Kualitas Spiritual yang Terpenting
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Duisburg, Dusseldorf, 17 Desember 2006
(Asal bahasa Jerman dan Inggris)
Kalian harus
belajar untuk menjadi rendah hati. Nomor satu: Tidak mementingkan diri
sendiri. Nomor dua: Rendah hati. Yang paling penting adalah
tidak mementingkan diri sendiri, dan yang lainnya adalah kerendahan
hati; mereka adalah yang terpenting. Setelah itu, maka yang lainnya
akan datang; kalian akan meningkat dengan cepat. Namun, jika kalian
selalu berpikir tentang diri kalian sendiri, maka kalian akan tetap
tinggal di sana. Hal ini dapat saya janjikan kepada
kalian, 100%. Hal pertama adalah tidak mementingkan diri
sendiri. Tidak mementingkan diri sendiri berarti kalian berpikir
tentang orang lain terlebih dahulu daripada diri kalian sendiri.
Kalian berkorban. Kemudian nomor dua adalah kerendahan hati.
Dan nomor tiga adalah mungkin … baiklah, mereka semua
akan datang bersama. Dua hal ini cukup. Tidak mementingkan diri
sendiri berarti selalu mencintai; menjadi penuh kasih dan baik hati.
Kerendahan hati berarti kalian menempatkan diri kalian sendiri pada
urutan terakhir; kalian patuh; kalian mendengarkan instruksi; kalian
berpikir bahwa diri kalian bukanlah siapa-siapa. Dan itu bagus, karena
kalian tidak memiliki siapa pun. Kalian adalah Orang Suci. Jadi,
bertingkah lakulah seperti Orang Suci. Kalian semua Orang Suci; oleh
sebab itu, kita tidak memiliki siapa pun atau tidak memiliki diri.
Tidak mementingkan
diri sendiri normal bagi kita. Itu haruslah normal, karena kita adalah
Orang Suci. Kita tidak memiliki siapa pun. Kita tidak memiliki
keinginan apa pun. Kita tidak di sini! Kita tidak hadir.
Oleh sebab itu, kalian akan meningkat lebih cepat. Jika kalian menyadari
bahwa kita tidak benar-benar di sini, bahwa kita hanyalah bayangan dari
dunia yang fana ini, lalu bagaimana kita bisa terlalu cemas terhadap
diri kita sendiri? Oleh sebab itu, apa pun yang seseorang katakan
adalah OK. Jika mereka memberitahu kalian untuk pergi ke sini, kalian
pergi ke sini. Jika mereka memberitahu kalian untuk
pergi ke sana, kalian pergi ke sana. Terutama ketika saya yang
mengatakannya! Jika saya berkata dan kalian bahkan tidak mendengarkan,
bagaimana kalian akan mendengarkan orang lain, seperti bos atau
teman-teman kalian? Bagaimana kalian menyerahkan atau memberi
jalan kepada orang lain?
Jadi, jika kalian menyadari bahwa
kalian bukanlah siapa-siapa dan kalian tidak perlu benar-benar
menganggap “diri” ini, lalu kalian selalu memiliki Diri yang lebih
besar. Namun, ketika kalian hanya berpikir tentang diri kecil ini di
sini, yang hanyalah tubuh, lalu kalian hanya terhenti di sana dengan
yang kecil ini, dan kalian tidak akan pernah pergi ke tempat lain;
kalian tidak akan pernah berkembang lebih besar. Ketika kalian masih
kecil dan sangat muda, seperti saat bayi atau bahkan berumur dua, tiga,
atau empat tahun, kalian sangat menyukai masa kanak-kanak kalian.
Ayah kalian menjaga, ibu kalian menjaga, kalian selalu
mempunyai sesuatu untuk dimakan, tanpa ada kecemasan dan setiap orang
melindungi kalian. Kalian tidak harus bekerja; kalian bahkan
tidak harus bersekolah. Wah! Ini adalah waktu yang sangat menyenangkan!
Namun, apakah kalian ingin tetap selamanya berumur tiga atau empat tahun?
Ini mustahil!
Jadi, tidaklah mungkin tetap
selamanya berumur tiga atau empat tahun, menikmati semua
kemanjaan, cinta, dan perhatian tanpa kecemasan sedikit pun.
Kalian tidak bisa melakukannya! Sama halnya, kita tidak bisa selamanya
menjadi orang suci kecil, orang suci yang tidak peduli atau orang suci
yang sangat rendah tingkatannya. Kita harus membiarkannya pergi untuk
bisa berkembang lebih besar.
Kerendahan Hati Merupakan Unsur yang Paling Penting dalam Latihan
Rohani
Maka, kerendahan hati merupakan unsur yang paling penting dalam latihan
rohani. Siapa pun yang menguji kesabaran kita adalah Guru kita;
orang-orang yang mengalahkan dan memaki kita adalah Guru kita, itu semua
untuk melatih tenggang-rasa kita dan memberi kita suatu kesempatan untuk
bercermin. Ini juga baik. Tidak buruk, kecuali tindakan-tindakan yang
merugikan umum, maka kita harus berusaha menghentikannya. Bila dia hanya
menguji kita, maka biarkanlah dia menguji kita sampai akhir; makin keras,
makin baik bagi kita. Emas bercahaya lebih cemerlang setelah ia ditempa
dalam api. Emas asli tidak takut api!
Saya tidak hanya menyampaikan ini kepada kalian; saya mempraktikkan apa
yang saya katakan. Saya harus melakukannya karena saya teladan kalian.
Maka, tidak perlu bertanya kepada saya alasan saya sama sekali tidak
goyah saat orang-orang memfitnah saya. Bila saya tidak dapat bertenggang
rasa tentang hal itu, maka apa yang dapat saya tenggang rasa? Kecuali
bila merugikan umum atau orang lain, maka saya akan memikirkan suatu
cara untuk menghentikannya. Bila hanya merugikan saya, tidak apa-apa!
Sekarang Anda mengetahui apakah ego dan cara menghilangkannya. Jangan
biarkan ego kalian bertumbuh lebih kuat dan mengurung kalian seperti
sebuah dinding. Kalian akan percaya saja bahwa kalian adalah orang ini
dan ini adalah diri kalian. Itulah ego.
Kalian hanya akan melanjutkan dan melakukan hal-hal salah yang sama, dan
selanjutnya kalian akan menjadi lebih buruk. Jika tidak ada orang yang
menghentikannya bagi kalian, kalian akan semakin buruk. Kalian akan
mengira baik saja dan merasa bahagia karenanya. Akhirnya, akan menjadi
suatu kebiasaan, seperti halnya merokok dan mabuk-mabukan. Walaupun
kalian mengetahui itu buruk bagi tubuh kalian, kalian menjadi sangat
kecanduan pada kebiasaan itu dan kalian minum dan merokok lebih banyak
lagi. Itu sebabnya kita harus belajar menjadi rendah hati.
Kita tidak seharusnya menambah lebih banyak pada kebiasaan yang telah
kita kumpulkan sepanjang banyak masa kehidupan, dan kita tidak
seharusnya membiarkannya bertumbuh lebih kuat sampai menjadi tidak dapat
diperbaiki nantinya. Kita sudah memiliki sangat banyak kebiasaan buruk.
Bila kita tidak menguranginya, tetapi menambahnya lebih banyak, bagaimana
kita dapat mengendalikannya? Tidak ada cara untuk menguranginya bahkan
bila kita menginginkannya. Kapan kita dapat selesai menguranginya? Kita
telah mengumpulkan demikian banyak. Sudah cukup sulit bagi kita
menghindari agar tidak mendapatkan lagi, masih lagi kita perlu menghapus
kebiasaan-kebiasaan kuat itu, dan bahkan tradisi yang kita telah
kumpulkan melalui banyak masa kehidupan! Itu sebabnya kita harus
menggunakan kekuatan dunia supra ini, getaran meditasi Suara, untuk
membersihkannya dengan cepat. Pencucian otak biasa tidak berguna. Hanya
berlatih meditasi Suaralah yang benar-benar "pencucian otak."
Kalian bertanya kepada saya cara menghindari ego. Saya menyarankan
kepada kalian untuk melakukan lebih banyak meditasi Suara. Bila kalian
sadar, usahakan untuk meneliti dan mengendalikan diri kalian sendiri.
Jangan menambah lagi atau mengulangi kebiasaannya. Bila kalian dapat
menghindarinya, maka hentikan. Bila kita tidak sadar akan ego kita, maka
tiada yang dapat kita lakukan. Itu bahkan lebih buruk. Kita harus
melakukan lebih banyak meditasi Suara! Lakukan lebih banyak meditasi
Suara! Lakukan lebih banyak meditasi Suara! Yang membersihkan kita
dengan sendirinya; tiada cara lain. (Tepuk tangan) Sekarang kalian
menyadari bahwa Metode Quan Yin sungguh hebat! Tanpanya, kita tidak
pernah dapat membersihkan kebiasaan-kebiasaan kita yang banyak sekali!
Kerendahan Hati
Membuka Pengetahuan Sejati
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Retret 3 hari Eropa,
Paris, Prancis, 22 Agustus 2007 (Asal bahasa Inggris)
Kerendahan hati
sangatlah penting. Kerendahan hati berarti ketiadaan ego. Ego berarti
ketiadaan kerendahan hati. Tanpa kerendahan hati, kalian akan
menyebabkan banyak masalah dan sakit kepala kepada setiap orang,
termasuk Guru. Bahkan pada saat kalian ingin melakukan sesuatu yang
baik, akan tetapi kalian melakukannya dengan ego. Hanya dengan cara
yang kalian pikirkan! Kalian mengabaikan orang lain. Kalian tidak
mempertimbangkan yang lainnya. Ini bukan karena kalian menginginkannya;
akan tetapi kalian hanya hidup dengan cara seperti itu. Ego kalian
membawa kalian ke dalam cara hidup tanpa pertimbangan semacam itu, dan
kalian akan mengalami kesulitan untuk memahami perasaan atau
kesenangan hidup orang lain.
Jadi, ego adalah
musuh kalian yang terburuk, lebih buruk daripada makan daging! Jika
orang telah membunuhnya dan kalian memakannya, oke, kalian mendapatkan
beberapa karma, dan kalian tidak mempunyai welas asih. Tetapi, dengan
ego, kalian bahkan mengorbankan welas asih, karena kalian tidak tahu
lagi apa welas asih itu. Kalian buta terhadap orang lain di sekitar
kalian, terhadap perasaan, emosi, dan kebutuhan mereka. Kalian buta!
Jika kalian mempunyai ego, maka kalian hanya berpikir mengenai diri
kalian sendiri dengan cara yang kalian inginkan. Kalian melakukannya
dengan cara kalian, dan kalian tidak memikirkan alternatif lain. Kalian
tidak mempertimbangkan orang lain. Ego adalah sesuatu yang berdiri di
antara kalian dan pengetahuan Tuhan yang sebenarnya. Jadi, siapa pun yang
mempunyai ego besar, jangan menganggap diri kalian pandai sama sekali!
Kalian hanya mengulang seperti burung beo, belajar dari apa pun yang
kalian ketahui. Tetapi, kalian tidak sepandai itu.
Seseorang yang
benar-benar berpengetahuan tidak mempunyai ego. Setelah itu, pengetahuan
kalian baru akan bersinar, dan kalian melakukan segalanya dengan benar!
Hanya seperti itu. Jadi, jangan takut akan bahaya atau masalah apa pun –
takutlah terhadap ego kalian. Ego itu apa? Dari mana kita mempunyai ego?
Ego berasal dari kesan kehidupan di masa lampau, kebiasaan dan pergaulan
yang terkumpul sedikit demi sedikit, serta dari latar belakang. Jika
kalian belajar sesuatu dan kalian menjadi mahir dalam hal itu, lalu
kalian belajar sesuatu yang lain dan kalian menjadi mahir dalam hal itu,
dan setiap orang terus memuji kalian, lalu dengan berlalunya waktu,
kalian menjadi terbiasa dengan pujian sehingga ego kalian tumbuh dan
kalian berpikir bahwa apa pun yang kalian lakukan adalah baik karena
kalian telah terbiasa menjadi orang yang paling atas. Lalu kalian tidak
mempertimbangkan orang lain dan jadilah suatu kebiasaan. Tapi, ini semua
sangat buruk untuk kita; maka cobalah untuk menghapusnya.
Hanya ketika kalian
menghapus ego kalian, maka pengetahuan kalian akan benar-benar terbuka.
Itulah mengapa di zaman dahulu dikatakan, “Orang yang mengetahui tampak
seperti orang yang berpengetahuan rendah,” dia tampak seperti seseorang
yang tidak tahu, karena dia mungkin tidak memamerkan keahlian atau
pengetahuan duniawinya. Dia bahkan tidak ingin pamer! Jika dia
mengetahui, dia tidak pamer. Baginya itu tidak penting lagi. Hal yang
terpenting adalah pengetahuan sejati Surga, pengetahuan sejati, asli,
yang kita abaikan demi belajar beberapa keahlian atau sesuatu di dunia
ini, atau demi doktrin atau kebijakan atau bakat istimewa, hanya untuk
berada di posisi puncak dalam masyarakat – mengorbankan Diri Sejati kita
sendiri dan pengetahuan sejati yang senantiasa kita miliki, hanya untuk
menjadi orang hebat.
Jadi, mempunyai
pengetahuan di dunia ini bukanlah prioritas utama, sungguh. Tentu saja,
pelajari apa yang kalian bisa untuk bertahan hidup. Tetapi, jika kita
mengorbankan pengetahuan sejati kita demi keahlian duniawi, maka itu
sangat disayangkan. Itu hanya akan meningkatkan ego kita, dan akan
memisahkan kita lebih jauh dari pengetahuan sejati kita – dari Dia yang
mengetahui segalanya, Dia yang meliputi semua tempat, dan Dia yang tidak
pernah salah.
Kualitas
dari Kasih Tanpa Pamrih
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Austria, 27 Mei 2007
(Asal bahasa Inggris)
Kasih tanpa pamrih adalah kekuatan yang sangat mengangkat.
Kalian harus berusaha menjadi seperti itu, tetapi saya tidak bisa mengajari
kalian. Saya tidak bisa. Itu harus dilakukan sendiri. Saya tidak bisa memaksa
kalian melakukan kasih tanpa pamrih. Lalu kalian berkata, “OK saya memberi ini
dengan kasih tanpa pamrih," bukanlah seperti itu. Itu harus nyata dan dari hati.
Setiap saat, setelah kalian melakukan sesuatu tanpa pamrih, sungguh-sungguh
tanpa pamrih, tanpa memikirkan imbalan, hanya untuk memberi manfaat bagi si
penerima, maka kalian akan segera mendapatkan suatu pengungkapan atau suatu
penglihatan yang baik, suatu ide pencerahan atau sesuatu yang belum pernah
diungkapkan kepada kalian sebelumnya. Mungkin berkah atau kegembiraan atau
kebahagiaan dari perlindungan Surgawi atau rahmat Surgawi – kalian akan
merasakannya.
Saya tidak bisa mengajari kalian. Saya hanya bisa
memberitahu kalian untuk menjadi seperti ini, tetapi saya tidak bisa
mengajarinya kepada kalian. Itu tergantung karma kalian; itu tergantung pada
tekad kalian untuk menjadi baik; itu tergantung tekad kalian untuk mendapatkan
berkah yang hilang dari kalian. Jika kalian sungguh-sungguh bertekad, lalu
pikiran kalian juga akan berubah secara otomatis, lalu kalian akan menjadi tanpa
pamrih pada satu titik. Atau kalian akan menjadi tanpa pamrih dari titik itu
lalu hidup kalian akan berubah. Tapi, semua ini hanyalah membicarakan tentang
kasih tanpa pamrih; saya tidak bisa membantu kalian melakukannya. Saya bahkan
tidak bisa memberikan kalian kasih tanpa pamrih ini, karena itu semua milik
kalian. Kalian menggunakannya atau tidak; itu terserah pada kalian.
Kasih tanpa pamrih adalah ketika kalian melakukannya tanpa
berpikir bahwa kalian tanpa pamrih. Kalian hanya melakukannya secara otomatis
dan Surga akan menilainya untuk kalian. Berusahalah untuk menjadi tidak
mementingkan diri sendiri pada setiap saat; paling tidak latihlah diri kalian,
sehingga suatu hari itu akan menjadi nyata; itu akan menjadi otomatis. Latihlah
diri kalian dalam tiap tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri yang kalian
bisa; juga kebaikan secara acak seperti yang telah saya katakan kepada kalian.
Saya melakukannya bukan karena saya menginginkan berkah dari Surga; saya hanya
melakukannya karena itu memberikan kesenangan kepada orang lain. Dan saya merasa
apa yang dirasakannya, karena saya bisa mengidentifikasikan diri saya dengan
orang itu.
Itu
bukanlah sepertinya saya adalah seorang ahli nujum atau saya mempunyai
mata ketiga untuk melihat. Bukanlah seperti pengetahuan sejenis itu yang
sedang saya bicarakan. Saya hanya tahu segala hal, seperti apa yang
dirasakan kasir di toserba sepanjang hari ketika dia menggerakkan
tangannya dan kadang-kadang memegang barang yang berat, seperti satu pak
besar air mineral atau sebotol besar susu. Dia harus memegangnya,
memindainya dan meletakkannya pada sisi yang lain, lalu kadang-kadang
harus mengangkatnya lagi ke dalam kantong plastik untuk seseorang. Atau,
dia mengangkat sesuatu ke atas untuk dipindai dan segalanya; dia
melakukannya sepanjang hari. Saya tahu itu. Saya tahu bahwa dia akan
merasa kesakitan, tapi tidak setiap orang mengetahui itu, walaupun itu
sejelas tangan kalian di sini. Kalian tidak akan mengetahuinya, tetapi
saya tahu. Itulah sebabnya saya mengatakan kepada kalian bahwa saya tahu
segalanya. Dan saya tahu bagaimana sopir taksi merasakan kejemuannya
setiap hari demi memberi makan kepada dua orang anak dan membesarkan
mereka hingga kuliah. Dan bahkan ibu yang tinggal di rumah membantu
beberapa sanak keluarga di Kosovo atau Afrika atau di mana pun dia
berasal. Banyak sopir taksi yang saya temui adalah orang asing di Eropa.
Jadi, saya tahu apa yang mereka rasakan. Saya hanya mengetahuinya, dan
saya bersimpati dengan orang-orang ini. Itulah sebabnya saya memberitahu
kalian bahwa saya tahu segalanya, betapa saya mengasihi mereka.
Bertindaklah secara Murni
Demi Makhluk Lain
Apa pun
yang saya berikan kepada mereka adalah kasih murni, hanya untuk
membuat hidup mereka lebih baik, paling tidak untuk hari itu. Saya
berbicara dengan mereka; saya menanyakan mereka mengenai apa yang
mereka rasakan di negeri ini, dan mereka memberitahu saya segalanya.
“Oh, sangat keras, bahasanya, dan menjadi pendatang baru sangatlah
sulit; saat ini kita masih merasa seperti orang asing di sini. Mereka
tidak berpikir kita adalah orang Prancis dan mereka tidak berpikir
kita adalah orang Inggris.” Dia memberitahu saya semua emosinya dan
permasalahan keluarganya maupun perasaannya yang paling mendalam,
segalanya. Dan saya yakin dia akan merasa jauh lebih baik setelah itu.
Dia merasa lega. Bukan hanya tip yang saya berikan kepadanya; saya
memberikan kasih saya, telinga simpati, dan tangan simpati kepadanya.
Itu karena saya tahu bagaimana dan apa yang dirasakannya; saya hanya
mengetahuinya. Maka, saya tidak ingin membanggakannya kepada kalian,
dengan mengatakan bahwa ini adalah sejenis kasih tanpa pamrih. Tapi,
ini adalah sejenis kasih tanpa pamrih! Saya melakukannya hanya untuk
mereka, bukan untuk saya. Kadang-kadang saya lebih suka duduk dengan
diam dan bermeditasi, yang juga baik untuknya. Tapi bagi dia, bantuan
praktis adalah berbicara saja dengannya dan memberikannya tip yang
baik. Atau, saya membiarkan dia bicara dan saya bermeditasi saja. Tapi,
saya mendengarkan, paham? Dia tahu saya sedang mendengarkan, dan itu
membantunya.
Ini hanyalah sebuah contoh. Apa pun yang kalian lakukan untuk orang lain, secara murni demi perasaan baik
mereka dan kebahagiaan mereka sendiri – itulah kasih tanpa pamrih.
Bahkan tidak mempertimbangkan mempunyai imbalan dari Surga atau
mempunyai berkah dikarenakan kasih tanpa pamrih – itulah kasih tanpa
pamrih. Tapi, kalian harus melakukannya. Kalian harus melatih kembali
diri kalian. Kalian memilikinya di dalam diri kalian! Kalian adalah
kudus. Kalian berasal dari Tuhan, atau paling tidak kalian memiliki
suatu kualitas dari Tuhan. Kalian adalah itu. Kalian hanya perlu untuk
melatih kembali diri kalian, OK? Melatih kembali diri kalian ke dalam
jejak kaki kudus. Pergilah ke arah itu, lalu secara perlahan kalian
akan ingat: “Ya, seperti itulah.” Kalian akan melakukannya secara
otomatis, dan kalian mau tidak mau merasakan kasih untuk setiap hal
dan setiap ciptaan yang kalian temui.
Kemurnian Seperti Seorang
Anak dari Hewan, dan Kemuliaan Ciptaan Tuhan
Kalian tahu, saya mencintai semua
hewan di sekitar saya yang saya lihat – tupai, itik; oh mereka sangat
indah di dalam mata saya, sangat cantik dan cantik. Mereka mengetuk
pintu saya setiap hari untuk makanan, tetapi mereka mengetuk dengan
kemurnian seorang anak dan kemuliaan ciptaan Tuhan. Mereka tidak
terlihat seperti pengemis. Mereka berjalan dengan kepala terangkat
tinggi dan datang ke pintu saya untuk mengharapkan kasih, karena
mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan kasih. Jadi, mereka sangat
percaya diri, dengan sikap yang sangat mantap. Mereka tidak datang
untuk mengemis makanan: tidak, tidak, tidak! Mereka tahu dengan baik
apa yang saya rasakan tentang mereka dan apa yang mereka dapatkan dari
saya. Mereka sangat percaya diri bahwa apa pun yang mereka dapatkan
adalah kasih yang murni, kehormatan yang murni, dan tidak ada yang
lainnya lagi. Saya sungguh menghormati mereka. Maka, mereka masuk – Oh,
sangat indah! Seperti bangsawan. Kadang saya membuat lelucon; daripada
menyebut “Pangeran ini”, saya menyebutnya “Pangeran dari Reedlington,”
jika datang dari Reedlington, satu ton “alang-alang” di dekat danau
saya. Jadi, saya memanggilnya “Bangsawan dari Reedlington” dan bebek
betinanya, “Pemimpin,” daripada Wanita bangsawan. Bangsawan dan
Pemimpin dari Reedlington – Saya memberikan mereka suatu nama
bangsawan. Hanya ada bangsawan di sekitar saya, tidak ada yang lainnya.
Saya mempunyai seluruh negeri yang penuh dengan bangsawan, pasukan
cantik dari “Yang Mulia Ini” dan “Pemimpin Itu,” serta Putri Ini dan
Pangeran Itu, karena begitulah kelakuan mereka.
Mereka datang ke saya tidak seperti
seorang pengemis dan bahkan tidak sebagai anak-anak yang menunggu ibu
mereka, tetapi sebagai ciptaan Tuhan. Dengan kepolosan murni seorang
anak, mereka tidak mempunyai keraguan bahwa saya akan mengasihi mereka
dan saya akan memberi makanan kepada mereka. Mereka tidak punya
keraguan dalam pikirannya. Dan mereka tidak mempunyai kerendahan hati,
tidak ada perasaan rendah hati bahwa saya sedang memberikan mereka
sesuatu. Mereka merasa bahwa ini sangat normal. Bahwa itu hanyalah
pertukaran kasih melalui alat fisik seperti roti atau biji-bijian atau
buah-buahan atau salad. Mereka suka salad. Beberapa angsa makan salad,
atau kadang-kadang kami menanam alfa, atau selada atau kacang, dan
memberikannya kepada mereka. Saya minta seseorang untuk meneliti apa
yang mereka suka, lalu saya memberikan mereka itu. Tetapi, mereka tidak
datang seperti seorang pengemis atau merasa malu. Mereka mempunyai
kemuliaan sepenuhnya, yaitu keindahan.
Jadi, jika kalian memberikan sesuatu
dengan kasih tanpa pamrih, maka orang atau makhluk yang menerimanya
tidak akan merasa malu; mereka tidak merasa direndahkan, mereka tidak
merasa seperti seorang pengemis atau seorang penerima. Mereka tidak
merasakan itu. Mereka hanya merasa adanya kasih – perluasan kasih dan
pertukaran kasih atau lingkaran ulang kasih atau kasih timbal balik.
Mereka tidak merasa seperti membutuhkan roti ini atau mereka
membutuhkan uang tip ini, tidak ada yang seperti itu. Mereka hanya
merasa senang. Dan mereka merasa bermartabat karena saya tidak memberi
dengan sikap sebagai seorang pemberi, bahkan kepada seorang sopir
taksi atau siapa pun. Saya memberi dengan hormat. Dan saya menghormati.
Jadi, hewan-hewan merasakan penghormatan tersebut, dan orang yang saya
beri cokelat atau uang tip, mereka juga merasa dihormati. Karena
sebelum itu saya telah memastikan, sekalipun manusia tidak terlalu
merasakannya, saya pastikan mereka tahu bahwa pekerjaan mereka baik,
bahwa mereka bekerja dengan baik. Saya sangat berterima kasih kepada
mereka karena telah menjaga kebersihan bandara, untuk pengendaraan
yang sangat baik, untuk sebuah taksi yang sangat bersih, untuk
kesabarannya karena telah mengendarai taksi setiap hari dengan cara
seperti itu, dan untuk menjadi seorang ayah yang berpenghasilan baik
demi mengurus keluarganya. Saya memberitahunya bahwa dia layak atas
apa yang saya berikan dan bahwa dia hanya menerima apa yang pantas
baginya. Tetapi, saya menghormati pekerjaannya. Tanpa seorang sopir
taksi, walaupun jika saya mempunyai satu juta dolar, dapatkah saya
berjalan seratus mil? Tidak ada yang bisa membantu kalian jika sopir
taksi tidak ada di sana. Jadi, saya pastikan mereka mengerti semua itu
- dengan percakapan, bukan menjelaskan atau mengajar, tetapi
percakapan bersama. Lalu dia merasa saya menghormatinya. Atau, sama
seperti hewan; mereka tahu bahwa saya menghormati mereka dan saya
sangat mencintai mereka. Jadi, mereka datang hanya dengan martabat yang
alami dan menunggu di sana. Atau, mereka mengetuk pintu atau datang ke
dekat pintu dan memberi tahu anjing tersebut. Mereka merasa sangat
alami.
Jadi, kasih tanpa pamrih akan
membuat orang merasa bermartabat, pantas, dan dikasihi. Dan itulah
yang harus kita berikan kepada orang, bukan hanya uang atau kata-kata
baik. Hal ini memberikan efek seperti itu, jika kalian saling memberi
dengan kasih yang nyata dan penuh hormat. (Tepuk tangan)
Saya
tidak bisa mengajari kalian, kalian harus melakukannya sendiri. Dan
kalian mungkin sedang melakukannya, jadi itu bagus. Itulah yang
dilakukan beberapa dari kalian, saya kira. Jadi, itu bagus. Terus
lakukan hal ini. Sekalipun pada pertama kalinya kalian melakukannya
dengan sengaja, tetapi teruslah lakukan. Paling tidak bermanfaat untuk
orang lain! Dan kemudian, itu akan menjadi otomatis, kalian bahkan
tidak berpikir. Segala sesuatu memerlukan latihan, seperti halnya
mengendarai sepeda. Pertama kalian harus terluka, dengan lutut yang
lecet dan benjol-benjol di siku, atau kalian sering kali terjatuh. Tapi
kemudian, kalian mengendarai dengan otomatis. Kalian bahkan berdiri di
atas tempat duduk, dan melakukan beberapa teknik!
Jika
kalian terus berlatih, kalian akan menjadi hebat di bidang itu. Jadi,
kalian telah mempunyai kasih di dalam hati. Kalian hanya perlu
menggunakannya kembali. Kembali melatih diri kalian. Kembali belajar
bagaimana untuk menggunakan kasih ini, untuk menyebarkan dan
memberikannya. Semakin banyak kalian memberi, semakin banyak kasih yang
kalian miliki. Seperti itulah. Dan kalian tidak bisa berhenti; nantinya
kalian tidak bisa berhenti mengasihi apa pun yang kalian lihat. Kalian
telah melakukannya sekarang, kalian telah mulai untuk mengasihi lebih
banyak orang. Kalian mengasihi bunga dan kalian mengasihi semua
hewan-hewan lebih daripada sebelumnya, karena sekarang kalian memandang
mereka dengan mata yang berbeda, dengan mata yang tercerahkan, dengan
mata cinta kasih dari seorang suci. Dan untuk tingkatan tertentu, kalian
telah menjadi seorang suci, suatu tingkatan berbeda dari Orang Suci.
Jadi, teruskan saja. Lakukanlah lebih banyak. Lakukan pada setiap
kesempatan untuk menunjukkan kasih Anda, lakukan saja. Lalu kalian
memilikinya, lalu kasih tersebut mencakup semuanya lagi, dan kalian akan
memperoleh kembali kasih tanpa pamrih milik kalian sendiri, semua hal,
100%. Dan inilah cara kalian melakukannya. Begitulah cara kalian
mendapatkan lebih banyak berkah. Bukan karena kalian melakukannya untuk
berkah, tetapi itu hanyalah suatu hasil yang otomatis.
|
Sumber : http://godsdirectcontact.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar