Lucia
Maria Idayanti Pusparini terbangun begitu mendengar bunyi teklik…
teklik…. Sumber bunyi itu adalah ibu jari tangannya yang tiba-tiba
bengkok, sulit digerakkan. Rasa nyeri merambat di sekujur jempol tangan
kanannya hingga ia memekik sakit.
Komentar
Semula Lucia Maria Idayanti Pusparini
menduga ia terkilir. Oleh karena itu keesokan paginya ia memanggil
tukang pijat untuk mengurut ibu jarinya. Namun, kejadian seperti malam
itu kembali terulang. Malahan nyeri sendi tak hanya di tangan, tetapi
juga jari kaki. Persendian kakinya memerah. Ia menitikkan air mata
menahan nyeri. Kondisi itu yang mendorong Lucia memeriksakan diri ke
klinik.
Dokter mendiagnosis hiperurisemia alias
kelebihan asam urat. Itu merujuk pada hasil laboratorium yang
menunjukkan kadar asam uratnya 8,9 mg/dl. Kadar normal untuk perempuan
berkisar 2,6-6 mg/dl. Setelah mengetahui biang keladi rasa nyeri, pada
pertengahan Agustus 2007 ia mengkonsumsi pereda asam urat dan analgesik
yang beredar di pasaran.
Kebutuhan Kecil
Gangguan kesehatan itu menghambat
aktivitas Lucia sebagai perawat. Kegiatan mengisi waktu luang dengan
membuat manik-manik dan beragam kue juga sulit dilakukan. Asam urat
alias gout sejatinya adalah penyakit lama. Bapak kedokteran,
Hippocrates, mengenal asam urat pada 2.000 tahun lampau. Karena saat itu
kerap menyerang keluarga menengah atas, asam urat disebut penyakit
raja.
Menurut dr Tomi Hardjatno MS, staf
pengajar Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
asam urat hasil akhir metabolisme purin. Fungsi asam urat membentuk
inti-inti sel. Namun, jumlah yang diperlukan tubuh sangat kecil. ‘Secara
normal tubuh mengeluarkan sisanya melalui usus atau pun feses sebanyak
20% dan 80% sisanya dikeluarkan dalam bentuk urine dengan perantaraan
ginjal,’ tutur Tomi.
Dokter Suryo Wibowo mengatakan asam urat
merupakan asam berbentuk kristal, hasil akhir metabolisme purin. Secara
alamiah, purin terdapat dalam tubuh. Tubuh menyediakan 85% senyawa purin
untuk kebutuhan setiap hari. Artinya kebutuhan purin dari makanan hanya
15%. Konsumsi alkohol, telur, ikan sarden, dan jeroan-hati, jantung,
babat, limpa- meningkatkan kadar asam urat. Itu akibat kerja enzim
hipoksantin untuk mengolah purin kian berat. Akibatnya banyak sisa asam
urat di dalam darah, berbentuk butiran, dan mengumpul di sekitar sendi
sehingga menimbulkan nyeri. Asam urat berlebih berpadu dengan natrium
dan membentuk kristal natrium urat.
Lipoksigenase
Ketika obat-obatan antiasam urat yang ia
konsumsi tak kunjung menyembuhkan, Lucia menerima saran tetangganya,
Siska. Siska menyarankan agar Lucia mengkonsumsi ekstrak teripang. Pada
Oktober 2007, mulailah Lucia mengkonsumsi 2 sendok makan ekstrak
teripang. Frekuensinya 2 kali sehari. Baru beberapa hari menyantap
ekstrak satwa laut itu, ia merasakan badannya serasa dipukuli. Lucia
sempat ragu.
Siska kembali menyarankan agar konsumsi
terus dilanjutkan. Tubuh yang sakit itu pertanda ekstrak teripang sedang
bekerja. Sepekan kemudian perempuan kelahiran 12 September 1959 itu
memekik kegirangan. Ibu jari tangan kanannya yang selama 2 bulan kaku
mulai leluasa digerakkan. Lucia senang bukan kepalang sehingga ia
melanjutkan konsumsi teripang.
Tiga bulan setelah rutin mengkonsumsi
ekstrak teripang, ia memeriksakan diri ke klinik. Hasilnya, kadar asam
uratnya 5,9 mg/dl. Meski demikian ia tetap mengkonsumsi ekstrak beche de
mer- sebutan teripang di Perancis- untuk menjaga kesehatan. Di Pulau
Langkawi, Malaysia, teripang sohor sebagai obat nyeri sendi akibat asam
urat. Kepada Trubus, ahli nutrisi Walter Kee Mun Yee alumnus Wisconsin
University mengatakan teripang mengandung kondroitin sulfat dan
glukosamin.
Kondritin sulfat berperan memulihkan
penyakit sendi. Sedangkan glukosaminoglikan merupakan zat
antithrombogenik pelancar peredaran darah yang menggumpal. Pada
penderita asam urat, jumlah glukosamin dan kondritin sedikit.
Riset Dr Mittchell Kurk dari Pusat
Revitalisasi Biomedis, New York, Amerika Serikat, menunjukkan teripang
berkhasiat meningkatkan kesehatan fi sik bagi 70% penderita radang sendi
akibat asam urat. Ini akibat glukosamin merangsang tubuh mensekresikan
cairan sinovial untuk lubrikasi persendian. Menurut dr Zen Djaja MD,
dokter di Malang, Jawa Timur, satwa anggota famili Holothuriidae itu
mengandung asam lemak 12-MTA alias metthyltetradecanoic acid.
Asam itu ampuh menghadang enzim 5-Lox
atau populer sebagai lipoksigenase, enzim yang mengoksidasi lemak tak
jenuh menjadi peroksida. Menurut dokter alumnus Universitas Katolik
Atmajaya itu kolagen dalam teripang mengaktifk an enzim urikase sehingga
lebih aktif memecah asam urat menjadi allantoin. Dengan demikian asam
urat tidak menumpuk dan menimbulkan radang sendi. (Faiz Yajri)
Sumber: Trubus Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar