
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi sebutir benih dengan jarak 20–70 sentimeter.
Pada umur empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk berimbang (Urea, TS, dan KCL).
Kemudian, pada umur 35 hari pemupukan
kedua dengan jenis pupuk sama. Usai pemupukan, jagung tidak dirawat
lagi walaupun ditumbuhi rerumputan untuk menjaga agat tidak mengganggu
proses perbungaan sampai siap dipanen.
Dalam satu batang, jagung manis memiliki
satu–tiga tongkol, tapi untuk menjaga agar buah maksimal satu batang
ditinggalkan satu tongkol. Sedangkan soleng (buah muda) bisa dipanen
dan dijual untuk konsumsi sayur pada umur 50 hari. Dengan menjual
soleng tersebut, biasanya mampu mengembalikan modal petani untuk
pengadaan pupuk dan bibit, sehingga petani mendapatkan keuntungan utuh
saat panen.
Selain soleng, daun jagung juga bisa dijual untuk pakan ternak.
Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg
Urea, 100 kg TS, dan 100 kg KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi,
lebih memuaskan dibantu dengan pupuk kandang untuk mengurangi pupuk
kimia. Pada kondisi sekarang, jagung muda dapat dipanen pada umur 70
hari. Waktu panen singkat itu ditambah lagi dengan pengolahan yang
tidak sulit.
Jika ada gejala serangan hama atau
penyakit, segera konsultasikan dengan penyuluh pertanian yang ada atau
semprotkan pestisida yang disarankan Dinas Pertanian. Penggunakan
pestisida digunakan secara bijaksana. Artinya, jika serangan
hama/penyakit di atas ambang batas serangan, baru disemprot.
Tanaman jagung membutuhkan air yang
cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil produksi yang baik. Air
diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan pengisian biji
(60–80 hari). Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari tanaman
tergenang air.
Panen dan Pemasaran Hasil
Tanaman jagung manis dapat dipanen jika berumur 70 hari.
Ciri jagung dapat dipanen: Kelobot (bungkus janggel jagung) berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya mengilat.
Setelah dipanen, jagung dipipil dan
dikeringkan hingga kadar air 15%, sebaiknya dipanen saat jagung sudah
benar-benar kering. Jagung pun siap dijual dengan hasil yang layak.
Sumber : http://tani.blog.fisip.uns.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar