Hormati Semua Makhluk Hidup
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Biro Jurnalistik, Panama,
29 November 1989 (Asal bahasa Inggris)
Seharusnya kita menghormati semua makhluk hidup yang diciptakan Tuhan.
Kita dapat melihat sendiri bahwa semua makhluk hidup takut terhadap
penderitaan dan kematian. Jika kita membunuh atau melihat hewan yang
dibunuh, maka kita akan melihat bahwa mereka mengalami penderitaan dan
berusaha untuk melarikan diri. Hal ini berarti bahwa Tuhan memberikan
mereka naluri untuk hidup. Jadi, jika kita ikut campur dengan mengambil
hidup mereka, maka kita juga mencampuri kehendak-Nya. Karena itu, kita
seharusnya berlaku sama seperti kita mau diperlakukan. Dengan demikian,
hidup kita akan diberkati dengan karunia, umur panjang, dan kebijaksanaan.
Hormati Nyawa Hewan
Sama Seperti Nyawa Kita Sendiri
Sama Seperti Nyawa Kita Sendiri
Disampaikan oleh
Maha Guru Ching Hai, Center Duisburg,
Düsseldorf,
Jerman,
31 Desember 2006
(Asal bahasa Inggris)
(Asal bahasa Inggris)
Biarlah perdamaian terjadi tahun ini, Tahun
Babi. Babi adalah makhluk yang sangat damai. Mereka hanya makan dan tidur,
tidur dan makan. Siapa yang bisa lebih damai daripadanya? Seekor babi
bahkan tidak mempunyai paruh untuk mematuk siapa pun. Bila ia harus
menggali sesuatu, ia menggunakan hidungnya. Ia seharusnya disebut hewan
yang berhidung hebat! Ia dapat menggali tanah, batu-batuan, dan apa pun
dengan hidung lembutnya. Mungkin juga tidak benar-benar selembut itu.
Apakah Anda pernah menyentuhnya? (M: Ya, hidungnya benar-benar keras).
Keras? (M: Ya). Tetapi, tampaknya tidak keras, tampak seperti jaringan
daging yang berwarna merah muda. Babi yang berwarna putih atau berwarna
muda hidungnya merah muda: hidungnya tampak begitu lembut. Babi yang hitam
hidungnya juga hitam. Ia begitu aneh. Tidak, tidak demikian. Beberapa babi
hitam punya hidung yang putih, atau setengah putih, setengah merah muda,
setengah hitam. Babi itu lucu, mereka mengatakan bahwa babi itu sangat
cerdas, bahkan lebih cerdas daripada anjing. Dapatkah Anda bayangkan
membunuh makhluk yang begitu cantik, begitu damai dan cerdas untuk
dimakan? Standar moral manusia terkadang tidak benar-benar baik. Tidak mulia,
maksud saya, ditentukan menurut ukuran Anda sendiri.
Baiklah, manusia terus melakukannya; mereka saling perang dengan yang
lainnya, bahkan melakukan perang dengan mereka yang pertahanannya
kurang kuat atau dengan makhluk yang lebih lemah. Tetapi, bila Anda bisa
mendengar hewan bicara, Anda tidak akan berani melakukannya karena
mereka adalah makhluk hidup. Mereka saling berkomunikasi, dan mereka juga
mempunyai perasaan. Mereka sama seperti kita, hanya saja mereka berada
dalam bentuk yang berbeda, itu saja. Mereka di sini untuk mewarnai dunia,
seperti halnya kita mempunyai berbagai jenis bunga. Dapatkah Anda
bayangkan jika bunga-bunga yang lebih besar dan berwarna lain atau
berbentuk lain menatap bunga yang kecil kemudian berkata, “Oh, kamu tidak
berguna; saya akan memakanmu!” Bukankah itu lucu, bodoh, dan tak bisa
dibayangkan! Sama saja, kita ini manusia, kita tampak lebih besar daripada
sebagian hewan, tetapi tidak berarti kita boleh memakannya. Bagaimana
dengan gajah? Mereka lebih besar daripada kita. Seandainya mereka datang
dan memakan kita, apakah kita suka dengan hal itu? Ya, dalam benak
gajah, mereka lebih besar, betul? Dan mereka berbeda dengan kita. Kita
tampak berbeda bagi mereka, kita terlihat aneh di mata gajah. Jika Anda
menanyakan seekor gajah apakah ia mau menikah dengan salah satu di antara
kita, ia akan menjawab, “Tidak!” Ia akan mengatakan, “Kamu tampak aneh,
hidung kamu sangat aneh!” Apakah Anda mengerti? (Hadirin: Ya.) Lalu tidak
berarti gajah-gajah itu kemudian datang memakan kita. Kita tidak menarik
di mata mereka. Bahasa yang kita gunakan tidak dimengerti oleh mereka.
Kita ini kecil, kita tidak bisa membantu mereka, mereka hidup dengan
nyaman bahkan tanpa kita sama sekali. Di hutan, di manapun mereka tinggal,
mereka tidak membutuhkan kita. Tapi, betapa pun laparnya seekor gajah, ia
tidak akan merugikan kita karena ia mempunyai kasih dalam dirinya; ia
mempunyai pengertian tentang yang benar dan yang salah.
Hewan Hidup dengan Harmonis dan Senantiasa Menolong Kita
Ketika
seekor gajah meninggal, seluruh kawanan gajah akan berdiri di sana untuk
waktu yang lama dan berkabung baginya. Dan ketika seekor anak gajah dalam
bahaya, atau ketika hewan lain hendak menyerangnya, maka seluruh
kawanan gajah akan mengelilinginya dan membuat benteng yang kuat untuk
melawan musuh dan melindungi anak gajah itu. Seandainya Anda menyaksikan
film-film Afrika, orang yang membuat film ini tahu persis bahwa gajah itu
cerdas. Dan bila Anda mempunyai kekuatan batin, Anda bisa berbicara
dengan mereka dan Anda akan tahu bahwa mereka adalah makhluk yang mempunyai
kecerdasan, kasih, dan resolusi seperti kita! Jadi, bagaimana kita bisa
sampai memakan makhluk lain dan menyebut kita sendiri sebagai manusia
pengasih? Kita tidak mempunyai kasih seandainya kita melakukan itu atau
paling tidak kita tidak tahu apa arti kasih sesungguhnya.
Pada
saat ini ada banyak informasi mengenai bagaimana hewan dibantai.
Kekejaman itu seharusnya membuat setiap orang di planet Bumi ini
meneteskan air mata, menghancurkan hatinya, dan bersumpah untuk selamanya
tidak akan pernah merugikan hewan apa pun di planet ini serta tidak akan
pernah lagi menyentuh daging. Seandainya mereka semua menyaksikannya,
maka mereka akan sadar bahwa mereka tidak boleh memperlakukan makhluk
lainnya dengan cara demikian. Kita menyebut hewan sebagai makhluk
biadab. Kita memandang rendah hewan-hewan, tapi banyak di antara
mereka yang tidak memakan kita. Mereka tidak merugikan kita, mereka hidup
harmonis dengan kita dan bahkan banyak yang menolong kita. Contohnya,
apabila Anda di laut dalam keadaan bahaya, ikan
lumba-lumba dan paus akan membantu Anda dan membawa Anda sampai ke
tempat yang aman. Dan bahkan seekor anjing akan menolong orang asing jika
mereka melihatnya. Jadi, bagaimana kita bisa mengatakan bahwa hewan
tidak mempunyai kecerdasan? Ada banyak orang di luar yang tidak berani
mempertaruhkan nyawanya untuk menolong sesamanya. Lihat anjing, walaupun
mereka tidak terlatih, akan tetapi mereka akan melakukannya bahkan untuk
orang asing pun.
Baru-baru ini ada seekor anjing yang menolong seorang anak laki-laki yang
sedang tenggelam, anak itu merupakan orang asing baginya. Anjing tersebut
tidak pernah dilatih untuk melakukan pertolongan sejenis itu, tetapi
ketika anak itu tenggelam dan berteriak minta tolong, maka anjing itu
langsung melompat ke dalam air dan membiarkan anak itu menangkap dan
memegangnya, dan kemudian berenang menuju tepi laut. Siapa yang
mengajarkannya? Dan kalau pun ia diajarkan, ia lebih kecil daripada
manusia; bagaimana ia mau mempertaruhkan nyawanya seperti itu? Ini
hanyalah salah satu contoh.
Ada
seekor anjing lain yang bernama Shana. Ia menarik dua orang yang sudah
berusia tua pulang ke rumahnya bersama dia. Yang satu ia tarik di atas
punggungnya, dan suaminya memegang kaki istrinya. Ia menarik kedua orang
itu melewati sebuah terowongan menuju rumah, melalui pohon-pohon dan
salju. Saya menghadiahkannya sebuah jas pahlawan! saya khusus merancangnya
untuk Shana – Jas Pahlawan Shana (Tepuk tangan). Dan seekor anjing lain
bernama Zion – ia juga mendapatkan sebuah jas dengan namanya ditulis di
sana. Itu adalah istimewa, karena saya ingin menghormatinya. Saya ingin
seluruh dunia mengetahui bahwa hewan adalah makhluk yang benar-benar
mempunyai hati, darah, otak, kecerdasan, dan cinta kasih. Beberapa di
antaranya bahkan lebih daripada kita! Saya ingin seluruh dunia mengetahui
bahwa para hewan juga patut dihormati, atau paling tidak untuk
dijadikan teman, bukan untuk dibunuh atau diusik (Untuk cerita mengenai
kedua anjing ini silakan merujuk ke News No. 181)
Kebaikan yang Ditunjukkan Hewan Dapat Dijadikan Inspirasi bagi Hidup
Kita
Kita
harus menjadi lebih mulia, lebih berbelas kasih, lebih mencintai, dan
lebih melindungi mereka yang lemah. Kita ini besar dan kuat. Bagaimana
kita bisa mengusik seekor anjing kecil atau memakan seekor babi kecil atau
seekor ayam kecil, mencabut nyawanya padahal ia tidak melakukan apa pun
yang merugikan kita? Bahkan hewan-hewan yang lebih besar daripada
kita pun tidak memakan kita karena ukurannya. Sapi bahkan tidak pernah
menyerang manusia. Mereka begitu lembut. Saya rasa inilah waktunya bagi
seluruh dunia untuk menyadari hal ini dan menjadi manusia-manusia yang
mulia sebagaimana seharusnya kita. Bagaimana kita dapat mengusik dan
menganiaya makhluk-makhluk yang begitu tak berdaya dan lembut seperti itu?
Ayam begitu penuh kasih seperti burung yang Anda beli dari toko hewan. Ia
sungguh penuh dengan kasih dan ia memberi respons terhadap Anda.
Suatu
ketika saya pernah mempunyai seekor ayam dan seekor kelinci, dan kelinci
itu begitu mencintai ayam itu, ia meniru setiap gerak-gerik ayam itu.
Sebelumnya mereka tidak saling kenal, tapi sekali sang kelinci mengenal
ayam itu, ia mulai jatuh cinta kepadanya dan selalu ingin bersamanya.
Kelinci tidak bisa melompat tinggi; ia tidak bisa
memanjat ke atas meja. Jadi, ketika ia melihat ayam melakukannnya dan ia
terlalu rendah, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi, karena saya
punya semacam podium, sebuah kursi kecil dan sebuah meja rendah, ia
pertama melompat ke kursi kecil, dan kemudian dari kursi kecil ke kursi
yang lebih tinggi agar ia dapat mendekati ayam itu. Ia begitu pandai!
Dan
karena murid-murid China suka dengan mie instant, mereka pikir ayam
juga akan menyukainya. Lalu pada suatu hari mereka memberikan ayam itu mie
instant yang kering, dan ayam itu memakannya. Kelinci itu memandang
dan memandang, “Kalau kamu memakannya, saya pun
mau!” Saya tidak tahu apakah kelinci itu pernah makan mie instant
seumur hidupnya! Kelinci itu sudah tua. Ia bukannya baru dilahirkan
kemarin. Lalu ia ke sana dan ikut memakan mie instant. Apa pun yang
dimakan oleh ayam, ia akan ikut memakannya. Ketika ia bersama saya, tentu
saja saya berikan wortel, sayuran, dan lainnya, dan ia pun memakan semuanya.
Tapi, ketika ia makan bersama ayam, ia akan memakan apa pun yang dimakan
oleh ayam! Ia akan memakannya tanpa peduli apakah itu! Ia tidak melihat
labelnya, ia hanya makan. Dan ia begitu menyayangi ayam itu, ia berlari
mengitarinya sepanjang waktu, mengusap-ngusap sayapnya dan berusaha
menciumnya. Tetapi, ayam itu tidak ingin apa pun. Jadi, ia selalu lompat ke
tempat yang lebih tinggi dan memandang rendah ke arah kelinci. Tetapi,
kelinci itu terus mengikutinya. Mereka begitu penuh kasih. tak seorang pun
yang mengajarkan kelinci untuk seperti itu, untuk mengejar ayam; tak
seorang pun yang mengajarkannya sesuatu.
Dan
ada seekor kambing yang mencium ayam saya. Ini adalah kisah nyata. Kami
tidak melakukan sentuhan apa pun atau mempengaruhinya secara khusus, tidak
demikian. Kambing itu datang dan langsung mencintai ayam tersebut. Dan
ayam itu membiarkannya, tapi itu bukan karena mereka pernah berteman atau
semacamnya. Saya baru saja memiliki ayam itu, tetapi kambing dari
peternakan yang tidak jauh dari situ tiba-tiba datang dan mencium ayam
itu. Dan ayam itu mau makan pisang atau apa pun yang saya berikan
kepadanya.
Kita
Dapat Menikmati Semua yang Ada di Planet Bumi Tanpa Merugikan Makhluk Hidup
Saya harap saya bisa
membuat seluruh dunia mengerti bahwa hewan itu sama seperti kita.
Mereka sungguh seperti kita! Persis seperti bunga yang berlainan di sini
(Guru mengangkat sebuah rangkaian bunga dari meja). Di dunia ini ada
beraneka macam benda, dan semuanya semata-mata hanya untuk membuat dunia
menjadi berwarna-warni. Seperti halnya di kebun, sebagai contoh,
kita mempunyai bermacam-macam bunga – semua bentuknya berlainan –
semata-mata untuk membuat dunia menjadi indah dan penuh dengan warna.
Andaikan kita hanya mempunyai satu jenis bunga saja, ia tidak akan menjadi
seindah itu, Anda tidak bisa membuat sebuah karangan bunga dengannya. Tapi,
lihatlah ini, bukankah ia sangat indah, kita dapat menghiasnya dengan
lebih banyak warna cerah. Mereka memperindah kebun dunia untuk kita
nikmati. Demikian juga, Tuhan menciptakan rumpun yang berlainan agar kita
dapat hidup berdampingan dan penuh dengan warna.
Saya
berharap agar saya dapat membuat semua manusia di dunia mengerti perasaan
dan bahasa hewan. Saya berharap agar saya dapat melakukannya, agar
tidak ada lagi yang merugikan hewan kecil apa pun dan tidak ada yang
bermimpi lagi untuk makan daging mereka yang tidak berdosa. Saya berharap
agar saya dapat melakukannya. Saya berharap agar seluruh dunia bisa
mengerti bahwa kita harus mencintai dan menghormati hewan dan
menikmatinya seperti halnya kita menikmati kebun yang berwarna-warni
dengan bunga yang berlainan, pohon yang berlainan, dan buah yang
berlainan. Kita harus menikmati semua yang ada di planet ini, setidaknya
kita jangan sampai merugikan makhluk hidup lain, karena mereka juga
mempunyai perasaan. Mereka bergerak dan mereka berkomunikasi melalui mata
dengan cara mereka sendiri. Jadi, bagaimana Anda bisa mendatangi makhluk
hidup dan memenggal kepalanya, menggorok lehernya seperti itu dan kemudian
menghentikan napasnya?
Jika kita ingin mengejar planet lain dalam sistem tata surya dan alam
semesta, maka kita harus mengubah jalan hidup kita. Kita harus hidup dan
membiarkan hidup. Kita harus mengasihi semua makhluk dengan seimbang atau
paling tidak membiarkan mereka sendiri. Mereka tidak meminta apa pun
juga dari Anda; ikan-ikan di laut bahkan tidak mendatangi Anda! Tetapi,
mengapa Anda pergi ke sana, memaksanya ke luar dan memakan atau
membunuhnya? Mereka megap-megap mencari napas ketika sekarat seperti itu.
Itu sangat mengerikan!
Kita
mempunyai kecerdasan, kebajikan dan alat yang Tuhan berikan kepada kita
untuk bertahan hidup. Kita tidak perlu membunuh untuk hidup. Kita
menghabiskan begitu banyak sumber alam hanya untuk membunuh, tidak hanya
pada saat perang, tetapi pada saat memelihara hewan untuk dibunuh. Kita
menelantarkan sumber alam. Itulah sebabnya kita mengalami kelaparan di
mana-mana. Dan semua orang yang masih makan daging bertanggung jawab
bagi kelaparan di dunia. Itu bukan saya yang mengatakannya. Adalah
para peneliti yang merupakan manusia paling pandai yang melakukan
penelitian dan memiliki fakta serta bukti ilmiah yang mengatakannya.
Selama kita tidak bisa menghentikan kebiasaan makan daging, kita masih
merusak Bumi dan akibatnya merusak diri sendiri maupun anak cucu kita di
kemudian hari. Kita semua harus berubah menjadi vegetarian, lebih cepat
lebih baik. (Tepuk tangan)
Sumber : http://www.godsdirectcontact.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar