Tampilkan postingan dengan label Agama Kristen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama Kristen. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Juli 2012

[FOTO] Wajah Asli Yesus Terungkap (?)


Dengan menggunakan teknologi mutakhir berupa software 3D terkenal Shroud of Turin, sebuah tim computer artists (seniman grafis) telah menyingkap apa yang mereka sebut sebagai potret yang sangat mungkin mendekati wajah sejati Yesus.
rekonstruksi-3d-wajah-yesus-tb.jpgHistory Channel akan mengungkapkan image tersebut – termasuk proses teknis yang dilakukan dengan telaten untuk menemukannya – malam ini pukul 9 pm ET dalam acara spesial bertajuk “The Real Face of Jesus?”.
Pemirsa harus bersiap-siap: Hasil yang dicapai melalui konvergensi sains dan agama kemungkinan tidak menyerupai gambaran Yesus yang selama ini populer.
Memang tidak mungkin untuk mengetahui seberapa dekat gambar-gambar yang dihasilkan dengan komputer sesuai dengan kenyataan, tapi mungkin hal tersebut akan menjadi sesuatu yang sangat menarik, baik bagi kalangan umat beriman mau pun orang yang ingin tahu.
*

FOTO: Proses Rekonstruksi Wajah Yesus


01-real-face-of-jesus-downing-jackson-with-shroud.jpg
02-real-face-of-jesus-3d-face.jpg
03-real-face-of-jesus-photo.jpg
04-real-face-of-jesus-3d-face-on-screen.jpg
05-real-face-of-jesus-plaster-face.jpg
06-real-face-of-jesus-3d-body.jpg
07-real-face-of-jesus-face-on-screen.jpg
08-real-face-of-jesus-3d-profile.jpg
*


Sumber : http://inimu.com/

Seniman Amerika Mengklaim Wajah Asli Yesus


 Seniman Amerika Mengklaim Wajah Asli Yesus

Tim seniman grafis Amerika Serikat mengklaim telah berhasil merekayasa ulang wajah Yesus Kristus dengan menggunakan teknologi digital. Gambar ini terbentuk berdasarkan informasi dan bercak darah yang terdapat pada kain kafan Turin yang kemudian diterjemahkan ke gambar tiga dimensi.

Dalam program khusus televisi History Channel selama dua jam yang akan ditayangkan di Amerika Serikat malam ini, beberapa seniman grafis akan memaparkan gambar wajah Yesus secara lengkap. Keterangan ini diperkirakan akan mengejutkan sejumlah pemirsa televisi karena History Channel menyebut gambar itu tidak mirip dengan versi gambar Yesus yang selama ini beredar.

Seniman grafis, Ray Downing, Presiden Studio Macbeth, menerangkan, "Kami 'mengangkat' bercak darah itu serta 'menuangkannya' ke dalam kanvas komputer sehingga terekspos gambar yang dapat diperhatikan saat ini dengan latar transparan."

Menurut Ray Downing, gambar yang beredar selama ini bisa tampak berbeda dari gambar hasil rekayasa yang disusun bersama timnya karena kondisi kain kafan Turin berada dalam posisi membungkus dan bukan terbentang di atas jenazah sehingga bercak darah yang berasal dari wajah Yesus seusai disalib membekas di kain kafan tidak sesuai dengan konstruksi wajah aslinya.

Kain kafan kuno Turin memuat impresi yang mulai pudar dari bagian depan dan belakang sesosok jenazah lengkap dengan noda darah, lumpur, serta air. Proyek pengungkapan gambar rekayasa ulang dari kain kafan ini berlangsung selama setahun dengan melibatkan satu tim seniman grafis yang mengandalkan teknologi terbaru untuk memproduksi gambar lewat komputer.

"Saya mendapatkan banyak informasi mengenai wajah itu dan saya yakin gambar rekayasa ini sangat mendekati akurasi wajah sesungguhnya," kata Downing yang mengklaim teknik rekayasa gambar komputernya itu dapat mengungkap substansi yang terbentuk dari noda yang ada pada kain kafan sehingga memampukannya untuk melihat pertama kali wajah Yesus.

Downing juga bertekad menjelaskan proses terbentuknya gambar noda di kain kafan ini. "Pada akhir wawancara televisi nanti, saya akan menyingkap apa yang sebenarnya mungkin terjadi dengan kain kafan itu 2.000 tahun lalu." 


Sumber : http://argakencana.blogspot.com/ 

Sabtu, 07 Juli 2012

Perjalanan YESUS ke India


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLI-6ROcCJuhsvDF4W5rQCmHtZxBBASYE5lm8Cn5WsRBRz__j0V1Ia30Bmu76_ylIJIS3r7v2yR1_hgCbzSi2mPHV4EUFuFkGoD5T9pg8Xnak6WMD9xliTBXwlKcRxUdYCNUgOHQK58Xqr/s400/jesus%20meditating.jpgMengabdikan masa mudanya di angkatan darat, Dr. Hairfield mengalami penderitaan karena perang. Sebagai tentara, dia berangkat ke Âu Lạc (Vietnam). Di sana, pencarian untuk kebijaksanaan dan kedamaian batin membawanya ke biara Buddha Zen di Provinsi Quảng Ngãi. Para biarawan di biara Zen ini mengungkapkan bahwa ada kitab suci Buddha yang menerangkan seorang nabi bernama Issa yang datang dari barat untuk tinggal di India. Dr. Hairfield menyadari bahwa Issa ini tentu Yesus Kristus.

Setelah Dr. Hairfield kembali ke Amerika Serikat, dia meraih gelar dalam bidang psikologi, dan kemudian gelar S2 dalam bidang agama dan teologi serta S3 dalam bidang metafisika. Setelah itu, dengan mengikuti dorongan batinnya, Dr. Hairfield mengembara ke India, Nepal, dan Tibet dimana dia dibimbing oleh lama (rahib) Buddha dalam perjalanan spiritualnya – dan pencarian untuk mengerti tentang Guru Yesus yang sejati.


Dr. Hairfield: Waktu saya menemukan diri saya di India utara dan berjumpa dengan mungkin dua dari orang terbaik yang pernah saya temui sampai saat ini, guru-guru saya, mereka mengatakan saya di India untuk dua alasan: Satu untuk belajar filsafat dan pemikiran Tibet dan berbagi apa yang saya dapat dengan belahan dunia saya. Dan alasan kedua saya berada di sana adalah mereka menginginkan saya untuk tahu tentang Issa.

Tentu saja, pada saat itu, saya belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Tapi, yang paling menarik adalah, mereka adalah orang yang sama. Issa adalah Yesus dalam bahasa Hindi, di belahan dunia timur jauh. Ironisnya, nama itu berasal dari daerah India, tapi ada juga, sebuah Danau Issa di Nepal, nama itu dikenal di Tibet. Juga dikenal di wilayah yang hari ini kita sebut sebagai Iran, saat itu disebut Persia. Dan juga dikenal di beberapa tempat di Asia Timur.

Enam tahun dari hidup saya, saya habiskan untuk belajar dengan orang-orang Tibet. Mereka pemelihara catatan yang cermat. Mereka memiliki catatan yang rinci dari semua Guru yang pernah datang di belahan dunia tersebut. Secara harfiah mereka memiliki ahli menulis, sekretaris, yang menulis semua yang mereka katakan. Tidak seorang pun yang duduk dan berkata Buddha menulis sutra-sutra. Buddha tidak menuliskannya, orang lain yang menulisnya. Dan ini sama seperti Kristus.

Sekarang bila Anda pergi ke salah satu biara, saya dapat katakan kepada Anda tanpa ragu-ragu bahwa tempat saya melihat pertama kali dokumen-dokumen itu adalah Biara Hemis di Ladakh, yang merupakan salah satu negara bagian di utara India.


Bila Anda datang ke sana dan berkata, “Saya ingin melihat gulungan perkamen tentang Issa,” mereka akan melihat Anda dan berkata bahwa dokumen itu tidak ada. Tapi, bila Anda ke sana, dan mereka mempercayai Anda dan menyukai Anda dan mengerti bahwa Anda takkan menghilangkannya, mereka akan datangi Anda dan berkata, “Issa Anda pernah di sini.”

Yang dilakukan Kiela, pendeta tinggi, dia berkata kepada pendeta tinggi di biara tersebut mengapa saya berada di sana, bahwa saya ingin belajar tentang Issa dan apa yang dia lakukan di sana; apa yang dia pelajari; apa yang diajarkan. Dan pendeta tinggi biara tersebut berjalan dengan cepat, dia kembali membawa beberapa gulungan perkamen. Dan Kiela memiliki seorang penerjemah, dan penerjemah itu membacakan kata Sanskerta untuk saya.


Supreme Master TV: Tahun 1894, jurnalis Rusia bernama Nicolas Notovich adalah orang pertama yang mempublikasikan terjemahan manuskrip Buddhis yang menjelaskan kehidupan Yesus di India, dalam buku “Kehidupan Yesus yang Tidak Diketahui (The Unkown Life of Jesus)”.
Orang terkenal lainnya yang menulis tentang Yesus hidup di India adalah Swami Abhedananda, yang dahulu merupakan Ketua Masyarakat Vedanta di New York. Dr. Hairfield merupakan orang ke-18 dan orang Amerika kedua yang pernah diizinkan untuk membaca dokumen-dokumen yang sangat berharga ini.


Dr. Hairfield: Dan begitulah saya membuat hubungan tersebut karena saat mereka berkata, “Yesus Anda pernah datang ke sini, ini adalah namanya.” Saya dibesarkan sebagai seorang Katolik, saya terperanjat. Reaksi pertama saya adalah, “Tidak mungkin!”


Supreme Master TV: Dr. Hairfield menemukan bahwa Yesus belajar di India dengan guru-guru dari kepercayaan Jain dan juga para pendeta Hindu Brahma, dan kemudian dengan guru-guru Buddhis di India Utara dan Nepal. Doktor Hairfield, adakah pernyataan yang tercatat dalam Injil yang juga ada dalam ajaran Buddha?

Dr. Hairfield: Oh secara keseluruhan, ada lebih dari seribu. “Anda menuai apa yang Anda tabur” adalah sesuatu yang diajarkan oleh Kristus dan juga diajarkan oleh Buddha. Jadi, ada hubungan langsung di sana. Tapi, bila Anda melihat tujuh pokok dari Khotbah di Bukit, seluruhnya menggaungkan dengan tepat apa yang dikatakan oleh sang Buddha sendiri. Ada begitu banyak yang waktunya sebelum Kristus yang bagi saya membuktikan bahwa dia berada dalam lingkungan Buddha, dapat dikatakan, bahkan mempelajarinya, tanpa keraguan, tanpa banyak tanya.

Supreme Master TV: Bagaimana Anda tahu Yesus pernah tinggal di India, tempat gajah-gajah dan macan-macan berada?

Dr. Hairfield: Sangat kelihatan, satu kali, guru saya mulai memperlihatkan dokumen-dokumen itu, dan yang sedang dia pelajari, dan sungguh menarik bahwa dia tidak seorang diri di sana. Mereka adalah Yesus, Maria Magdalena, Yohanes Pembaptis, dan Thomas. Kristianitas di Pantai Timur India, sebenarnya mereka mengikuti Thomas. Mereka adalah pengikut Thomas, bukan pengikut Kristus.

Supreme Master TV: Mereka berempat berada di sana, belajar informasi yang sama. Menurut Dr. Hairfield, tiga orang bijak dari Timur yang disebutkan dalam Kitab Injil, dalam Alkitab mengenai Yesus, mereka sebenarnya orang bijaksana yang datang mencari jiwa tercerahkan yang baru lahir di Palestina. Ini sama seperti para biarawan Buddha zaman sekarang yang mencari inkarnasi para lama (rahib) sebelumnya.

Dr. Hairfield: Alasan mereka muncul – dengan mengikuti bintang yang bergerak. Apakah ini bintang yang menantang hukum fisika? Tidak, apa yang mereka ikuti adalah sebuah ramalan astrologi; ramalan astrologi Veda. Ramalan astrologi Veda berasal dari India. Mereka datang dari Timur. Kenapa? Untuk mengonfirmasi bahwa ini adalah jiwa besar yang akan mereka didik. Tiga hadiah adalah kebijakan, welas asih, dan cinta kasih.

Supreme Master TV: Jadi, hadiah simbolis?

Dr. Hairfield: Ya. Begitu mereka mengonfirmasi bahwa Kristus adalah yang mereka cari, mereka meninggalkan instruksi kepada Yosef dan Maria bahwa ada beberapa hal yang harus mereka lakukan saat membesarkannya. Satu adalah pergi ke sekolah misteri di Heliopolis di Mesir, sehingga waktu dia keluar dari Mesir sesuai dengan nubuat bahwa orang ini akan keluar dari Mesir; dia melakukannya sesuai dengan nubuat.  Waktu Kristus berusia 13, mereka harus mengikuti kriteria ketiga dari instruksi yang ditinggalkan, bahwa Kristus harus pergi ke India.


Supreme Master TV: Jadi, ada hubungan langsung memenuhi nubuat ini dan ... (Ya.) Benarkah Anda mengikuti jejak Issa, perjalanannya?
Dr. Hairfield: Sebagian, tentu saja. Saya duduk di sebuah gua di Nepal, di tepi Danau Issa, dimana Kristus seharusnya pernah berada di sana tanpa melakukan apa-apa kecuali meditasi.

Supreme Master TV: Kalau begitu, apa tujuan Yesus? Apa misi dia di sini?

Dr. Hairfield: Di dunia? Benar-benar berbeda dari apa yang telah diajarkan kepada kita. Dia adalah Guru yang besar, sangat cakap. Namun, tingkat pengetahuan seperti itu hanya dapat ditemukan di belahan dunia tersebut. Bila Anda pikirkan, masyarakat Tibet masih mengikuti tradisi yang sama sampai sekarang. Mereka mencari reinkarnasi Dalai Lama, dan saat mereka menemukannya, mereka melakukan ujian. Bila lulus, mereka mulai mendidiknya untuk menjadi Dalai Lama yang berikutnya. Dalai Lama ke-14 adalah yang kita kenal sekarang; dan beliau harus melalui semua ujian tersebut. Mereka melakukan hal yang sama dengan Kristus. Jadi, dia diajarkan apa yang dia tahu.

Supreme Master TV: Saat tinggal di biara-biara di India, Tibet, dan Nepal, Dr. Hairfield mendapat kesempatan untuk mempelajari kitab-kitab India yang sama yang pernah dipelajari Yesus 2.000 tahun sebelumnya, dan membandingkan pesan itu dengan ajaran Yesus seperti yang disampaikan dalam Kitab Injil.

Dr. Hairfield: Bila Anda mempelajari prinsip-prinsip Karma, 12 prinsip, sebenarnya dia mengatakan hal yang sama dalam empat Kitab Perjanjian Baru. Dia hanya mengubah kata-katanya, seperti dia mengatakannya dengan cara ini: Apa yang engkau “tanamkan” akan kembali 10 kalinya. “Tanamkan” berarti apa yang Anda tabung, dan sesuatu yang memperkuat sepenuhnya, karena pernyataan ini juga ditulis dalam Kitab Veda, dan dia mengutipnya dengan tepat: ”Apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai.” Ini adalah yang utama, dari hukum karma, ini adalah hukum yang paling pertama.

Dan kemudian dia mulai menerangkan yang lainnya dan mengutip kata-kata perumpamaan lainnya yang dinyatakannya, tapi sebenarnya dia membawakan 12 prinsip tersebut dalam Perjanjian Baru. Anda akan temukan teks Veda dalam keempat Injil, Anda temukan teks Jain, Anda temukan teks Brahma, dan Anda temukan teks Buddhis. Saya sebenarnya duduk dengan semua teks itu, saling bersebelahan, dan mulai mencampur, memasangkan dan menemukan pemikiran yang sama, sehingga saya tahu dari mana dia dapatkan. Saya tahu dari mana datangnya. Sungguh-sungguh. Itu terbuka bagi semua orang dengan pikiran terbuka. Kita diajarkan bahwa kita tidak boleh berbuat ini; kita diajarkan bahwa kita tidak pantas berbuat ini. Tapi, kita tak pernah dengar Kristus berkata demikian. Tidak pernah, juga di dalam Alkitab, Tuhan tidak berkata demikian.

Kunci utama dari semua itu adalah menerima diri Anda sendiri apa adanya dan kemudian, seperti yang dikatakan dalam naskah Nag Hammadi, bila Anda membuat dua menjadi satu, Anda dapat berkata, “Memindahkan Gunung dari sini ke sana,” akan diberikan kepada Anda. Pertanyaannya adalah, apakah artinya? Itu sebenarnya berarti beberapa hal. “Dua” berarti dualitas, tidak ada dualitas di dunia ini, tidak ada dualitas dalam hidup, tidak ada dualitas dalam kesadaran, hanya ada satu kesadaran, dan kita adalah titik kehidupan di dalamnya, jadi ada “satu”.

Yang kedua adalah dengan membiarkan jiwa kita berperan dalam hidup kita. Dengan kata lain, kita hidup dengan jiwa kita bukan hanya tubuh kita. Jadi sekarang, menghilangkan dualitas dan memiliki jiwa dan tubuh sebagai satu prinsip operasi. Kemudian, Anda dapat melakukan apa yang dia lakukan, katanya sendiri.

Satu-satunya alasan mereka membawa saya ke Biara Hemis di Ladakh (di India) adalah untuk tujuan itu, untuk menemukan siapakah Issa (Yesus), dan kemudian membaca apa yang dia pelajari, dan selanjutnya guru-guru saya memastikan saya belajar setiap hal yang dia pelajari.

Saya beritahu bagaimana guru saya menyelundupkan saya ke Tibet, yaitu melalui biara lain yang dinamakan Salib Suci,  yang berada di kedalaman Himalaya dan sesungguhnya dibangun di dalam gunung. Dan di situlah saya membaca lagi seri kedua gulungan perkamen tentang Issa. Jadi, di sana hanya ada dua biara yang saya ketahui memiliki dokumen itu, dan saya bahkan tidak yakin apakah masih ada di sana karena mereka memindahkannya. (Memindahkan untuk melindunginya?) Benar.

Supreme Master TV: Melalui akses khusus pada dokumen-dokumen rahasia di India tentang Yesus, Dr. Hairfield menemukan banyak rincian tentang siapakah Yesus, dan apa yang dia ajarkan.

Dr. Hairfield: Yesus seorang Essene. Salah satu hobi saya adalah mengoleksi Alkitab. Alkitab tertua milik saya dari tahun 1805 dan dalam kondisi mengagumkan. Tapi, jika kita membaca Alkitab yang lebih tua dan Alkitab yang lebih baru, maka ada perbedaan besar yang mencolok. Dalam Alkitab yang lebih tua, dikatakan bahwa Yesus menyingkir ke Gunung Karmel; Alkitab yang lebih baru mengatakan bahwa dia naik ke gunung. Di mana Gunung Karmel? Itulah tempat ditemukan Gulungan Laut Mati, itu adalah rumah kaum Essene. Maria, ibu Yesus, adalah seorang guru Essene, dan dia seorang pemimpin.

Hal kedua adalah: Alkitab yang lebih tua tidak menyebutkan bahwa Yosef adalah tukang kayu. Yang disebutkan, Yosef mempunyai keahlian itu. Dia seorang Essene, dia seorang ahli alkimia. Jadi, siapakah Yesus? Seorang Essene. Jadi, dia telah bersinggungan dengan ajaran rahasia Essene – sejak lahir. Dan kemudian saat pergi ke Mesir, mereka pergi ke Heliopolis, yang merupakan tempat ajaran rahasia di Mesir. Lalu saat dia pergi dari sana, kembali ke Israel saat berusia 13 tahun, Yosef dari Arimatea membawanya ke India untuk “Master dan PhD”-nya, boleh dikatakan begitu. Jadi, dia akan menjadi seseorang dengan pencapaian besar, mengetahui bahwa dia adalah seorang jiwa agung.

Kristus belajar dari para Yyogi Nath. Yogi Nath adalah orang yang sangat misterius. Suatu saat, saya di luar di ladang. Saya sedang membungkuk, menanam padi. Tiba-tiba sebuah bayangan muncul di depan saya, dan saya melihat di sana ada pria tua kecil yang kotor dan kasar, dan dia menatap saya dan berkata, “Kamu orang Amerika.” Dan saya jawab, “Ya.” Dia meludah ke tanah dan berkata, “Kamu tidak layak,” lalu dia berjalan menjauh.

Beberapa hari kemudian, dia kembali, dan hal serupa terjadi. Dia menatap saya dan berkata, “Saya diberitahu bahwa kamu ingin belajar sutra Nath.” Dan saya iyakan. Dia melanjutkan, “Kamu orang Amerika. Kamu tidak layak. Kamu tidak memiliki kesabaran.” Itu terjadi empat atau lima kali, dan pada terakhir kalinya, dia muncul dan menatap saya dan tersenyum, lalu berkata, “Kamu layak.” Karena saya tidak pernah tersinggung akan hal itu. Saya terima saja apa yang dia lakukan dan katakan. Maka, selama dua bulan saya bersama orang ini. Dan di situlah saya belajar tentang sutra-sutra ini.

Supreme Master TV: Dalam Kitab Injil, Yesus dikatakan melewatkan 40 hari di gurun atau alam liar, di mana dia dicobai oleh Setan. Dr. Hairfield menjelaskan bahwa Yesus bermeditasi pada saat itu untuk menyempurnakan penguasaan dirinya.

Dr. Hairfield: Dia harus beradu dengan pikirannya melalui gagasan godaan. Bayangkan saya berkata kepada Anda, “Oke, saya akan menganugerahimu kekuatan yang tak terkalahkan ini. Kamu berkuasa penuh atas segalanya.” Apa yang akan dilakukan ego Anda? (Wah!) Persis! Jadi, dengan kata lain, itu tentang membersihkan pikirannya sendiri. Ini adalah ujian terakhirnya. Itulah gagasan tentang godaan itu.

Dan omong-omong, kata “Setan” dalam Sanskrit kuno berasal dari Veda adalah “ego”. Ego adalah hal paling kuat yang kita miliki dan kita harus mengekangnya. Tapi, sekali ia dikuasai dan diubah, sang Ilahi dalam batin akan bangkit. Dia sudah punya pengetahuan itu, dan ada satu rintangan terakhir, dan dia mengatasinya.

Supreme Master TV: Dr. Hairfield, banyak orang berpikir Yesus vegetarian, apa pendapat Anda?

Dr. Hairfield: Saya tidak punya keraguan atau pertanyaan tentang itu. Dan jika Anda ingin, saya akan berikan ide ringan menyangkut alasannya. Semakin berat makanan, semakin berat tubuh. Jika kita melihat gigi kita, kita tidak diciptakan untuk menjadi karnivora, kita adalah vegetarian. Kita seharusnya makan sayur-mayur. Tapi, dia secara harfiah vegetarian. Dia tidak menaruh apa pun dalam tubuhnya yang membuat beban atau berat apa pun yang akan menghambat energinya dengan cara apa pun. Dan itu mudah dijelaskan.
Saat kita makan – jika merasa mendapat tenaga, itu yang harus kita makan. Jika kita makan makanan dan kita merasa berat, itu adalah makanan yang tidak seharusnya kita makan. Jadi ya, dia benar-benar vegetarian, tanpa keraguan. Dia ingin memahami semua aspek dari semua sistem kepercayaan. Dan, dari semua ajaran, ada dua yang tidak memiliki dogma. Satu, tentu saja, adalah sutra Buddha. Sesungguhnya ada tiga. Filosofi Krishna dan Veda. Teks Veda adalah teks filosofi yang tertua yang diketahui tentang kehidupan. Dan ajaran Brahma, Jain, dan bahkan sutra Buddha, hingga suatu taraf, bahkan filosofi Krishna, hingga suatu taraf, semua berasal dari yang satu itu. Bahkan teks Alkitabiah sebenarnya dalam sebagian hal atau lainnya, berasal dari teks itu.

Supreme Master TV: Seperti pencari Kebenaran dalam zaman Yesus, Dr. Hairfield sendiri telah pergi ke India untuk mencari Diri Ilahi Sejati-nya.

Dr. Hairfield: Adalah hal-hal sederhana yang selalu paling kuat. Dan itu juga hal yang Kristus sendiri ajarkan. Kristus mengatakan itu di dua tempat. Pertama dia berkata, “Untuk masuk Kerajaan Allah, engkau harus memiliki pikiran seorang anak kecil.” Yang kedua kali dia berkata, “Untuk masuk Kerajaan Allah, engkau harus memiliki kepolosan seorang anak.” Pikiran polos seperti anak kecil mudah melihat hal sederhana. Dan kita dapat munculkan itu bahkan di usia kita.

Supreme Master TV: Dan bisakah Anda uraikan tentang bagaimana kita menemukan Kerajaan Allah dalam diri kita?

Dr. Hairfield: Kristus mengatakan, pertama, dalam Kitab Lukas bahwa “kamu mencari Kerajaan Surga di mana-mana, tapi kamu tidak melihat ke dalam batin.” Baiklah. Kita juga tahu menurut teks Alkitabiah bahwa Tuhan berdiam di Surga. Nah, jika Kerajaan Surga berada dalam diri kita dan Tuhan di dalam Surga – di mana Tuhan berada? (Dalam diri kita.) Jadi, jika orang ingin menemukan Kerajaan itu, kita mulai dengan meditasi: “Jadilah tenang dan tahu.”


Salah satu guru saya suatu hari menatap saya dan berkata, “Anak muda, kamu suka dirimu?” Dan saya jawab, “Tidak.” Dia berkata, “Tunggu di sini,” dan dia berjalan pergi. Dia kembali dan membawa, saya duga, itu seperti cermin dari wadah bedak rias wanita, dan dia berikan kepada saya dan berkata, “Bawa ini bersamamu dan duduklah dan lihat cermin itu lalu katakan pada dirimu bahwa kamu cinta dirimu.” Dan dia berkata, “Saat kamu telah selesai dengan itu, kembalikan cermin saya.”

Saya kembali kepadanya 30, 45 hari kemudian, dan saya memandang dia dan berkata, “Guru, saya tak bisa lakukan ini.” Dan dia berkata, “Ceritakan pengalamanmu.” Dan saya beritahukan dia bahwa setiap kali saya mengatakan kalimat itu, saya dengar dalam pikiran saya semua alasan mengapa saya tak berguna, tidak baik, semua yang negatif tentang saya. Dan dia menatap saya dan berkata, “Tidak, kamu telah berhasil, Steven.” Saya berkata, “Bagaimana?” Dia menjawab, “Kini kamu tahu dua hal yang tidak kamu ketahui sebelumnya.”

Dia berkata, “Pertama, kamu tahu jalanmu. Jalanmu adalah melalui hutan dari setiap orang itu dari hal-hal itu, egomu, yang adalah hal kedua yang kini kamu ketahui.” Karena setiap kali saya mengatakan bahwa, ego sayalah yang memberitahu saya mengapa saya tidak suka saya dan tidak dapat menerima saya. Lalu dia hanya berkata, “Hadapi satu per satu, jangan semuanya. Cukup satu per satu, hingga ia tak ada lagi.” Dan perlu waktu cukup lama. Tapi tidak satu pun hal-hal itu mengganggu pikiran saya lagi. Itulah Surga di dalam batin. Jika kita sungguh ingin menerangi dunia ini, maka bukalah diri kita terhadap kebenaran hakikat kita sendiri, terhadap kebenaran keilahian kita sendiri. Munculkan itu; munculkan dan berikan kepada semua orang karena jika kita dapat lakukan itu, kita telah melanjutkan garis silsilah yang dibentuk ribuan tahun lalu oleh begitu banyak Guru agung.

Bagaimanapun juga, Kristus sendiri berkata, “Carilah dulu Kerajaan Allah maka semua hal lainnya akan diberikan kepadamu.” Dan memikirkan bahwa kita dapat memperoleh apa pun yang kita inginkan, apa pun, dengan menemukan tempat itu di dalam diri kita lebih dulu. Maka, kita dapat mengubah dunia.


Sumber : http://suprememastertv.com/

Selasa, 03 Juli 2012

Jatuhnya Sukhoi Sudah Diramal Oleh Pendeta Nigeria!



Temitope Balogun Joshua, seorang pendeta dari Nigeria, mengatakan akan ada pesawat yang jatuh pada hari Rabu ternyata benar terbukti. Sebelum Indonesia dihebohkan dengan jatuhnya pesawat Sukhoi yang menabrak Gunung Salak, ternyata di Nigeria, seorang pendeta sudah meramalkan kecelakan pesawat Sukhoi Superjet 100 RA-36801 .
Temitope Balogun Joshua, pendeta dari Nigeria, Afrika Barat, mengatakan dalam kebaktian hari Minggu (06/05) bahwa ia mendapat sebuah penglihatan,  ia seperti menonton tayangan berita terkini yang menyiarkan adanya sebuah pesawat yang hilang.
“Ada sebuah pesawat datang ke Indonesia, pesawat yang besar dan mengangkut sejumlah penumpang. Saya melihat kecelakaan. Kapal itu berwarna biru… Saya melihat Rabu. Apa yang akan terjadi pada Rabu?” katanya di hadapan sekitar 15.000 jemaat.

 Ia mengatakan bahwa kejadian itu ia lihat sangat jelas hingga ia bisa melihat warna kapal tersebut, lokasi lepas landas, hingga saat kapal itu mengalami kecelakaan.
“Jika penglihatan itu tidak jelas, saya tidak akan berbicara. Saya melihat kejadian itu di Indonesia. Saya ingin mengingatkan mereka. Gambar itu memperlihatkan tempat pesawat itu lepas landas, kapan itu terjadi, hari, dan waktunya. Saya lihat Rabu,” ujarnya.
T.B. Joshua merupakan pemimpin sekaligus pendiri gereja SCOAN yang juga memiliki Emmanuel TV yang ditayangkan 24 jam lewat satelit dan internet. Pesawat Sukhoi buatan Rusia dengan 48 penumpang dinyatakan hilang kontak di sekitar Gunung Salak saat sedang melakukan demo terbang dari Bandara Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu lalu (09/05) siang.


Sumber : http://jakartamagazine.com/

Prasasti yang Menyebut Nama Nabi Sebelum Kitab Suci Ada


Prasasti Elba - berasal dari masa sekitar 2500 SM - sudah ditemukan para ahli arkeologi sejak tahun 1975. Namun, keterangan yang tertera di dalamnya terus menimbulkan perdebatan. Penyebabnya adalah, karena terdapat nama tiga orang nabi yang disebutkan dalam kitab-kitab suci agama samawi (Islam-Kristen-Yahudi).

 


Ebla Pusat Kebudayaan Dunia

Ebla adalah sebuah kerajaan yang meliputi suatu wilayah yang di dalamnya termasuk ibukota Syria, Damaskus, dan Turki bagian tenggara. Pada masa itu (abad 26 SM) Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan di bidang kebudayaan dan ekonomi, namun setelah itu, sebagaimana yang menimpa banyak peradaban besar, menghilang dari panggung sejarah.

Di masa kejayaan, penduduk Ebla membangun lembaga-lembaga arsip negara, mendirikan perpustakaan-perpustakaan dan mencatat aneka perjanjian perdagangan secara tertulis. Mereka bahkan memiliki bahasa mereka sendiri, yang disebut sebagai Eblaite. 



Saat proses ekskavasi oleh arkeolog di tahun 1975, ditemukannya sekitar 20.000 prasasti dan penggalan tulisan paku. Naskah ini empat kali lebih banyak daripada seluruh naskah bertulisan paku yang diketahui para arkeolog selama 3.000 tahun terakhir. 
Ketika bahasa yang digunakan dalam prasasti-prasasti tersebut diterjemahkan oleh seorang berkebangsaan Italia Giovanni Pettinato, penerjemah naskah-naskah kuno dari Universitas Roma, nilai penting prasasti tersebut semakin dipahami. Alhasil, penemuan Kerajaan  Ebla dan kumpulan naskah negara yang luar biasa tersebut tidak hanya menarik perhatian di bidang arkeologi, tapi juga bagi kalangan agamawan.

Mengapa? Hal ini dikarenakan selain nama-nama seperti Mikail (Mi-ka-il) dan Thalut (Sa-u-lum), yang berperang bersama Nabi Dawud, prasasti-prasasti ini juga menuliskan nama-nama nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci: Nabi Ibrahim (Ab-ra-mu), Nabi Dawud (Da-u-dum) dan Nabi Ismail (Ish-ma-il). (2) 


Nama Para Nabi Tertulis Sebelum Taurat

Nama para nabi yang ditemukan dalam prasasti Ebla memiliki nilai teramat penting karena ini adalah kali pertama nama-nama tersebut dijumpai dalam naskah bersejarah setua itu. a

Informasi ini, yang berasal dari zaman 1500 tahun sebelum Taurat, sangatlah mengejutkan! Kemunculan nama Nabi Ibrahim di dalam prasasti tersebut menyatakan secara tertulis bahwa Nabi Ibrahim dan agama yang dibawanya telah ada sebelum Taurat.
Para sejarawan mengkaji prasasti Ebla dari sudut pandang ini, dan penemuan besar tentang Nabi Ibrahim dan misi yang diembannya menjadi bahan penelitian dalam kaitannya dengan sejarah agama-agama.

David Noel Freedman, arkeolog dan peneliti Amerika mengenai sejarah agama-agama, melaporkan berdasarkan penelitiannya nama-nama nabi seperti Ibrahim dan Ismail di dalam prasasti tersebut.


Nama-Nama Lain Dalam Prasasti



Selain nama para nabi yang sudah ada jauh sebelum Taurat ditulis, terdapat pula hal-hal lain dan nama-nama tempat di dalam prasasti tersebut, yang dengannya dapat diketahui bahwa penduduk Ebla adalah para pedagang yang sangat berhasil.

Nama Sinai, Gaza dan Yerusalem, yang tidak terlalu jauh letaknya dari Ebla, juga terdapat di dalam tulisan tersebut, yang menunjukkan bahwa penduduk Ebla memiliki hubungan yang sangat baik dengan tempat-tempat tersebut di bidang perdagangan dan kebudayaan.

Satu rincian penting yang diketahui dari prasasti tersebut adalah nama-nama wilayah seperti Sodom dan Gomorrah, tempat berdiamnya kaum Luth. Diketahui bahwa Sodom dan Gomorrah adalah sebuah wilayah di pesisir Laut Mati tempat bermukimnya kaum Luth dan tempat di mana Nabi Luth mendakwahkan risalahnya dan menyeru masyarakat untuk hidup mengikuti nilai-nilai ajaran agama.

Selain dua nama ini, kota Iram, yang tercantum di dalam ayat-ayat Al Qur'an, juga di antara yang tersebut di dalam prasasti Ebla.

Dalam sebuah tulisan di majalah Reader's Digest, tercatat di masa itu bahwa terdapat pergantian agama dari penduduk Ebla selama masa pemerintahan Raja Ebrum dan bahwa masyarakat mulai menambahkan imbuhan di depan nama-nama mereka dalam rangka meninggikan nama Tuhan Yang Mahakuasa. 



====

Sejarah Ebla dan prasasti Ebla yang ditemukan setelah 4.500 tahun sesungguhnya mengarahkan kepada satu kebenaran yang teramat penting: Allah telah mengirim utusan-utusan kepada penduduk Ebla, sebagaimana yang Dia lakukan ke setiap kaum, dan para utusan ini menyeru kaum mereka kepada agama yang benar.
Dan, anehnya nama-nama nabi yang ada dalam kitab suci agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi) ternyata sudah tertulis sebelumya.

Wallahu a'lam bishowab...


Sumber : http://www.apakabardunia.com/

Kamis, 28 Juni 2012

Riwayat Satu Abad Katedral Jakarta

Tempat misa dilihat dari atas. (Hairun Fahrudin)
Anda juga dapat melihat koleksi barang-barang milik pastoran Katedral di ruangan ini. (Hairun Fahrudin)
Deretan pakaian rohaniwan Katolik di dalam Gereja Katedral. (Hairun Fahrudin)
Menara-menara khas Gereja Katedral. (Hairun Fahrudin)
Gereja Katedral Jakarta yang berdiri kokoh di sebelah utara Lapangan Banteng ternyata menyimpan banyak cerita menarik. Bangunan dengan arsitektur neo-Gotik — yang terletak berseberangan dengan Masjid Istiqlal ini merupakan salah satu gedung cagar budaya paling menawan di Jakarta.

Gereja Katedral Jakarta memiliki sebuah museum yang bisa dikunjungi semua kalangan. Setelah membaca sebuah berita yang menyatakan Museum Katedral Jakarta dinobatkan sebagai museum terbaik di Jakarta untuk kategori pelestarian cagar budaya, saya langsung berkunjung ke museum itu.

Museum Katedral Jakarta berada di balkon ruang utama gereja yang biasa digunakan untuk misa. Lantai balkon itu dahulu digunakan untuk koor gereja, namun kini dimanfaatkan untuk memajang koleksi museum. Dari lantai balkon ini bisa disaksikan ruang utama Katedral Jakarta yang digunakan untuk beribadah.


Gereja Katedral Jakarta sendiri mulai didirikan pada 1891 untuk mengganti gereja lama yang runtuh pada 9 April 1890 (hanya beberapa hari menjelang perayaan Paskah). Pembangunannya menemui banyak sekali kendala, bahkan sempat terhenti karena kekurangan dana. Pembangunan Katedral Jakarta baru selesai 10 tahun kemudian, yakni pada 1901.

Riwayat Katedral Jakarta yang panjang itu terangkum rapi dalam koleksi museum. Saat ini ada sekitar 400 koleksi yang dipamerkan, semuanya barang-barang milik pastoran Katedral Jakarta dan ada juga koleksi hasil sumbangan dari pihak tertentu.


Ibu Lusi, salah seorang pengurus Museum Katedral Jakarta, berbaik hati mengantar saya berkeliling museum. Di antara ratusan koleksi museum, perhatian saya langsung tertuju pada pakaian rohaniwan Katolik yang tersimpan dalam beberapa kotak kaca. Dalam kotak kaca itu tersimpan jubah, topi dan kasula berbagai warna.


Kasula adalah lapisan terluar busana yang dikenakan rohaniwan Katolik. Warna kasula yang dikenakan seorang pastor memiliki makna tertentu. Kasula berwarna putih biasanya dipakai untuk ibadah sehari-hari, sedangkan ungu dan merah digunakan untuk acara duka cita seperti misa tutup peti dan paskah, lanjutnya lagi.

Koleksi lainnya yang cukup menarik adalah tongkat Paus Paulus VI dan piala Paus Yohanes Paulus II yang sengaja ditinggal untuk kenang-kenangan saat mereka berkunjung ke Indonesia. Ada juga lukisan bergambar gereja karya Kusni Kasdut yang terbuat dari pelepah pisang (Kusni Kasdut adalah seorang penjahat kelas kakap yang dihukum mati pada 1980.).

Saya juga sangat tertarik dengan koleksi relikui yang dipajang dalam kotak kecil dari kaca. Relikui adalah benda-benda peninggalan atau sisa-sisa tubuh orang kudus yang sudah meninggal, misalnya potongan pakaian, rambut dan serpihan tulang. Benda-benda ini ditaruh dalam wadah kecil berbentuk bundar dan biasanya ditempatkan dalam altar.

Barang-barang lain yang turut dipamerkan antara lain mebel antik, alat musik, patung, jam bandul, buku doa, foto-foto tua, serta perlengkapan yang biasa digunakan umat Katolik untuk beribadah. Pendek kata, koleksi museum ini sangat lengkap dalam menjelaskan tradisi Katolik.

Dari balkon, saya beranjak ke lantai pertama yang merupakan ruangan tempat beribadah. Ruang utama Gereja Katedral Jakarta ini agak gelap, kecuali bagian altarnya. Ini merupakan simbolisasi bahwa bagian terpenting dari sebuah gereja adalah altarnya. Dinding ruang utama gereja ini dihiasi lukisan dari potongan keramik yang menggambarkan kehidupan Yesus.

Langit-langit Gereja Katedral Jakarta terbuat dari kayu jati supaya tidak mudah roboh saat terjadi gempa bumi. Menaranya juga hanya terbuat dari rangka besi, bukan beton seperti umumnya gereja di Eropa.


Gereja Katedral Jakarta memiliki dua menara utama yang disebut Menara Daud dan Menara Gading. Sekilas bentuk kedua menara itu terlihat sama, namun kalau diperhatikan lebih seksama ternyata berbeda. Menara Gading diapit oleh empat menara kecil berbentuk lancip, sedangkan Menara Daud berbentuk seperti benteng yang melambangkan Benteng Daud. Menara lainnya yang lebih kecil disebut Angelus Dei, letaknya di belakang dua menara utama.

Kalau Anda tertarik dengan sejarah Katedral Jakarta serta ingin mengenal lebih dekat tradisi Katolik, silahkan berkunjung ke Museum Katedral Jakarta. Sayangnya, museum ini tidak buka pada akhir pekan.

Museum Katedral Jakarta
Jl. Katedral 7B, Jakarta Pusat
Telp.: (021) 3519 186, Faks.: (021) 3509 952
Jam buka: Senin, Rabu, Jumat, pukul 10.00-12.00 WIB
Tiket masuk: gratis
Pengunjung harus berbusana rapi dan sopan





Sumber : http://id.berita.yahoo.com/

Selasa, 26 Juni 2012

Raphael Narbaez: Saksi Yehuwa yang Menemukan Kebenaran Islam



Raphael Narbaez | Foto: www.republika.co.id 
REPUBLIKA.CO.ID,  Tak pernah terlintas di benak Raphael NarBaez, pria berkebangsaan Amerika Serikat untuk mempelajari dan bahkan memeluk Islam.  Betapa tidak. Dalam dirinya telah tertanam sebuah keyakinan bahwa semua agama, selain yang diyakininya, adalah buruk.

Hingga suatu  hari, ia tak lagi meyakini kebenaran agama yang dipeluknya. Narbaez pun memutuskan untuk meninggalkan agamanya. Ia lalu mempelajarinya ulang, dan bahkan sempat tak memeluk agama apapun, setelah itu.

Ia merasa beruntung memiliki satu keyakinan yang tersisa di hatinya. ‘’Aku yakin Tuhan itu ada,’’ ujarnya.  Keyakinan itu membawanya pada agama yang Islam, agama yanag diyakininya paling benar.

“Aku yakin, Allah telah merencanakan semua ini bahkan sebelum aku dilahirkan,’’ ungkapnya.

                                                                                 ***

Raphael Narbaez adalah pria kelahiran Texas, California, yang segera dibaptis sebagai seorang Katolik, tak lama setelah terlahir ke muka bumi. Maklamu saja, ia berasal dari keluarga Katolik yang taat.

Narbaez tumbuh di Lubbock, wilayah Texas yang memiliki banyak gereja dan dihuni komunitas kuat Kristen. Lingkungan tersebut membawanya menjadi seorang ‘saksi Yehuwa’ (Tuhan orang Yahudi).

‘Saksi Yehuwa’ adalah sebuah denominasi umat Kristen pemulih kepercayaan milenialisme, di luar ajaran utama Kristen dan tidak meyakini adanyaa trinitas.
Suatu hari, kata  Narbaez, pintu rumahnya diketuk oleh beberapa orang. Mereka mengadakan pengajian Bibel di rumah. Setelah pengajian itu, ia dan keluarganya juga mendatangi gereja para ‘saksi Yehuwa’. Mereka menghadiri sejumlah pertemuan dan bergabung dengan jamaah kebaktian mereka. Mereka pun menjadi bagian dari para saksi Yehuwa.

Narbaez pun dengan penuh semangat mengkaji Bible. Semakin dalam mengkaji dan mendalami Bibel, ia dihadapkan pada sebuah ironi mengenai kitab sucinya itu.
“Siapapun yang familiar dengan naskah tersebut tahu persis bahwa Bibel telah banyak tercemar di sepanjang sejarah. Namun di sisi lain, aku selalu merasa bahwa Bibel yang asli benar-benar berasal dari Tuhan,” katanya. Umat Kristen lainnya pun, kata dia, memuaskan diri dengan pemikiran yang sama, bahwa Bibel yang asli hebat dan logis.

Narbaez mulai belajar lebih banyak dan mendalam Bibel, hingga ia dibaptis sebagai saksi Yehuwa saat memasuki usia 13 tahun. Semenjak itu, ia seperti mendapat suntikan semangat untuk berbuat lebih banyak ‘pekerjaan Tuhan.’

“Sesuatu yang tidak biasa terjadi. Aku diakui dan diberkati untuk menjadi pembicara dalam acara-acara kebaktian. Dan aku mulai berbicara di depan jamaat berjumlah besar,” paparnya.

Bahkan, ia baru berusia 20 tahun saat memiliki jamaat kebaktian sendiri, dan ia semakin mendalami ajaran tentang ‘saksi-saksi Yehuwa. Lalu, setelah melewati banyak kebaktian, doa, dan duka, Narbaez meninggalkan agamanya dan tidak mencoba untuk kembali.
 
Yang terjadi kemudian, katanya, ia tak dapat berpindah ke agama baru apapun. “Sebagai ‘saksi Yehuwa,’ aku diajari bahwa semua agama tidak baik, bahwa hanya para ‘saksi Yehuwa’ yang mampu membawaku pada penerimaan terhadap Tuhan,” katanya.
Dengan penuh kesadaran, Narbaez tak lagi mempercayai semua ajaran ‘Saksi-saksi Yehuwa,’ juga ajaran agama lainnya. Jadilah ia seseorang tanpa agama.
“Untungnya, aku bukan seorang tanpa Tuhan. Aku masih mempercayai adanya Tuhan yang menciptakan seisi semesta,” katanya.

Ia lalu memutuskan untuk kembali ke gereja, tempat di mana ajarannya berasal. “Aku dilahirkan sebagai seorang Katolik dan menjadi seorang ‘saksi Yehuwa’ sepanjang hidupku, aku kembali ke sana untuk menemukan sesuatu yang mungkin saja telah kulewatkan,” katanya.

Tiga bulan lamanya Narbaez menghanyutkan diri dalam doa-doa, kebaktian dan juga misa. Namun, semua itu tidak mengubah keadaan yang dialaminya. “Sama sekali tidak menarik pikiranku, tidak juga hatiku,” ujarnya.

Hingga pada satu hari, ia berkesempatan bertemu dengan seorang Muslimah yang selalu tampak gembira dan ramah. “Aku memperhatikannya dan tertarik dengan kepribadiannya. Ia memberitahuku banyak hal tentang Islam.”

Setelah itu, tak sedikitpun terbersit niat dalam benaknya untuk memeluk Islam. “Aku hanya berpikir tentang sebuah keinginan menjadi umat Kristen yang baik, dan aku yakin dengan cara Tuhan menjadikanku seorang Kristen taat.”

Narbaez pun kembali mendalami Bibel. Ia melakukannya berjam-jam, terutama saat malam. Ia membaca seluruh isi kitab Perjanjian Baru, dan melahap Perjanjian Lama; Genesis (Permulaan), Deutoronomy (Ulangan), Exodus (Kepergian).

Lalu ketika ia mencapai bagian tentang Prophets (Nabi-nabi), Narbaez tiba-tiba ingin mengistirahatkan matanya sambil berpikir tentang pertemuannya dengan Muslimah yang memberitahunya tentang Islam, tentang menjadi seorang Muslim, tentang Alquran, dan tentang Allah SWT.

“Lalu aku berkata, ‘Baiklah, aku adalah orang dengan pikiran terbuka sekarang. Aku akan mencari tahu tentang itu, bukan sebagai seorang saksi Yehuwa’,” tuturnya.
Mula-mula ia berpikir tentang jumlah Muslim dunia yang mencapai 1,2 miliar. Lalu Narbaez berpikir bahwa ternyata setan tak terlalu hebat untuk bisa memperdaya 1,2 miliar umat Islam, dan ia pun mulai membaca Alquran untuk mencari jawabannya.
Raphael menuntaskan bacaannya, dan mulai menemukan jawaban lebih dari yang diharapkannya. “Segala sesuatunya menjadi jelas. Bahkan, aku bisa memahami Bibel-ku setelah membaca Alquran,” tegasnya. Dan Narbaez menyimpulkannya sebagai cara Tuhan menjadikannya seorang umat Kristen yang baik.
“Tuhan mengajariku lewat Alquran.”
Raphael terus membaca Alquran. Menurutnya, isinya lebih mudah dan lebih ringkas daripada kitab yang sering dibacanya. “Aku mulai meninggalkan Bibel yang pernah kuyakini sebagai perkataan Tuhan.”

Bersamaan dengan itu, Narbaez memiliki keinginan untuk menemui orang-orang Islam pemilik kitab suci tersebut. Ia memilih masjid sebagai tempat yang tepat untuk bertemu mereka, untuk memeriksa kebenaran informasi yang pernah dikatakan oleh wanita Muslim yang pernah ditemuinya.

Dengan menggunakan mobil, Narbaez mendatangi sebuah masjid di California bagian selatan. “Perutku menegang, rasanya seperti ketika kita diharuskan melakukan sesuatu sedangkan kita tidak menginginkannya,” katanya.

Sambil berputar beberapa kali melewati masjid, ia kemudian mencari-cari alasan untuk membatalkan niatnya memasuki masjid tersebut. Ia mendapatkan sebuah alasan. Area parkir masjid tersebut penuh.

‘’Aku akan berputar sekali lagi. Jika tidak ada mobil yang keluar dari halaman masjid, aku akan pulang.”

“Allah Maha Berkehendak,” ujarnya.

Ia menceritakan, saat melintas di depan masjid untuk terakhir kalinya, sebuah mobil keluar. Ia menjadi jauh lebih cemas dari sebelumnya. Namun ia menepati janjinya.

Narbaez  menghampiri sekelompok orang yang berbaur di dalam masjid usai shalat berjamaah, saat beberapa di antara mereka menyambutnya sambil mengucap salam. Seseorang yang menyadari bahwa Narbaez adalah orang baru di sana, menggandengnya, mengajaknya berkeliling masjid, dan mengajarinya berwudhu.

Ia terkesima sekaligus takjub. “Aku suka cara mereka (Muslim) menyucikan diri, dan semua amalan yang mereka lakukan,” ujarnya. Ia kagum dengan gerakan ruku dan sujud, yang dimaknainya sebagai ekspresi makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan.

Dalam hatinya muncul keinginan yang kuat untuk berdoa dengan cara yang dilakukan Muslim. “Saya merasa seperti pulang kembali ke rumah setelah lama bepergian.” Raphael mantap berislam tak lama setelah itu.

Kemantapan hatinya itu, kata Raphael, bermuara pada Alquran dan hadis. “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat,” ujar Raphael mengutip surah favoritnya, an-Nasr. [republika: bagian 1; bagian 2; bagian 3]


Sumber : http://osolihin.wordpress.com/

Kupas tuntas Saksi Yehuwa



Tidak Ada Perayaan Ulang Tahun Bagi Saksi Yehuwa


Benarkah ajaran atau perintah itu?


Pertama, perhatikan bahwa tidak ada satupun ayat di Alkitab yang menyatakan secara eksplisit bahwa orang Kristen dilarang merayakan ulang tahunnya. Jika memang orang Kristen dilarang, bukankah seharusnya Alkitab menyatakannya secara eksplisit?


Kedua, oleh karena itu, ajaran Menara Pengawal yang menyatakan bahwa Alkitab melarang orang Kristen merayakan ulang tahunnya merupakan tafsiran sepihak, bukan?


Ketiga, perhatikan beberapa argumentasi yang dibuat Menara Pengawal di seputar 2 kejadian yang tidak menyenangkan saat adanya ulang tahun yaitu Firaun dan Herodes; 2 orang meninggal yaitu juru roti dan Yohanes Pembaptis. Dengan demikian maka menurut Menara Pengawal, Alkitab tidak menyetujui perayaan ulang tahun karena hal-hal yang jahat terjadi saat perayaan ulang tahun.


Jika demikian tafsiran Menara Pengawal, saya ingin bertanya, ‘Berdasarkan standard Alkitab, apakah sumber dari suatu kejahatan? Manusianya — Firaun atau Herodes — atau ulang tahunnya itu sendiri? Untuk lebih mudahnya, saya beri illustrasi, ketika seseorang membunuh, siapakah yang jahat di sini; individu yang membunuh atau pisaunya yang dipakai membunuh?’ Jelas, orangnya, bukan? Pisau hanyalah sebuah alat untuk memotong; dapat digunakan untuk kebaikan seperti memotong daging atau sayuran. Dan dapat pula digunakan untuk kejahatan yaitu membunuh. Semuanya kembali kepada individu yang menggunakan pisau itu.


Jadi, bukan karena adanya pesta ulang tahun seseorang berbuat jahat. Perayaan ulang tahun hanyalah suatu acara untuk memperingati kelahiran seseorang. Tanpa perayaan itu pun Firaun dan Herodes memang banyak melakukan hal-hal yang buruk. Kejadian pada pembunuhan secara kebetulan terjadi saat adanya pesta ulang tahun. Lalu mengapa ulang tahunnya yang dipermasalahkan?


Lalu, jika demikian mengapa Menara Pengawal mentafsirkan melampaui apa yang tertulis?


Keempat, Menara Pengawal berargumentasi bahwa ‘umat Yehuwa tidak merayakan tanggal kelahiran; mereka merayakan perayaan-perayaan lain tetapi bukan ulang tahun’ karena itu Alkitab tidak merekomendasikan ulang tahun. Memang secara eksplisit Alkitab tidak menyatakan demikian. Tetapi, nabi-nabi Tuhan itu juga tidak menulisnya untuk tidak merayakannya, bukan?
Kelima, jika saya boleh mentafsirkan Alkitab. Alkitab mencatat usia para tokoh Alkitab sangat banyak, bukan? Menara Pengawal pun menulis ‘Hamba-hamba Allah pada zaman dahulu mencatat kapan orang-orang dilahirkan, yang memungkinkan mereka untuk menghitung usia‘.  Bahkan Alkitab menulis Yesus berusia 12 tahun saat pergi ke Yerusalem. Pertanyaan saya adalah mengingat penulis Alkitab mencatat usia para tokohnya apakah tidak mungkin mereka juga memperingati ulang tahunnya juga, hanya tidak dicatat? Jika tidak memperingatinya, mengapa usia mereka dicatat?


Saya mentafsirkannya, karena usia mereka dicatat maka tentunya mereka memperingati ulang tahunnya.


Keenam, lebih utama lagi rasul Paulus menulis di Roma 14:5-6,12 mengenai ‘suatu hari‘:
Ada orang yang menilai suatu hari lebih penting daripada hari yang lain; orang lain menilai semua hari sama; hendaklah setiap orang yakin sepenuhnya dalam pikirannya sendiri. Ia yang berpegang pada suatu hari, melakukannya untuk menghormati Yehuwa. Juga, ia yang makan, melakukannya untuk menghormati Yehuwa, sebab ia mengucapkan syukur kepada Allah; dan ia yang tidak makan, melakukannya untuk menghormati Yehuwa, namun mengucapkan syukur kepada Allah….Oleh karena itu, kita masing-masing akan memberikan pertanggung jawaban kepada Allah. (NW)


Nah, di ayat ini rasul Paulus menyatakan mengenai ‘suatu hari‘, tentunya termasuk hari ulang tahun, bukan?  Keputusan mengenai ‘suatu hari’ yang lebih penting dibandingkan dengan hari lainnya menurut Paulus diserahkan kepada hati nurani masing-masing individu asalkan dilakukan untuk menghormati nama Yehuwa. Karena keputusan ini dilakukan berdasarkan hati nurani secara pribadi maka Paulus mengatakan bahwa masing-masing dari kita akan mempertanggung-jawabkannya kepada Allah. Oleh karena itu, tidak dapat orang lain menghukum ataupun melarang seseorang menganggap hari ulang tahunnya penting karena ia sebagai individu akan mempertanggung-jawabkannya kepada Allah, bukan?


”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus”. (Mat. 7:15, NW)




Sumber : http://allahmahabaik.wordpress.com/

Apakah Mormonisme ajaran sesat? Apa yang dipercaya penganut Mormon?


Joseph Smith

Pertanyaan: Apakah Mormonisme ajaran sesat? Apa yang dipercaya penganut Mormon?

Jawaban: Agama Mormon didirikan kurang dari 200 tahun lalu oleh seorang yang bernama Joseph Smith. Dia mengklaim telah menerima kunjungan pribadi dari Allah Bapa dan Yesus Kristus dan menyatakan semua gereja dan pengakuan iman mereka adalah merupakan kekejian bagi Tuhan. Joseph memperkenalkan agama baru yang mengklaim sebagai “satu-satunya gereja yang benar di bumi ini.” Masalahnya ajaran Mormonisme bertentangan dengan, memodifikasi dan mengembangkan Alkitab. Orang-orang Kristen tidak punya alasan untuk percaya bahwa Alkitab tidak benar dan tidak cukup. Percaya kepada Allah berarti percaya kepada FirmanNya. Dan setiap ayat Alkitab diinspirasikan oleh Allah, yang berarti berasal dari Allah (2 Timotius 3:16).

Para penganut Mormon percaya bahwa ada empat sumber firman yang diinspirasikan Allah dan bukan hanya satu. 1). Alkitab, “sejauh diterjemahkan dengan tepat.” Ayat-ayat mana yang diterjemahkan dengan tidak tepat tidak selalu jelas. 2) Kitab Mormon yang “diterjemahkan” oleh Smith dan diterbitkan pada tahun 1830. Smith mengklaim kitab ini sebagai “kitab yang paling benar” di dunia, dan dengan mengikuti aturan-aturannya orang dapat menjadi lebih dekat kepada Allah dibanding dengan “mengikuti kitab-kitab lain.” 3). The Doctrine and Covenants (Doktrin dan Perjanjian) dianggap oleh penganut Mormon sebagai kitab suci dan mengandung kumpulan wahyu modern yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang telah dipulihkan.” 4) The Pearl of the Great Price (Mutiara Yang Berharga) dianggap oleh para penganut Mormon sebagai “klarifikasi” doktrin dan pengajaran-pengajaran yang telah hilang dari Alkitab dan juga tambahan informasi mengenai penciptaan bumi.

Penganut Mormon percaya hal-hal berikut ini tentang Allah: bahwa Allah tidak selamanya merupakan Mahkluk yang Tertinggi dalam alam semesta ini, namun Dia mencapai status itu melalui hidup yang benar dan usaha yang terus menerus. Mereka percaya Allah Bapa memiliki “tubuh dari darah dan daging yang persis sama dengan yang dimiliki oleh manusia.” Sekalipun kemudian ditinggalkan oleh pemimpin-pemimpin Mormon di zaman modern, Brigham Young mengajarkan bahwa Adam sebenarnya adalah Allah dan bapa dari Yesus Kristus. Orang-orang Kristen mengetahui hal-hal berikut ini tentang Tuhan: hanya ada Satu Allah yang sejati (Ulangan 6:4, Yesaya 43:10, 44:6-8), bahwa Dia ada untuk selama-lamanya (Ulangan 33:27; Mazmur 90:2; 1 Timotius 1:17), Dia tidak diciptakan, namun adalah Pencipta (Kejadian 1, Mazmur 24:1, Yesaya 37:16). Allah sempurna dan tidak ada yang setara denganNya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25). Allah Bapa bukanlah manusia dan tidak pernah merupakan manusia (Bilangan 23:19, 1 Samuel 15:29, Hosea 11:9). Allah itu Roh (Yohanes 4:24) dan Roh tidak terbuat dari darah dan daging (Lukas 24:39).

Mormon percaya bahwa ada tingkatan atau kerajaan yang berbeda-beda setelah kematian: Kerajaan Langit , Kerajaan Bumi dan Kerajaan Bintang dan Kegelapan. Di mana orang akan berada setelah mati bergantung pada apa yang mereka percaya dan lakukan dalam hidup ini. Alkitab memberitahukan bahwa setelah mati kita akan masuk Surga atau Neraka, tergantung pada apakah kita beriman pada Yesus atau tidak. Beralih dari tubuh ini berarti berada bersama dengan Tuhan (2 Korintus 5:6-8). Orang yang tidak percaya akan masuk ke Neraka, atau alam maut (Lukas 16:22-23). Ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, kita akan menerima tubuh baru (1 Korintus 15:50-54). Akan ada Langit Baru dan Bumi Baru untuk orang-orang percaya (Wahyu 21:1) dan orang-orang yang tidak percaya akan dilemparkan ke dalam lautan api yang kekal (Wahyu 20:11-15). Tidak ada kesempatan lain untuk penebusan setelah kematian (Ibrani 9:27).

Para pemimpin Mormon mengajarkan bahwa inkarnasi Yesus adalah hasil hubungan fisik antara Allah Bapa dan Maria. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Allah, namun setiap manusia juga dapat menjadi allah. Secara historis keKristenan mengajarkan Tritunggal/Trinitas dan bahwa Allah berada untuk selama-lamanya sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:190. Tidak seorangpun dapat menjadi Allah, hanya Allahlah yang kudus (1 Samuel 2:2). Kita hanya dapat menjadi suci dalam pandangan Allah melalui iman kepadaNya (1 Korintus 1:2) Yesus adalah satu-satuNya Anak Tunggal Allah (Yohanes 3:16) dan satu-satunya yang pernah hidup tanpa dosa, tanpa cacat cela, dan sekarang menduduki tempat yang paling terhormat di Surga (Ibrani 7:26). Yesus dan Allah secara esensi adalah satu, Yesus adalah Dia yang sudah ada sebelum dilahirkan secara fisik (Yohanes 1:1-8, 8:56). Yesus memberi diriNya kepada kita sebagai korban, dan Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan kelak setiap orang akan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan (Filipi 2:6-11). Yesus memberitahu bahwa tidak mungkin seseorang masuk ke Surga melalui perbuatan baiknya sendiri, hanya dengan iman di dalam Dia barulah hal itu dimungkinkan (Matius 19:26). Dan banyak orang tidak akan memilih dia. “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya” (Matius 7:13). Kita semua pantas menerima hukuman kekal untuk dosa-dosa kita,namun kasih dan anugrah Allah yang tidak terbatas telah memberi jalan keluar kepada kita. “ Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23).

Sudah jelas bahwa hanya ada satu cara untuk menerima keselamatan, yaitu mengenal Allah dan PutraNya, Yesus (Yohanes 17:3). Bukan melalui perbuatan, namun melalui iman (Roma 1:17; 3:28). Ketika kita beriman, kita akan menaati hukum-hukum Tuhan dan dibaptiskan karena mencintai Dia, bukan karena baptisan adalah syarat untuk mendapat keselamatan. Kita menerima karunia ini siapapun kita atau apapun yang sudah kita lakukan (Roma 3:22). “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah 4:12). Sekalipun penganut Mormon biasanya adalah orang-orang yang suka berkawan, pengasih dan baik, mereka ambil bagian dalam agama yang sesat yang mengubah natur Allah, Pribadi dari Yesus Kristus dan jalan keselamatan.



Sumber : http://www.gotquestions.org/

Sejarah Natal Menurut Islam


Natal identik dengan perayaan kelahiran Nabi Isa as. Benarkah Nabi Isa as lahir tanggal 25 Desember...

Mari kita telaah melalui kitab suci Al Qur'an.
Dalam kajian tersebut ditegaskan bahwa telah terjadi kesalahan sejarah dan penyelewengan literatur dalam kitab injil yang menunjukkan bahwa Nabi Isa as lahir pada tanggal 25 Desember.

Kelahiran Nabi Isa as.
Padahal dalam Injil Lucas menjelaskan bahwa Nabi Isa as lahir pada masa musim gugur, yakni sekitar pada bulan Maret.
Sebagai rujukan atau landasan, Al Qur'an juga menjelaskan bahwa Nabi Isa as lahir di bawah pohon kurma yang saat itu banyak buahnya. Hal ini berarti Nabi Isa as lahir pada musim gugur.

Perhatikan ayat berikut ini,

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا ٢٢

22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا ٢٣

23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".

فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا ٢٤

24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا ٢٥

25. dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,

فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا ٢٦

26. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
(QS. Maryam: 22-26).

Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa kelahiran Nabi Isa as adalah bukan 25 Desember, melainkan pada musim gugur kurma, karena Maryam mengambil kurma untuk makanan mereka berdua.

Tidak dijelaskan secara detail kapan Nabi Isa as lahir, namun dar literatur dan kitab Injil menyatakan bahwa Nabi Isa as lahir sekitar bulan Maret, musim gugur. Rakyat Konstantinopel memperingati kelaharian Isa dengan menyembah dewa matahari pada musim gugur.

Lalu kenapa tanggal 25 Desember umat Kristen merayakan Natal yang bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Isa as.
Dalam ajaran Injil tidak dijelaskan tanggal kelahiran Yesus, namun diperkirakan pada musim gugur buah kurma.

Akan tetapi, Paulus Liberus di ROma pada abad ke-4 Masehi mengubah literatur Injil dengan menyebutkan Yesus lahir pada 25 Desember. Hal itu diperuntukkan untuk menyatukan umat Kristen dan Katolik dalam perayaan Natal, karena sesungguhnya perayaan Natal itu sendiri merupakan budaya dari umat Katolik Roma pada masa Kaisar Konstantinopel.

Kaisar Konstantin melakukan persembahan dan perayaan untuk menyembah dewa matahari pada musim gugur, kemudian diikuti oleh rakyat yang akhirnya dikenal dengan Natal. Jadi, dalam Al Qur'an telah menunjukkan bahwa Hari Natal, Hari Kelahiran Nabi Isa as bukan tanggal 25 Desember, melainkan pada musim gugur kurma, yakni sekitar bulan Maret. (Wallahu A'lam).



Sumber :

Minggu, 24 Juni 2012

Yang mana wajah Yesus pilihan anda ?


Dalam tulisan saya Antara DaVinci Code dan Ayat2x Setan, saat saya membahas tentang gambar wajah Yesus, saya telah menyampaikan bahwa umat Kristen sebenarnya telah menggambar wajah Yesus  secara (dalam pandangan saya) melecehkan. Penggambaran wajah Yesus yg  seperti itu ternyata tidak terlalu membuat risau umat Kristen meskipun gambaran yg ditampilkan jauh dari bayangan dan pemahaman yg benar tentang seorang Yesus. Parahnya, hal ini justru dilakukan oleh pihak2x otoritas gereja sendiri. Dan bagi saya, ini tentu saja tidak benar, karena sebagai yg mengaku umatnya Yesus, seharusnya umat Kristen memberikan penghargaan yg pantas pada seorang Yesus.

Pernah saat saya sedang melakukan diskusi dengan seorang teman yang beragama Kristen, ia dengan santai dan penuh senyum telah membenarkan sebuah informasi yg menurut dia mungkin hanya sebuah hal yg ringan, yaitu tentang adanya gambar2x wajah Yesus (dan ibundanya, Maria) yg digambar dengan profil wajah dan warna kulit yg berbeda di dalam gereja pada berbagai tempat yg berbeda di seluruh dunia.

Gambar2x Yesus (dan ibundanya) ini digambarkan dg jauh berbeda dari bayangan umum sebagai seorang yahudi di Timur Tengah, tetapi sangat disesuaikan dengan ras dari penduduk setempat. Misalnya Yesus berwajah Indian, Yesus berwajah Cina, Yesus berwajah bule Eropa, Yesus berwajah Arab, dll. Bahkan juga Yesus berwajah Afrika (kulit hitam)!

Sungguh aneh, mengapa kalangan gereja sendiri yg mestinya lebih paham bahwa Yesus adalah seorang keturunan bani Israil di Timur Tengah, telah mengajarkan pada penduduk setempat bahwa Yesus adalah seorang yg berpenampilan sama seperti pada umumnya masyarakat di daerah tersebut.

Sebenarnya mudah ditebak motivasi mereka dalam melakukan hal ini, yaitu dakwah. Ya, untuk memudahkan proyek kristenisasi mereka di daerah2x terpencil di berbagai pelosok dunia pada masyarakat setempat yg umumnya belum mempunyai pengetahuan yg luas, mereka telah menghalalkan berbagai cara, termasuk dengan membuat gambar Yesus yg satu ras dg penduduk setempat untuk memudahkan penerimaan terhadap ajaran Kristen yg mereka sebarkan itu.

Jadi bayangkan saja kalau misalnya anda sebagai seorang ulama Islam kemudian berdakwah di sebuah desa terpencil di daerah Jawa Tengah, lalu anda menyampaikan bahwa nabi Muhammad adalah seorang keturunan Jawa, dan menunjukkan gambar beliau sebagai seorang yg bertampang Jawa dan mengenakan baju jawa, kain batik, dan blangkon! Tidak, dalam dakwah Islam tidak akan pernah terjadi hal seperti itu.

Bagi saya sangat menyedihkan cara2x melakukan dakwah agama seperti ini, yg semestinya dilakukan dg sebaik-baiknya bila tujuannya adalah memang untuk menyebarkan kebenaran dan kebaikan. Tapi malah dilakukan dg menyebarkan kebohongan untuk mengejar terpenuhinya target sekian “kepala” yg harus berhasil dikristenkan dalam setiap misi.

Lalu apakah nantinya tidak akan ada umat penduduk setempat itu yg membuka dan membaca Alkitab? Yg mana dia akan tahu bahwa Yesus itu bukan orang dari ras setempat, tapi orang Yahudi? Apakah mereka memang akan dilarang membuka Alkitab? Atau karena mereka mungkin buta huruf lalu tidak akan diberikan informasi yg benar? Atau memang isi Alkitabnya juga akan disesuaikan menjadi kisah setempat? Bagaimana kalau akhirnya mereka tahu bahwa para pemuka gerejanya telah membohongi mereka? Dengan moral seperti itu apakah orang bisa percaya kalau agama yg mereka sebarkan itu adalah agama yg benar dan indah?

Sungguh sulit dipercaya ada agama yg menggunakan cara2x seperti ini dalam dakwahnya. Apakah mereka tidak menghargai Yesus yg mereka puja sebagai nabi, bahkan sebagai Tuhan itu? Sedangkan bagi umat Islam, yg menghormati dan menyayangi Yesus sebagai seorang nabi (nabi Isa), seorang utusan Tuhan yg mulia, perlakuan seperti itu sudah bisa menjurus pada sebuah pelecehan.

Anda dapat lihat sendiri pada gambar2x berikut ini berbagai wajah Yesus yg multi ras itu. Sedangkan pemahaman secara umum terhadap seorang yahudi asli adalah berkulit putih, berambut hitam, bermata hitam, berhidung mancung agak bengkok.

yesus-maria-bule
Yesus dan Maria “bule” dari Eropa dan Amerika



yesus_maria_indian
Yesus dan Maria ”Indian Apache”


yesus_maria_arab
Yesus dan Maria “Arab”


yesus-bule_maria-hitam
Yesus dan Maria dari mana lagi ini yach ? Sepertinya ibunya hitam, anaknya bule.



yesus_bule
Yesus “bule” dari Eropa dan Amerika


yesus_india
Yesus “India”


yesus_cina
yesus_cina2
Yesus “Cina”


yesus_indian
yesus_mexico
Yesus “Indian dan Mexico”


yesus_afrika
Yesus “hitam” dari Afrika !


Adapun berikutnya ada juga gambar Yesus dari penemuan2x berusia ratusan tahun di berbagai situs2x lama, yg lebih menggambarkan Yesus dg ciri2x yg lebih mendekati tipikal orang yahudi.

jesus_rom
jesus_comb
jesus_6thcent
Jadi, bila anda kebetulan adalah seorang umat Kristen, mungkin anda akan memilih salah satu gambar Yesus yg cocok dengan selera anda. Atau mungkin anda ingin menambahkan lagi gambar Yesus yg lain lagi? Itu terserah anda saja, karena anda sendirilah yg akan mempertanggung jawabkannya nanti. Hal ini mungkin adalah juga sebuah hikmah dari ajaran umat Islam yg tidak mengijinkan penggambaran rupa yg bagaimanapun dari nabi Muhammad, yg mungkin salah satu tujuannya adalah agar tidak terperosok seperti sebagian umat Kristen dalam menggambarkan Yesus.

Jadi.. yang mana wajah Yesus pilihan anda..? :-)
-rkh-




Sumber : http://religiku.wordpress.com/