Tik tik tik....hujan turun di atas genting....
Bahan untuk mempengaruhi proses tejadinya hujan terdiri dari dua jenis,
yaitu bahan untuk membentuk es dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak
Iodida (Agl). Kemudian bahan untuk menggabungkan butir-butir atmosfer
di awan, dikenal dengan nama higroskopis, berupa garam dapur atau
Natrium Clorida (Na Cl), atau Ca-Cl2 dan Urea.
Istilah hujan buatan berawal pada tahun 1946 ketika Vincent Joseph
Schaefer dan rekannya Dr. Irving Langmuir (peraih hadiah Nobel tahun
1932 untuk karyanya dalam fisika permukaan) berhasil menarik perhatian
dunia dengan eksperimen membuat badai salju pertama di laboratorium dan
menginduksi cuaca di luar. Ia memecahkan banyak misteri hujan dan salju
yang selama itu membingungkan para ilmuwan.
Schaefer dipuji sebagai orang pertama yang benar-benar melakukan sesuatu
tentang cuaca dan tidak hanya bicara tentang itu. Situs
library.albani.edu melansir banyak kegiatannya pada tahun 1943 bersama
Dr. Irving di Observatorium Mount Washington di New Hampshire.
Pada musim panas tahun 1946 Schaefer mengembangkan metode laboratorium
untuk benih awan dingin dengan es kering. November 1946, ia melakukan
uji lapangan yang sukses, yaitu penyemaian awan alami dengan pesawat.
Penemuan Schaefer menyebabkan perdebatan tentang penyemaian awan yang
dapat merusak alam. Meski begitu, penyemaian awan masih dilakukan di
beberapa negara.
Vincent Joseph Schaefer lahir 4 Juli 1906, putra tertua Peter Aloysius
dan Rose Agnes (Holtsag) Schaefer. Menikah dengan Lois Perret pada
tanggal 27 Juli 1935 dan mempunyai tiga anak dari pernikahannya. Pendiri
dan Direktur Pusat Penelitian Ilmu Atmosfer di Universitas New York,
Albany ini tutup usia pada 25 Juli 1993.
Sumber : http://herusupanji.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar