Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Colorado, AS,
14 Mei 1991
(Asal bahasa Inggris)
Kaset Video No. 170a
Jika
Anda mencari uang dengan darah, itu akan menurunkan kehormatan Anda.
Bukannya saya melarang Anda; saya hanya memberitahukan rahasia di balik
semua ini. Profesi apa pun yang berhubungan dengan pembunuhan, langsung
atau tidak langsung, akan melukai Anda. Hal itu akan melukai jiwa Anda
karena prinsip Anda sendiri yang Anda langgar atau lukai, bukan perintah
orang lain.
Anda
sendiri tidak ingin dicincang dan dimakan orang atau hewan. Jika kita
mencabut nyawa apa pun, kita mencabut sebagian dari hidup kita. Dan kita
harus membayar untuk itu dengan cara apa pun untuk menutup lubang yang
kita gali atau bagian kehidupan yang telah kita hilangkan. Kita harus
mengisi peran yang telah kita hilangkan dengan kekerasan itu. Karena peran
itu seharusnya dimainkan oleh hewan itu sampai tahun tertentu dan Anda
telah menghilangkannya, secara langsung atau tidak langsung, Anda
mengambil bagian dalam tindakan kriminal. Maka, kita harus mengisi peran
itu sebagian dengan cara apa pun, untuk menutup lubang atau mengganti
bagian yang hilang.
Contohnya, dalam pertunjukan teater ada banyak peran. Dan jika Anda
menyingkirkan seorang aktris atau si sutradara memecat seorang aktris,
maka dia harus mencari orang lain untuk mengisi peran itu. Jika tidak, dia
akan mendapat masalah. Dia akan kehilangan pekerjaan, pendapatan, dan uang,
dan seluruh pertunjukan akan berantakan. Dan dialah yang akan mendapat
masalah. Jadi, jika Anda membantu sang sutradara atau jika Anda yang
menyingkirkan aktris tersebut, Anda juga terlibat masalah. Anda harus
menebusnya dengan cara apa pun, entah itu uang atau lewat pengadilan atau
masuk penjara atau juga Anda memainkan peran itu.
Begitu
juga mengapa kita tidak boleh mengonsumsi telur, karena telur melambangkan
lingkaran reinkarnasi; memberikan kesan mampu untuk lahir kembali. Selain
itu, telur menarik unsur negatif. Orang-orang yang berlatih
voodoo tahu tentang hal ini.
Mereka menggunakan telur untuk memikat suatu wujud yang ada dalam
seseorang ketika mereka ingin mengusir roh jahat dari orang yang
kerasukan. Mereka memecahkan telur untuk memikat roh jahat itu untuk
pergi. Karena bila roh yang telah mati atau yang tak berwujud melihat
telur, maka mereka akan tertarik; mereka berpikir dapat lahir kembali
dalam sebuah tubuh. Jadi, mereka masuk ke dalam telur. Lalu telur yang
rusak itu dibuang. Selain itu, bau telur sangat tidak enak, apakah dibuahi
ataupun tidak dibuahi.
Pemahaman ini adalah aturan rahasia untuk mencapai kehidupan abadi,
bukannya sebuah perintah yang saya keluarkan untuk Anda dengan paksaan
atau kekuasaan. Hanya sebuah rahasia untuk memasuki Kerajaan Allah.
Makna dari Tanpa Kekerasan
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, New York, AS,
20 Juni 1994 (Asal bahasa Inggris) Kaset Video No. 436
Sila tanpa-kekerasan mengingatkan
kita untuk selalu berusaha agar sedapat mungkin tidak menyakiti makhluk
hidup lain; agar kita tidak menyakiti atau berniat untuk berlaku kejam.
Ingin membunuh dan tidak sengaja
membunuh adalah dua hal yang berbeda. Yang buruk bukan membunuhnya,
melainkan kesadaran kita yang ingin melakukan pembunuhan, itulah yang
buruk. Hal itu buruk untuk kita, bukan untuk yang dibunuh. Karena itu,
menghindari kekejaman sangat baik untuk Anda, bukan untuk makhluk hidup
yang lain. Karena bila kita kehilangan tubuh fisik kita, kita bisa
mendapatkan kembali; jadi, yang mengalami kerusakan adalah yang membunuh,
bukan yang dibunuh.
Sila tanpa-kekerasan sebenarnya
dimaksudkan untuk mengingatkan kita untuk memiliki hati penuh cinta dan
belas kasih. Kita tidak ingin melukai yang lain dengan sengaja, karena
keinginan itulah yang membunuh. Membunuh mereka dan juga membunuh kita,
makanya sangat buruk.
Jika kita mengikuti cara makan vegetarian dan mengikuti cara hidup budiman
maka kita tidak akan merasa takut terhadap penyakit apa pun
~Maha Guru Ching Hai
Vegetarisme dan Cinta Kasih
Ketika saya masih muda, saya tinggal di dekat rumah jagal. Setiap hari
pada jam istirahat, saya mendengarkan jeritan babi saat mereka disiksa dan
disembelih hingga mati secara mengerikan, dan saya tidak tahan
mendengarkan jeritan yang memilukan dari mereka. Meskipun saya menutup
telinga, gambaran para penjagal yang sadis itu masih tetap muncul di benak
pikiran saya.
Sungguh pengalaman demikian membuat saya untuk memakan daging amatlah
mengerikan. Meskipun banyak orang di dunia menyukai daging karena
mereka merasakan enaknya daging itu setelah dimasak dan dibumbui, mereka
tidak mengetahui bagaimana tersiksanya babi tersebut ketika secara sadis
mereka disembelih. Saya amat berharap bahwa saya dapat senantiasa sadar
dan tidak akan memakan daging selama hajat hidup saya!
Saya juga pernah dengar dari seorang penjagal bahwa sapi yang mengetahui
akan disembelih biasanya mengeluarkan air mata dari mata mereka. Mereka
kelihatan sungguh menyedihkan! Dan apa yang terjadi apabila burung merpati
dibunuh untuk makanan? Pembunuhnya mencekik leher merpati hingga mati
kehabisan napas di dalam air. Hewan tersebut mati sembari mengalami
ketakutan, kebencian, dan penderitaan. Sebenarnya hewan juga seperti
kita. Mereka juga takut mati seperti kita. Jika kita melihat kenyataan
yang ada bahwa seluruh makhluk hidup di dunia ini memiliki keinginan yang
sama untuk hidup, jika kita melihat apa yang mereka lakukan, maka kita
tidak akan menyakiti mereka.
Ketika saya menyadari bahwa orang secara kejam memperlakukan hewan,
saya mulai berhenti memakan daging hewan dan sekarang mengikuti pola makan
vegetarian. Saya mencoba mengembangkan sifat cinta-kasih di dalam hati
saya dan mengangkat diri saya secara rohani. Sungguh mudah menemukan rumah
makan vegetarian sekarang daripada sebelumnya. Jika Anda ingin makan di
luar, Anda dapat dengan mudah menemukan berbagai rumah makan siap saji di
banyak daerah. Selain itu, rasa masakannya juga sedap, mengandung nutrisi
tinggi, dan amat baik untuk kesehatan.
Sebagai hasil dari pola makan vegetarian tersebut saya menjadi lebih sabar dan
pemaaf, tanpa sifat kebencian dan keinginan untuk membalas dendam dalam
hati saya. Kemungkinan makanan yang saya makan juga amat mempengaruhi
penampilan mental saya. Saya juga berterima kasih kepada Guru atas berkahnya.
Anak perempuan saya dengan penuh keingintahuan bertanya pada saya,
"Kenapakah sebagian besar Buddhis vegetarian? Kenapakah sebagian di antara
mereka memakan telur, dan Ibu tidak memakannya? Apa perbedaannya? Sekte
Buddhis mana yang Ibu ikuti?" Saya memberitahukannya bahwa saya tidak
memakan daging karena cinta-kasih saya terhadap makhluk hidup dan bahwa
telur juga mengandung kehidupan, sehingga saya tidak memakannya.
Saya berharap bahwa suatu hari seluruh umat manusia akan melepaskan
makanan hewani dan telur dan menjadi vegetarian. Marilah kita
mengembangkan cinta-kasih kita dan memperlakukan setiap makhluk hidup
dengan kasih-sayang.
Makanan
Vegetarian Membuat Anda Lebih Kuat
Sering
sekali terjadi salah pengertian bahwa pemakan daging lebih kuat daripada
vegetarian, tapi suatu percobaan yang dilakukan oleh Profesor Irving
Fisher dari Universitas Yale terhadap 32 vegetarian dan 15 pemakan daging
menunjukkan bahwa vegetarian memiliki daya tahan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemakan daging. Dia meminta mereka meregangkan
lengannya selama mungkin. Hasil tes tersebut jelas sekali. Di antara 15
pemakan daging, hanya dua orang yang dapat menahan lengan mereka selama
lima belas menit hingga tiga puluh menit. Sebaliknya, di antara 32 orang
yang vegetarian terdapat 22 orang yang mampu menahan lengan mereka selama
15 hingga 30 menit, 15 orang lainnya dapat menahan hingga lebih dari 30
menit, sembilan orang lebih dari satu jam, dan empat lainnya lebih dari
dua jam, sebagai tambahan, satu orang vegetarian dapat menahan lengannya
lebih dari tiga jam. (Ringkasan dari buku contoh ‘Kunci Pencerahan
Seketika’).
Saya seorang pengajar dan telah mengikuti pola makan murni vegetarian selama
enam tahun. Selama jangka waktu tersebut, saya merasakan kebebasan dari
segala penyakit, kecuali flu yang biasa saja. Pada musim panas tahun 2000,
sekolah tempat saya mengajar menyelenggarakan tur bagi para pengajar ke
Zhangjiajie, Provinsi Hunan dan Chengdu, Provinsi Sichuan. Lebih dari lima
puluh orang mengikuti tur tersebut, di mana kami memanjat beberapa gunung
di Zhangjiajie. Pemanjatan di gunung yang pertama, beberapa anggota dari
kelompok kami kehabisan tenaga hanya setengah jalan dan terpaksa
melanjutkan perjalanan dengan menggunakan alat transportasi, seperti
kereta gantung dan kereta tarik, sementara itu saya merupakan orang
pertama yang mencapai puncak dengan berjalan kaki.
Pada hari ketiga, kami berangkat ke Gunung Tianzi untuk melihat matahari
terbit. Pertama-tama , kami naik bus hingga pertengahan jalan menuju
puncak gunung, lalu turun untuk memanjat. Lagi-lagi, saya merupakan
orang pertama yang sampai di puncak. Pada waktu turun, hanya tiga pengajar
dan saya yang berhasil turun berjalan kaki, dan yang lainnya turun
menggunakan kereta gantung. Ketika saya sampai di parkiran mobil, saya
dapat mendengar tepuk tangan riuh dari bus. Pengajar yang lain amat memuji
energi dan semangat saya!
Dari Zhangjiajie, kami melanjutkan perjalanan ke Chengdu, di mana kami
memanjat lagi beberapa gunung yang terkenal. Bagi saya, semuanya itu
seperti berjalan kaki di jalanan yang normal, dan beberapa rekan bercanda
tentang “kaki terbang” saya. Seluruh anggota peserta dari kelompok saya
melihat saya berjalan naik dan turun gunung tanpa tergantung pada alat
transportasi sebagaimana yang mereka lakukan.
Selama perjalanan, saya memakan semangkok milet kongge dengan roti tim
kecil untuk sarapan pagi, dan dua tomat, satu atau dua mentimun, dan
semangkok nasi untuk makan siang atau makan malam. Ini merupakan makanan
saya setiap harinya selama perjalanan tersebut, yang berakhir selama
sepuluh hari. Anggota peserta lainnya dari kelompok kami paling tidak
menghabiskan delapan dan adakalanya hampir dua puluh masakan daging setiap
harinya. Namun, tiada satu pun yang mampu mengejar langkah saya selama
perjalanan. Pembicaraan mengenai kekuatan fisik saya beredar di antara
sesama rekan setelah kami kembali ke sekolah, sehingga mereka tidak
berpikir lagi bahwa vegetarian kurang sehat dibandingkan pemakan daging;
sebaliknya, mereka mulai mempercayai bahwa vegetarian memiliki daya tahan
yang lebih kuat.
Pada kesempatan sebelumnya, di hari libur tanggal 1 Mei 2001, lebih dari
sepuluh pengajar melakukan perjalanan ke Puncak Gunung Es 71 di
Jiayuguan, Provinsi Gansu. Ikut juga dalam perjalanan tersebut anak
perempuan saya, yang baru sekolah di SMU, dan seperti saya adalah
vegetarian penuh. Puncak Gunung Es 71 berada 4.600 meter di atas
ketinggian laut dan orang pada umumnya mengalami gejala penyakit tempat
tinggi apabila memanjat ke atas karena kurangnya oksigen di ketinggian
tempat tersebut. Saya juga mengalami tanda-tanda gejala penyakit tersebut,
tapi tidak begitu parah dibandingkan dengan yang dialami oleh
peserta lainnya di kelompok saya. Anak perempuan saya sama sekali tidak
menunjukkan adanya tanda gejala tersebut, dan selalu berada di depan
kelompok pemanjat kami. Dia mencapai puncak yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sesama rekan kami, dan sekali lagi membuktikan bahwa vegetarian
memiliki lebih banyak energi dan daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan
non-vegetarian.
Di luar itu semua, sungguh tidak perlu diragukan lagi bahwa pola makan
vegetarian sangat bermanfaat bagi kesehatan, dan bahwa vegetarian juga
meningkatkan daya tahan dan kekuatan fisik. Sebagaimana yang dikatakan
Albert Einstein, “Ini merupakan pendapat saya bahwa cara hidup vegetarian,
dengan pengaruh efek fisiknya yang murni terhadap temperamen manusia, akan
sangat menguntungkan pengaruhnya bagi seluruh umat manusia.” (Surat kepada
“Vegetarian Watch Tower”, 27 Desember 1930). Abad ke-21 merupakan
permulaan era vegetarisme, jadi marilah kita saling berbagi manfaat dari
vegetarian yang luar biasa ini!
Pola Hidup Vegetarian
Dan Jalur Cinta Kasih
Saat jalan-jalan
ke Amerika Serikat baru-baru ini, saya mendapat satu jilid buku "Diet
for Transcendence: Vegetarianism and the World Religions (Pola Makan
Transendental: Pola Hidup Vegetarian dan Agama-Agama Dunia)" karangan
Steven Rosen. Ketika saya membaca buku itu, saya mulai berpikir tentang
jawaban yang biasa saya berikan atas pertanyaan yang sering diajukan
"Mengapa Anda vegetarian?" Dengan mudah saya membuat daftar manfaat
kesehatan seperti menurunkan kolesterol, mencegah kanker, meringankan
penyakit jantung dan lain-lain, semua itu adalah alasan-alasan yang baik untuk
tidak makan daging. Tetapi, saya tiba-tiba sadar bahwa saya telah lalai
menyebutkan alasan yang terpenting: welas asih kepada semua makhluk.
Dalam bukunya,
Rosen menunjukkan bahwa Perintah Allah Keenam dalam Alkitab Kristen-Yahudi
dan Sila Pertama Agama Buddha adalah "Jangan engkau membunuh" atau "Jangan
membunuh". Kata-katanya jelas dan tidak ditujukan khusus hanya kepada
manusia. Pengarang tersebut juga menyebutkan bahwa "Aturan Emas" -
"Lakukanlah terhadap yang lain sebagaimana engkau ingin yang lain lakukan
terhadapmu" - ditemukan dalam hampir semua kitab suci di dunia,
menimbulkan pertanyaan "Bukankah hewan juga termasuk 'yang lain'?” Karena
mereka hidup, bernapas, berpikir seperti yang dilakukan manusia, dan juga
menunjukkan rasa kasih, takut, dan marah.
Baik
orang Kristen maupun orang Yahudi berpegang pada ke-empat-puluh-enam
kitab
Perjanjian yang pertama, yang secara kolektif dinamakan Perjanjian Lama
dalam agama Kristen, dan Kitab Taurat dalam agama Yahudi. Kitab
pertamanya, Kejadian, memperkenalkan rencana semula Tuhan atas bumi
ini,
menerangkan bahwa "pada mulanya" umat manusia seharusnya mengikuti pola
makan vegetarian. Buah-buahan yang mengandung biji dan sayur-sayuran
dimaksudkan
untuk menjadi makanan kita, dan manusia berkuasa atas atau mendominasi
ikan, burung-burung, dan hewan lainnya. Jadi, "uraian pekerjaan"
duniawi
umat manusia ditetapkan - kita mendapat makanan vegetarian secara
gratis
untuk menjadi penguasa atau pengurus Taman Tuhan - sebuah jabatan bagus
dengan imbalan istimewa dan Atasan yang terbaik. Dan sepatutnya
penguasa
yang baik dari kerajaan hewan tentu saja akan mengurus warganya dengan
welas asih demi kesejahteraan mereka, dan tidak mengurung, menyiksa,
membunuh, dan memakan mereka. Namun, selama berabad-abad, konsep
kekuasaan
atau dominasi atas hewan telah disalah-tafsirkan menjadi: umat manusia
dapat memanfaatkan makhluk-makhluk ini dengan cara apa saja yang
disenanginya, termasuk menyembelih dan memakan mereka.
Sebuah contoh
yang menunjukkan bagaimana hubungan dengan hewan yang penuh welas asih
mendapat rahmat Tuhan, dapat dilihat dari Kitab Daniel dalam Perjanjian
Lama, di mana karakter utamanya, nabi Yahudi, Daniel, ditangkap dan dibawa
dari Israel ke Babylon dan ditawan oleh Raja Nebuchadnezzar. Namun setelah
kecerdasannya diakui, Daniel diberikan pendidikan Babylon yang terbaik.
Ada satu cerita dalam kitab itu, ketika pengadilan Nebuchadnezzar
memberikan daging dan anggur Babylon yang terbaik kepada Daniel dan tiga
kawan Yahudinya, mereka menolak makanan tersebut dan sebagai gantinya
minta diberi sayur-mayur dan air saja selama sepuluh hari, dan mengatakan
bahwa penangkap mereka dapat menilai hasilnya pada akhir periode itu.
Setelah percobaan ini, Daniel dan yang lainnya tampak lebih sehat daripada
kelompok siswa lainnya yang telah menyantap makanan Raja; maka
tawanan-tawanan itu diperkenankan melanjutkan pola makan vegetarian mereka.
Daniel
kemudian menjadi ahli nujum dan ahli tafsir mimpi raja. Dia juga melayani
dua raja berikutnya, dan dijatuhi hukuman oleh raja yang ketiga, Darius,
dikunci di dalam gua singa karena memuja Tuhannya sendiri. Ketika Darius
datang ke gua tersebut keesokan harinya, Daniel mengatakan kepadanya bahwa
malaikat Tuhan datang dan menutup mulut singa itu. Mengenai kejadian ini,
Rosen menerangkan bahwa "mungkin karena hewan itu merasakan welas asih
yang luar biasa dan tiada kehendak buruk dari Orang Suci vegetarian itu",
Daniel selamat tanpa terluka.
Di sebuah bab yang bertalian dalam Kitab Perjanjian Lama, Yesaya (11:7)
sang Nabi meramalkan bahwa akan datang suatu waktu di mana seekor singa
akan makan jerami seperti seekor lembu jantan dan berbaring bersama seekor
anak sapi. Untuk memperkuat ramalan ini, sebuah cerita nyata tentang
seekor singa vegetarian dapat ditemukan di Internet di
http://www.vegetarismus.ch/vegepet/tyke.htm.
Cerita itu membicarakan tentang singa betina bernama Little Tyke, yang
tinggal di Peternakan Hidden Valley di California, di mana dia diasuh oleh
Georges dan Margaret Westbeau.
Singa betina itu bersikeras makan makanan vegetarian, tetapi pasangan
Westbeau tetap mencoba memberi daging kepada Little Tyke selama empat
tahun, karena bukti ilmiah menunjukkan bahwa singa akan mati bila mereka
tidak makan daging. Namun singa betina itu tumbuh besar dengan diet
vegetariannya. Kenyataannya dia sesehat seekor singa yang pernah dilihat
oleh siapa pun.
Pasangan Westbeau akhirnya menerima pola hidup vegetarian Little Tyke
ketika seorang pengunjung mengingatkan Georges akan Kejadian 1:30, di mana
Tuhan mengatakan bahwa setiap hewan harus makan semua tumbuh-tumbuhan
hijau untuk makanannya. Singa betina itu menjadi demikian jinak sehingga
semua jenis makhluk dapat berbaring bersamanya, termasuk "jenis yang
paling berbahaya dari semuanya: Homo sapiens (manusia)".
Sebuah cerita yang mirip tentang seekor singa betina yang diberi nama
Kamuniak ('Yang Terberkahi') oleh penjaga hutan Kenya, dapat pula
ditemukan di Internet*. Singa betina itu menghabiskan hari-harinya dengan
melindungi seekor anak sapi oryx, menghalau hyena, serigala, dan pemangsa
lainnya, dan memperlakukan anak sapi itu bagaikan seekor anak singa dengan
berbaring di sampingnya di atas rumput. Sungguh menakjubkan melihat singa
betina mengadopsi seekor oryx di hutan Kenya, dan keduanya berjalan
berdampingan dengan damai, memenuhi ramalan dalam Alkitab "Anak domba dan
singa akan berbaring bersama-sama".
Kedua cerita ini menghapuskan mitos bahwa hewan buas harus makan daging
untuk hidup, dan juga dengan menakjubkan menunjukkan bahwa pola makan yang
dianjurkan untuk manusia dalam Kitab Kejadian pun cocok untuk singa!
Rosen juga menyatakan secara tidak langsung bahwa Nabi Muhammad adalah
seorang vegetarian, dan Dia memberikan kelonggaran pada para pengikutnya
yang makan daging "yang belum siap untuk tingkat pemahaman spiritual itu".
Selain itu, dalam ajaran tasawuf (Sufisme), aliran mistik Islam, banyak
cerita yang menyoroti manfaat dari berwelas asih kepada semua makhluk
ciptaan Tuhan. Dalam satu cerita seperti itu, seorang wanita suci Sufi
yang dikelilingi oleh hewan-hewan, dikejutkan oleh Sufi lainnya. Ketika
hewan-hewan itu lari saat dia mendekat, dia bertanya kepada orang suci
itu, mengapa mereka kabur. Maka, orang suci itu balik bertanya kepadanya,
apa yang dia makan baru-baru ini; ketika dia katakan bawang yang dimasak
dalam lemak, orang suci itu menjawab, "engkau makan lemak mereka! Bagaimana
mereka tidak kabur darimu?”( Cat.: Diet For Transcendence,
p. 63)
Selain itu, banyak kitab suci Hindu menganjurkan pola makan vegetarian, tetapi
kutipan dari Mahabharata (salah satu cerita mitologi kepahlawanan yang
terkenal dari India) kelihatannya paling jelas menggambarkan proses makan
daging itu: "Pembeli daging melakukan himsa (kekerasan) dengan
kekayaannya; dia yang makan daging melakukan hal tersebut dengan menikmati
rasanya; sang pembunuh melakukan himsa dengan benar-benar mengikat dan
menyembelih hewan. Jadi, ada tiga bentuk pembunuhan."
Sebuah cerita lain dari Internet melibatkan pekerja rumah jagal yang
sedang istirahat makan siang. Salah satu anak domba yang dipersiapkan
untuk dibunuh di tempat itu, melarikan diri dari kandangnya dan berjalan
mendekat untuk bergabung dengan para pekerja itu. Anak domba itu mulai
menggigit selada dari sandwich mereka, dan para pekerja yang kejam itu
mulai menimang hewan itu, dan segera merasa tidak sanggup untuk
menyembelihnya. Jadi, mereka melepaskan anak domba tersebut, yang
menunjukkan bahwa ketika seseorang punya hubungan pribadi dengan hewan,
akan sangat sulit untuk membunuhnya. Sekalipun seseorang telah menyembelih
ratusan kali, interaksi pribadi dengan makhluk yang penuh kasih dapat
menimbulkan welas asih.
Cerita-cerita tersebut di atas menunjukkan bahwa akan sulit menjalani
jalur welas asih sebelum kita menjadi vegetarian. Jika seseorang makan
daging hewan, emosi ketakutan dan kemarahan yang dialami makhluk
itu pada saat kematian, ikut termakan dan menjadi bagian dari tubuh
pemakan daging itu. Namun, begitu seseorang berhenti memakan daging,
tubuhnya memulai proses pemurnian dan memperkenankan welas asih tumbuh di
dalamnya. Karena itu, singa-singa yang bervegetarian pun dapat menjadi
makhluk yang welas asih. Tetapi, tentu saja berlatih Metode Quan Yin juga
penting untuk proses ini. Sebagaimana Maha Guru Ching Hai berkata, "Jika
semua orang berlatih meditasi dan pola makan sehat tanpa melibatkan
pembunuhan, dunia ini sudah sejak lama berada dalam keadaan damai. Tidak
perlu mengorbankan harta milik kalian; cukup hentikan pola makan yang berpangkal
pada makan daging. Itu akan cukup untuk menyelamatkan dunia.”
|
Sumber : http://www.godsdirectcontact.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar