Ilustrasi (hasan/detikfoto)
Jakarta - Kebijakan SMS interkoneksi berbasis biaya (cost based) ternyata tak menghalangi Axis untuk terus memberikan penawaran SMS gratis lintas operator. Hanya saja, jumlah SMS gratisnya berkurang drastis.
Menurut Head of Corporate Communication Axis Telekomunikasi Indonesia, Anita Avianty, SMS gratis off-net ini terpaksa dikurangi jumlahnya, dari 10 ribu SMS per hari menjadi hanya gratis 50 SMS per hari.
"Tapi kalau on-net untuk sesama Axis, penawaran SMS gratis masih tetap sama, 10 ribu SMS per hari. Tarif promo ini sudah kami laporkan ke BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia)," kata dia di Mal Bellagio, Jakarta, Kamis (14/6/2012).
Dalam interkoneksi cost based ini, setiap SMS yang dikirimkan pelanggan Axis ke operator lain, Axis akan menanggung beban Rp 23 per SMS.
Itu artinya, jika tiap pelanggan sehari memanfaatkan pengiriman 50 SMS, maka Axis akan mensubsidi sekitar Rp 1.150.
Dan jika seluruh pelanggan Axis yang jumlahnya 17 juta melakukan hal yang sama, maka dalam sehari Axis akan mensubsidi Rp 19.550.000.000 atau Rp 586.500.000.000 dalam sebulan.
"Itu sebabnya kami bilang biaya Rp 23 itu masih kemahalan. Karena biaya produksi sesungguhnya untuk SMS hanya Rp 5," sesal Daniel Horan, Chief Marketing Officer Axis.
Tentu kondisi ini jauh berbeda ketika skema Sender Keep All (SKA) untuk SMS interkoneksi masih diberlakukan. Sebab dalam skema SKA, operator si pengirim SMS tak perlu menyetor sejumlah dana ke operator penerima SMS.
Sementara skema SMS interkoneksi berbasis biaya yang saat ini diterapkan. Dimana ada beban biaya Rp 23 per SMS yang harus disetorkan oleh operator si pengirim ke operator penerima SMS.
( rou / ash )
Menurut Head of Corporate Communication Axis Telekomunikasi Indonesia, Anita Avianty, SMS gratis off-net ini terpaksa dikurangi jumlahnya, dari 10 ribu SMS per hari menjadi hanya gratis 50 SMS per hari.
"Tapi kalau on-net untuk sesama Axis, penawaran SMS gratis masih tetap sama, 10 ribu SMS per hari. Tarif promo ini sudah kami laporkan ke BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia)," kata dia di Mal Bellagio, Jakarta, Kamis (14/6/2012).
Dalam interkoneksi cost based ini, setiap SMS yang dikirimkan pelanggan Axis ke operator lain, Axis akan menanggung beban Rp 23 per SMS.
Itu artinya, jika tiap pelanggan sehari memanfaatkan pengiriman 50 SMS, maka Axis akan mensubsidi sekitar Rp 1.150.
Dan jika seluruh pelanggan Axis yang jumlahnya 17 juta melakukan hal yang sama, maka dalam sehari Axis akan mensubsidi Rp 19.550.000.000 atau Rp 586.500.000.000 dalam sebulan.
"Itu sebabnya kami bilang biaya Rp 23 itu masih kemahalan. Karena biaya produksi sesungguhnya untuk SMS hanya Rp 5," sesal Daniel Horan, Chief Marketing Officer Axis.
Tentu kondisi ini jauh berbeda ketika skema Sender Keep All (SKA) untuk SMS interkoneksi masih diberlakukan. Sebab dalam skema SKA, operator si pengirim SMS tak perlu menyetor sejumlah dana ke operator penerima SMS.
Sementara skema SMS interkoneksi berbasis biaya yang saat ini diterapkan. Dimana ada beban biaya Rp 23 per SMS yang harus disetorkan oleh operator si pengirim ke operator penerima SMS.
( rou / ash )
Sumber : http://inet.detik.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar