Tampilkan postingan dengan label Agama Tao. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama Tao. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Mei 2012

Sejarah dan Arti Unsur Lambang Yin Yang

  1. Sejarah Tiongkok kuno penuh dengan legenda, mukjizat, dan misteri yang telah mengilhami peradaban manusia hingga periode waktu sekarang.
    Ada banyak faktor pendorong dalam hal ini, beberapa diantaranya bahkan lebih signifikan daripada lainnya. Sebuah simbol luar biasa yang telah menjadi simbol pokok di seluruh dunia adalah simbol Tao, Yin dan Yang. Simbol ini sudah luas dikenal di luar Tiongkok karena memiliki filosofis, historis dan makna batin spiritual yang mendalam.
    Cara sederhana untuk menggambarkan simbol ini adalah bahwa ia mewakili “bagaimana segala sesuatu bekerja”. Di permukaan mungkin terdengar sederhana teta-pi apabila direnungkan lebih lanjut dan jika benar-benar dapat memahami sesuatu di balik simbol ini seseorang dapat memahami kedalaman maknanya yang signifikan. Serupa dengan cara kultivasi tingkat tinggi yang dipraktikkan di Tiongkok simbol Yin-Yang kelihatannya sederhana di permukaan namun kata-kata memiliki makna yang sangat mendalam.
    Konsep Yin dan Yang dan Lima Unsur menyediakan kerangka intelektual tentang luasnya pemikiran ilmiah Tiongkok terutama di bidang-bidang seperti biologi dan kedokteran. Organ tubuh dianggap tidak saling terkait dalam berbagai cara yang sama seperti fenomena alam lainnya, dan paling baik dipahami dengan mencari korelasi dan korespondensi. Penyakit dipandang sebagai adanya gangguan dalam keseimbangan Yin dan Yang atau Lima Unsur yang disebabkan emosi, panas atau dingin, atau pengaruh lainnya.
    Dengan demikian terapi bergantung pada diagnosis akurat terhadap sumber ketidakseimbangan seperti mengubah cara hidup. Filosofi Yin dan Yang membimbing rakyat Tiongkok kuno dalam memperbaiki moralitas mereka.
    Kaisar Kuning mengatakan ”Prinsip Yin dan Yang adalah dasar dari seluruh alam semesta. Ia mendasari segala sesuatu dalam penciptaan. Ia memberi panduan tentang pengembangan orangtua; ia adalah akar dan sumber hidup dan mati; kuil-kuil dewa beranggapan bahwa untuk merawat dan mengobati penyakit, seseorang harus mencari asal-usul mereka.”
    Ide Yin-Yang telah menjadi kekuatan pendorong bagi tulisan-tulisan terkenal dari Tiongkok, seperti Kitab Perubahan (Zhouyi), Kedokteran Klasik Kaisar Kuning (Huangdi Neijing), dan Tao Te Ching. Budaya Tiongkok diketahui terinspirasi dari para dewa dan memiliki individu epik yang tak terhitung jumlahnya. Jika kita ingin memilih sebuah lambang untuk melambangkan budaya agung dan sejarah megah, simbol Yin-Yang pasti akan memiliki tempat yang adil dalam sejarah.

    Catatan:
    Berikut adalah ringkasan singkat tentang karakteristik Yin-Yang. Yin dan Yang pada dasarnya saling berlawanan, tetapi mereka adalah bagian dari alam, mereka bergantung satu sama lain, dan mereka tidak dapat hidup tanpa satu sama lain. Keseimbangan Yin dan Yang adalah penting. Jika Yin lebih kuat, Yang akan menjadi lemah, dan sebaliknya. Yin dan Yang dapat bertukar tempat dalam kondisi tertentu sehingga mereka biasanya tidak hanya Yin dan Yang saja. Dengan kata lain, Yin dapat berisi bagian tertentu dari Yang dan Yang dapat memiliki beberapa komponen Yin. Hal ini diyakini bahwa Yin-Yang eksis dalam segala hal.
    1. YIN YANG dan 5 UnsurYin Yang merupakan perlambangan dari Tao dengan bulatan yang dibagi menjadi dua garis lengkung warna hitam dan putih. Yin ( sisi warna hitam ) membawa arti konotasi kejahatan, lemah, negatif, wanita. Sedangkan Yang ( sisi warna putih ) membawa arti konotasi kebaikan, kuat, positif, lelaki.
      Yin Yang dengan 5 elemen yang meliputinya, yaitu : kayutanahlogamapi dan air adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan.
      Yin itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin
      .
      Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki – laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat Yang tertentu.
      Yin Yang merupakan sebuah gambaran kongkrit dari perputaran dunia. Yin Yang merupakan sebuah prinsip kehidupan yang dinamis. Yin Yang memiliki dua arti :Pertama sebagai sebuah ketentraman dan kesederhanaan dalam menjali kehidupan nyata. Kedua adalah sebagai sebuah perputaran kehidupan, artinya dalam kehidupannya manusia tidak mungkin akan selalu tetap berada dalam laju perputaran kehidupan secara teguh, hal ini di yakini oleh faham Yin Yang. Hari ini kita mengalami kesusahan esok hari kita akan mengalami sebuah kebahagiaan, semakin tinggi kesusahan yang kita alami maka semakin tinggi pula kebahagian yang akan kita raih.
      Walaupun prinsip Yin Yang sangat ampuh dalam menganalisa ” cosmic energy ” (Chi), namun ia tidak cukup untuk menyelami seluruh sifat energy. Sehingga dibutuhkan prinsip 5 Unsur yang melihatnya lebih mendalam dengan membaginya menjadi 5 jenis atau sifat energi secara berurutan, dimulai dengan unsur kayu, kemudian api, tanah, besi (atau metal) dan gabungan dari prinsip Yin Yang dan 5 Unsur inilah dipelajari sebagai sifat energi dalam astrologi Tiongkok.
      Penjelasan ke 5 unsur energi adalah sebagai berikut :
      1. Unsur Kayu
      Dalam waktu, unsur kayu diartikan sebagai musim semi yaitu mulainya suatu kehidupan baru. Oleh karena itu, ia identik dengan pagi hari, timur dan bersifat angin. Warna hijau. Dalam ilmu pengobatan, hati berunsur kayu. Dalam karakter, unsur kayu diasosiasikan dengan kreativitas dan pelaksanaan
      2. Unsur Api
      Dalam waktu, unsur api diartikan sebagai pertengahan musim panas. Oleh karena itu, ia identik dengan di tengah siang hari, selatan dan bersifat panas. Warna merah. Dalam ilmu pengobatan, jantung bersifat api. Dari segi karakter, unsur api diasosiasikan dengan perasaan dan emosi.
      3. Unsur Tanah
      Dalam waktu, unsur tanah diartikan sebagai awal siang hari. Oleh karena itu, ia identik dengan posisi tengah dan berkaitan dengan kelembaban (humidity) . Warna kuning. Dalam ilmu pengobatan, limpa bersifat tanah. Dari segi karakter, unsur tanah diasosiasikan dengan daya konsentrasi, realisme dan stabilitas .
      4. Unsur Besi
      Dalam waktu, unsur besi (metal) diartikan sebagai musim gugur. Oleh karena itu, ia identik dengan malam hari, barat dan bersifat kering (aridity). Warna putih. Dalam ilmu pengobatan, paru-paru bersifat metal. Dari segi karakter, unsur besi diasosiasikan dengan kemauan keras dan kemandirian, juga khidmat dan ketajaman.
      5. Unsur Air
      Dalam waktu, unsur air diartikan sebagai musim dingin. Oleh karena itu, ia identik dengan malam hari, utara dan bersifat dingin. Warna hitam. Dalam ilmu pengobatan, ginjal bersifat air. Dari segi karakter, unsur air diasosiasikan dengan kejernihan pikiran dan rasional. Ia mengalir, liberal dan fleksibel.
      Sebagai unsur energi, jelas mereka saling berinteraksi dengan saling menunjang. Sesuai dengan urutan diatas, kayu dibakar menjadi api yang kemudian berubah menjadi tanah, tanah adalah sumber besi, zat besi adalah mineral yang dapat dicairkan, sedangkan air sendiri menghidupan pohon. Dengan demikian, kayu menghidupkan api memperkuat tanah memperkuat besi memperkuat air menghidupkan kayu.
      Dan untuk memperjelas interaksi antara 5 unsur tersebut saya akan menambahkan mengenai Teori Pergerakan Lima Unsur (U Sing).
      Teori Pergerakan Lima Unsur (U Sing)
      Using adalah teori terpenting setelah teori Yin Yang. Ia berkembang dari teori Yin Yang yang menilai sifat – sifat khusus lima unsur benda yang ada di alam semesta.Lima unsur tersebut adalah : LogamAirKayuApi dan Tanah. Masing – masing akan dijelaskan oleh teori Lima Unsur ini (U Sing) tentang hubungannya masing – masing.
      Dalam kedokteran timur khususnya di Cina, segala sesuatu yang ada di alam ini diringkas dan disimpulkan dengan lima unsur tersebut. Lain dengan kedokteran barat yang tak mengenal adanya Yin Yang, Lima Unsur dll.
      Berikut skema mengenai Lima Unsur :
      Skema pergerakan Lima Unsur yang ada di alam
      Untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti uraian berikut,
      Hubungan Lima Unsur :

    1. 1. Hubungan saling menghidupkan/menguatkan/menghasilkan (yang berbentuk segi lima)
      • Kayu menghidupi Api : Api diperbesar dengan menambah kayu dalam pembakaran.
      • Api menghidupi Tanah : Api menghasilkan abu (tanah) hasil dari kayu menghidupi api.
      • Tanah menghasilkan Logam : Besi didapat dari Bumi / tanah.
      • Logam menghidupi Air : Pada kelembapan udara tinggi, terbentuk butiran-butiran air di permukaan logam.
      • Air menghidupi Kayu : Tumbuh – tumbuhan membutuhkan air untuk hidup.
      Dalam hubungan keLima Unsur di atas dapat diartikan melahirkan, membantu pertumbuhan. Kalau dibahasakan manusia hubungan tersebut dapat diartikan hubungan Ibu Anak karena terdapat unsur melahirkan dan membantu pertumbuhan.
      2. Hubungan saling menindas/merusak/membatasi (yang berbentuk bintang)
      • Kayu merusak Tanah :Terjadinya banjir dikarenakan pohon-pohon (kayu) byk yg tumbang sehingga tanah jadi rusak terbawa air.
      • Tanah membatasi Air : Pembuatan bendungan memerlukan tanah sebagai pembatas air.
      • Air membatasi Api : Air digunakan untuk menjinakkan api dalam kebakaran.
      • Api merusak Logam : Terjadi pelelehan jika api terus menerus mengenai logam.
      • Logam membatasi Kayu : Gergaji (logam) digunakan untuk memangkas pohon.
      Kesimpulan : 
      Dalam hubungan ke lima unsur di atas diartikan saling mengalahkan/menguasai/menjajah dan membunuh.



    Sumber : http://raia2122.wordpress.com/

Jumat, 27 April 2012

Tian Shang Sheng Mu

Tian Shang Sheng Mu [Thian Sang Sen Mu / Thian Siang Sing Bo] dikenal dengan sebutan Ma Zu [Mak Co] atau Tian Hou. Tian Shang Sheng Mu adalah seorang wanita yang pernah hidup di daerah Fujian, tepatnya di Pulau Mei Zhou [Meizhou] dekat Pu Tian. Nama aslinya Lin Mo Niang [Lim Bik Nio].  Ayahnya Lin Yuan pernah menduduki jabatan sebagai pengurus di Propinsi Fujian.
Karena kehidupan yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan, orang menyebut diriNya sebagai Lin San Ren, yang berarti Lin orang yang baik. Lin Mo Niang dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zu dari Dinasti Song Utara, tahun Jian-long pertama, tanggal 23 bulan 3 Imlek, tahun A.D. 960.
Selama sebulan sejak dilahirkan, Ia tidak pernah menangis sama sekali. Sebab itulah sang ayah memberi nama Mo Niang kepadaNya. Huruf “mo” berarti diam.  Sejak kecil Lin Mo Niang telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Pada usia 7 tahun Ia telah masuk sekolah dan semua pelajaran yang telah diterima tidak pernah dilupakan.
Kecuali belajar, Ia juga tekun sekali bersembahyang. Ia sangat berbakti pada orang tua dan suka menolong tetangga-tetangga yang sedang ditimpa kemalangan. Sebab itu penduduk desa sangat menghormatiNya.
Kehidupan di tepi laut menempa dirinya menjadi seorang gadis yang tidak gentar menghadapi dahsyatnya gelombang dan angin taufan yang menghantui para pelaut. Selain itu, Ia dapat juga menyembuhkan orang sakit. Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang di desa menyebutNya sebagai Ling Nu (gadis mukjijat), Long Nu (gadis naga) dan Shen Gu (bibi yang sakti).
Dalam legenda diceritakan bahwa pada usia 23 tahun, Ia berhasil menaklukkan 2 siluman sakti yang menguasai pegunungan Tao Hua Shan. Kedua siluman itu adalah Qian Li Yan yang dapat melihat sejauh ribuan li, dan Sun Feng Er yang dapat mendengar ribuan pal. Setelah dikalahkan akhirnya mereka menjadi pengawalNya.
Pada usia 28 tahun, yaitu pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zong, tahun Yong-xi ke-4, tanggal 16 bulan 2 Imlek, bersama sang ayah, Ia berlayar. Tapi di tengah jalan perahunya dihantam gelombang dan badai lalu tenggelam. Tanpa memperdulikan keselamatan dirinya sendiri, Ia berusaha menolong sang ayah.
Tapi akhirnya keduanya tewas bersama-sama. Sebuah versi lain mengatakan bahwa Ia tidak tewas tetapi “diangkat ke langit” bersama raganya. Dikisahkan bahwa pagi itu, penduduk Meizhou melihat bahwa awan warna-warni sedang menyelimuti pulaunya. Di angkasa terdengar musik yang sangat merdu dan terlihat Lin Mo Niang perlahan-lahan naik ke angkasa untuk dinobatkan menjadi Dewi.
Penduduk dengan tulus hati lalu mendirikan sebuah kelenteng di tempat Lin Mo Niang diangkat ke surga setahun kemudian. Kelenteng yang didirikan di Meizhou ini merupakan kelenteng Tian Shang Sheng Mu yang pertama di Tiongkok.
Pada masa Dinasti Song, perdagangan maritim dari Propinsi Fujian sangat berkembang. Tapi para pelaut sadar bahwa hidup di tengah lautan selalu penuh dengan mara-bahaya yang bisa mengancam setiap saat. Untuk memohon perlindungan dan keselamatan, mereka menganggap Lin Mo Niang sebagai Dewi Pelindung Pelaut. Dan kemana-mana patungNya selalu dibawa serta.
Keselamatan mereka dalam pelayaran dianggap anugerah dan perlindungan dari Dewi ini. Dan kisah-kisah tentang pemunculan sang Dewi dalam memberi pertolongan pada para pelaut mulai satu-persatu tersebar.
Pada tahun 1122 M, Kaisar Song Hui Zong memerintahkan seorang menteri bernama Lu Yun Di untuk menjadi duta ke negeri Gaoli (Korea sekarang). Dalam perjalanan rombongan ini dihantam badai. Dari 8 buah kapal yang ada, 7 buah tenggelam. Hanya kapal yang ditumpangi oleh Lu Yun Di saja yang terselamatkan. Sang Duta heran bukan main.
Ia bertanya kepada para anak buahnya, siapakah Dewa yang menyelamatkan mereka. Di antara pengiringnya itu ada seorang yang kebetulan berasal dari Pu Tian dan biasa bersembahyang kepada Dewi Lin Mo Niang ini. Ia lalu mengatakan pada Lu Yun Di bahwa mereka diselamatkan oleh Dewi Lin Mo Niang yang berasal dari Pulau Meizhou. Lu Yun Di lalu melaporkan hal ini pada Kaisar Song Hui Zong.
Sebagai rasa penghormatan sang Kaisar memberi gelar “Sun Ji Fu Ren” kepada Lin Mo Niang dan sebuah papan bertuliskan “Sun-ji” yang berarti “pertolongan yang sangat dibutuhkan”, hasil tulisan tangan sang Kaisar sendiri lalu dipasang di kelenteng di Meizhou.
Sejak dari masa Dinasti Song sampai Qing, tidak kurang dari 28 gelar kehormatan yang dianugerahkan oleh kerajaan kepada Lin Mo Niang. Gelar-gelar itu antara lain adalah Fu Ren (Nyonya Agung), Tian Hou atau Tian Fei (Permaisuri Surgawi), Tian Shang Sheng Mu (Bunda Suci dari Langit) dan Ma Zu Po (Bunda Ma Zu).
Sejak jaman Song itulah, di kota-kota utama sepanjang pantai Tiongkok timur yang memanjang dari utara ke selatan seperti Dandong, Yantai, Qinhuangdao, Tianjin, Shanghai, Ningpo, Hangzhou, Fuzhou, Xiamen, Guangzhou, Macao dan lain-lain bermunculan kelenteng-kelenteng yang memuja Dewi Pelindung Pelaut ini.
Tian Shang Sheng Mu ( ) sudah menjadi pujaan para pelaut dari seluruh negeri, tidak lagi terbatas bagi mereka yang berasal dari Meizhou saja. Sudah menjadi kebiasaan pada saat itu, sebelum pelayaran dimulai akan diadakan sembahyang besar untuk memohon perlindunganNya. Pada tiap-tiap kapal pun selalu disediakan ruang pemujaan untuk patungNya.
Gelar “Tian Fei” dianugerahkan kepada Tian Shang Sheng Mu oleh Kaisar Yong Le.
Kira-kira pada masa Dinasti Ming, bersamaan dengan semakin banyaknya penduduk Propinsi Fujian yang pergi merantau, pemujaan terhadap Tian Shang Sheng Mu memasuki Pulau Taiwan. Kelenteng tertua Tian Shang Sheng Mu di Taiwan adalah terdapat di kota Magong, Kepulauan Penghu.
Dewasa ini di Taiwan terdapat tidak kurang dari 800 buah kelenteng Tian Shang Sheng Mu. Dan hampir dua per tiga penduduknya memuja arcaNya di dalam rumah. Kelenteng Tian Shang Sheng Mu yang paling ramai dikunjungi orang dan mungkin terbesar di Taiwan adalah di Beigang. Patung yang dipuja di sini berasal dari Meizhou yang dibawa ke sana pada tahun ke-33 pemerintahan Kaisar Kang Xi.
Gelar kehormatan Tian Hou adalah juga anugerah dari Kaisar Kang Xi ini, karena dianggap telah melindungi keselamatan rombongan utusan kerajaan Qing yang sedang berlayar menuju Taiwan.
Tiap tahun bertepatan dengan hari kelahirannya yang jatuh pada tanggal 23 bulan 3 Imlek, ratusan ribu warga Taiwan membanjiri kota ini untuk bersembahyang.
Tempat sembahyang Tian Shang Sheng Mu, bersamaan dengan menyebarnya para perantau Tionghoa ke berbagai tempat, juga bermunculan di banyak negeri. Di negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Indonesia, Philipina dan lain-lain; dimana banyak bermukim para Tionghoa perantau banyak dijumpai kelenteng dan patung Tian Shang Sheng Mu.
Di Jepang, pemujaan Tian Shang Sheng Mu diperkirakan mulai ada pada akhir Dinasti Ming. Di salah satu kota kecil di Jepang yang dalam bahasa Tionghoa disebut Sui-hu, Tian Shang Sheng Mu telah dimasukkan dalam jajaran Dewata Jepang dan dipuja di kuil utama kota itu. Jepang terdapat tidak kurang dari 100 buah kuil Tian Shang Sheng Mu.
Pada tanggal 31 Oktober 1987, bertepatan dengan hari wafatnya Tian Shang Sheng Mu yang ke 1000, dilangsungkan upacara peringatan besar-besaran di Mei-zhou.
Di antara khalayak yang berbondong-bondong itu terdapat beberapa ratus warga Taiwan yang mengkhususkan diri untuk hadir di situ, sekaligus melampiaskan keinginannya untuk mengunjungi dan bersembahyang ke kelenteng leluhur. Banyak di antara mereka yang membawa patung Tian Shang Sheng Mu dari Taiwan untuk disembahyangkan di sana, dalam upacara yang disebut “Tian Shang Sheng Mu pulang ke kampung halaman”.
Juga tidak sedikit yang membawa pulang patung-patung Tian Shang Sheng Mu yang disediakan oleh kelenteng Tian Shang Sheng Mu untuk dipuja di Taiwan. Dalam kesempatan itu juga diadakan seminar yang dihadiri oleh kurang lebih 60 orang ahli sejarah untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pemujaan Tian Shang Sheng Mu.
Kemudian diadakan pula upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan patung peringatan untuk Tian Shang Sheng Mu dan pembukaan selubung untuk miniaturnya, di puncak bukit Mei-Feng Shan di tengah pulau itu.
Dua belas orang dari wakil-wakil perantau Tionghoa dari luar negeri, Taiwan, Hongkong dan Macao melakukan acara timbun tanah untuk pondasi patung tersebut.
Pada tanggal 23 bulan 3 Imlek tahun A.D. 1989, bertepatan dengan hari kelahiran Tian Shang Sheng Mu, patung Dewi Pelindung Pelaut yang sangat dihormati itu sudah berdiri tegak di puncak Mei-feng Shan menghadap ke Selat Taiwan.

Mengenai mengapa Tian Shang Sheng Mu disebut Ma Zu (Ma Couw) atau Ma Zu Po (Ma Couw Po), dalam buku Tian Shang Sheng Mu Jing  atau kitab pujian kepada Tian Shang Sheng Mu disebut seperti ini :
“Pada Dinasti Tang ada seorang pendeta suci yang disebut Dao Yi Chan Shi (To It Sian Su), beliau bernama Ma Zu”.  Sheng Mu yang hidup pada jaman Dinasti Song adalah penitisan dari Ma Zu yang hidup pada jaman Dinasti Tang ini. Hanya kemudian huruf  “Ma” pada nama keluarga pendeta Ma Zu diganti dengan huruf “Ma” yang berarti Ibu, agar sesuai dengan Sheng Mu yang berarti “Ibu yang suci”.

Dari sinilah sebutan Ma Zu berasal.
Tian Shang Sheng Mu  selalu ditampilkan sebagai Dewi yang cantik dan berpakaian kebesaran seorang permaisuri, dan dikawal oleh kedua iblis yang pernah ditaklukkan, yaitu Qian Li Yan (Si Mata Seribu Li) dan Sun Feng Er (Si Kuping Angin Baik).
Qian Li Yan dapat melihat jauh sekali, berkulit hijau kebiru-biruan, mulutnya bertaring, senjatanya tombak.
Sun Feng Er berkulit merah kecoklatan, mulutnya juga bertaring, bersenjata kapak bergagang panjang, dan dapat mendengar sampai jauh sekali.

SEMOGA BERMANFAAT…..!!!!!




Sumber : http://www.xuezhengdao.com/

Budi pekerti yang paling mulia bisa diibaratkan seperti air


上 善 若 水。
SHANG SHAN RUO SHUI
水 善 利 萬 物 而 不 爭, 處 眾 人 之 所 惡, 故 幾 于 道。
SHUI SHAN LI WAN WU ER BU ZHENG, CHU ZHONG REN ZHI SUO EK, GU JI YU DAO
居 善 地, 心 善 淵, 與 善 仁, 言 善 信, 正 善 治, 事 善 能, 動 善 時。
JU SHAN DI﹐XIN SHAN YUAN, YU SHAN REN, YAN SHAN XIN﹐SHI SHAN NENG, DONG SHAN SHI
夫 唯 不 爭, 故 無 尤。
FU WEI BU ZHENG, GU WU YOU


Arti terjemahannya :
Budi pekerti yang paling mulia bisa diibaratkan seperti air. Air menghidupi semua makhluk hidup tanpa pamrih. Air rela menempatkan diri ditempat yang paling rendah yang biasanya dianggap hina, karena itu sifat air yang demikian itu paling mendekati TAO.

Demikian juga orang suci ( berbudi luhur ), beliau selalu meletakkan kepentingan pribadinya dibawah kepentingan orang lain ( selalu mendahulukan kepentingan orang lain ), sehingga pikirannya bisa lebih jernih, lebih dalam dan tajam, memberikan jasa-jasanya seperti langit dan bumi.
Kalau bicara sangat bisa dipercaya, kalau memerintah sangat bijaksana, kalau bekerja sangat pandai menggunakan segala kemampuannya, kalau bergerak/melakukan sesuatu sangat pandai menyesuaikan dengan waktunya.

Karena orang suci tidak pernah punya niat berebut ( berebut jasa, berebut nama, berebut keuntungan ) sehingga beliau terbebas dari segala kekurangan/kesalahan/kekhilafan.

Penjelasannya
NABI LAO ZI berusaha menjelaskan sifat orang yang berbudi luhur ( ORANG SUCI ) yang sebenarnya itu bagaimana !
NABI LAO ZI menyamakan sifat air dengan sifat ORANG SUCI, dimana mestinya sifat ORANG SUCI memiliki 3 ciri utama seperti ciri-ciri air.

Yaitu:
Lembutnya air
  1. Sifat air yang selalu menempati posisi yang terendah
  2. Fungsi air yang menghidupi semua mahluk dengan tanpa pamrih
Karena itu Orang SUCI juga seperti air yang bersifat sangat mulia itu, DIA mampu secara tanpa pamrih berkorban untuk kepentingan orang lain, mau mengerjakan pekerjaan yang tidak menguntungkan sekalipun, yang orang lain tidak mau mengerjakannya.

Orang SUCI sanggup menerima beban seberat apapun, tahan menghadapi hinaan seperti apapun, DIA tetap berusaha sekuat tenaga untuk menyumbangkan apa yang dimilikinya untuk menolong orang lain dan tidak pernah punya niat berebutan jasa, nama besar, keuntungan dengan siapapun.

Karena itulah Orang SUCI selalu bisa hidup apa adanya dengan tenang dan jauh dari malapetaka.
Dengan kata lain, NABI LAO ZI ingin menunjukkan bahwa sebenarnya air itu jauh lebih bijaksana dari pada manusia pada umumnya, lihat saja air rela menempatkan diri ditempat yang paling rendah, memberikan jasanya tanpa minta imbalan apalagi sombong, sangat sesuai dengan istilah “JING QING WU WEI, ER YOU WU SUO BU WEI” (Selalu berbuat yang berjasa untuk lainnya dengan sikap tanpa pamrih!)

Jadi menurut NABI LAO ZI : Orang yang berbudi luhur, harus seperti air, mempunyai dada yang lapang, sikap yang rendah hati dan tanpa pamrih, tidak terikat dengan niat berebut MING & LI ( jasa, nama besar, keuntungan), jujur dan tulus. Dan semua sifat mulia itulah sifat yang peling dekat dengan DAO, sehingga harus ditiru oleh semua UMAT MANUSIA di dunia ini.
Selain nasehat diatas itu NABI LAO ZI juga secara tidak langsung berpesan bahwa ”SHUI NENG CAI COW, YI NENG FU COW” (AIR bisa dilayari oleh kapal, namun juga bisa menenggelamkan kapal). Itu menasehati kita bahwa kekuatan air meskipun sangat lembut, tapi juga sangat dahsyat, bila manusia telah melanggar aturan / hukum alam semesta, maka air akan menunjukkan kekuatannya dalam bentuk lain. Apakah kita menyadari bahwa semua malapetaka yang berhubungan dengan air, sesungguhnya merupakan ulah manusia sendiri yang telah mengabaikan hukum alam-semesta / hukum DAO.

Sekarang tinggal kita masing2 bagaimana bisa menerapkan Ajaran NABI LAO ZI ini kedalam segala aspek kehidupan kita. Semoga semuanya berhasil selalu hidup dalam keharmonisan dan damai sejahtera.




Sumber : http://www.xuezhengdao.com/