yang telah menciptakan tumbuhan dengan sangat sempurna hingga bagiannya yang terkecil, termasuk proses pertumbuhan akar menuju tanah melalui peristiwa gravitropisme. Hanya dengan kesempurnaan akar inilah tumbuhan dapat melaksanakan perannya di bumi untuk menunjang kelangsungan hidup manusia. Manusia tak sepatutnya merasa besar diri karena ilmunya yang dangkal. Sebaliknya hendaknya mereka mengagungkan Allah dan bersyukur atas segala nikmatNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar