Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, 23 Mei 1998, Meksiko City, Meksiko
(Asal bahasa Inggris)
|
Yesus meninggalkan kita
hampir 2.000 tahun yang lalu, tetapi ajaran dan energi spiritual-Nya masih
memberkati kita, dan membuat banyak dari kita suci dan berbudi, serta membuat
kita selalu ingat kepada Tuhan. Saya baru saja membaca beberapa ajaran Guru hari
ini, dan ajarannya sangat indah! Bahasa para Guru adalah bahasa cinta kasih,
puitis, dan Surgawi. Saya telah menemukan banyak Guru agung berbicara
bahasa yang hampir serupa. Saya tidak bermaksud bahasa asing yang sama, tetapi
sejenis ekspresi yang sama: sangat puitis, sangat romantis, bahkan secara fisik
sangat enak didengar telinga.
Kita sebaiknya selalu
berbicara dengan bahasa seperti ini setiap hari. Tetapi sayangnya, terkadang kita
lupa. Kadang kala kita harus berurusan satu sama lain atau dengan orang lain dengan
cara yang lebih agresif dan kurang romantis. Hal ini sangat disesalkan oleh kita
semua. Ketika kita dimabuk cinta, kita menjadi seperti penyair, musisi, bidadari
atau seperti makhluk surgawi yang mulia. Kita melayang di udara; kita tidak
berjalan. Kita bernapas dengan jiwa, bukan dengan pikiran. Kita berpikir dengan
hati, bukan dengan otak, dan kita berbicara dengan bahasa cinta. Atau, kita
bahkan tidak berbicara. Kita kadang tidak menginginkannya. Kita hanya ingin
duduk di sana dan berpegangan tangan, seperti dua boneka!
Ada lelucon tentang orang
yang sedang jatuh cinta. Dikatakan bahwa jika Anda ingin tahu apakah sepasang
kekasih sedang jatuh cinta, Anda dapat mengamati mereka. Jika pasangan itu
saling mencintai, mereka hanya duduk di sana, saling melihat ke dalam mata,
berpegangan tangan atau tanpa berpegangan tangan, dan tanpa berbicara apa pun.
Mereka hanya saling melihat dengan tenang, duduk di sana bersama-sama; hanya
dengan bersama sudah sangat membahagiakan mereka. Tetapi, jika Anda melihat
pasangan yang duduk di sana, mungkin banyak berbicara dengan suara keras, atau
melihat ke arah yang berbeda, maka Anda tahu bahwa mereka bukan kekasih.
Guru Quetzalcoatl juga
menyebutkan banyak tentang keheningan: “Diamlah sehingga Anda dapat melihat
Cahaya dan musik batin atau suara batin.” Itulah yang dia katakan. Dia berkata
jangan mengajarkan orang apa yang tidak Anda mengerti, karena itu kosong dan
tanpa isi. Kita dapat mengulang kata-kata dari Guru di masa lampau, tetapi jika
kita tidak memiliki kesadaran spiritual dalam batin, maka kata-kata kita kosong.
Kita-kata kita mungkin terdengar sama, tetapi tidak secara puitis
dikaruniai dengan cinta kasih, dan tidak diberi kuasa dengan berkat Tuhan,
sehingga kata-kata yang kosong itu gagal menyadarkan jiwa kita yang terdalam
yang beristirahat, dan tidak membantu kita terangkat.
Itulah mengapa Guru menyuruh
semua orang untuk diam, jika mereka tidak tahu. Kata-katanya, meskipun dari
beberapa ribu tahun yang lalu, masih benar sampai hari ini. Dan sangat indah!
Jika kita berbicara dengan bahasa seperti ini setiap hari untuk mengajar orang
lain, kita tidak akan pernah harus mengalami Perang Dunia I, Perang Dunia II
atau perang apa pun. Jika tidak dapat berbicara kata-kata bijaksana, maka lebih
baik kita diam.
Bahasa yang terbaik adalah
bahasa jiwa, suara batin atau suara Surgawi dalam batin. Itulah mengapa kapan
pun kita merasa lelah akan perlakuan kejam dunia, ketika kita lelah akan
perjuangan yang tanpa akhir untuk bertahan hidup, ketika kita lelah akan
kelelahan mental, dan kita duduk melakukan Quan Yin untuk beberapa saat, maka
kita akan merasa tenang serta bebas dari keadaan berat yang telah membelenggu
jiwa batin kita. Kadang kala kita merasa sangat gelisah karena gangguan fisik,
lingkungan yang berpolusi, atau pekerjaan dan profesi yang penuh tekanan. Tetapi,
saat kita mendengarkan musik batin, ajaran Tuhan dalam batin atau suara batin,
kita akan merasa damai dan tenteram dengan segera.
|
Sumber : http://godsdirectcontact.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar