Disampaikan
oleh Maha Guru Ching Hai, Kaohsiung, Formosa, 10 Januari 1990
(Asal bahasa China) Kaset Video No. 109
(Asal bahasa China) Kaset Video No. 109
Apa
pun agama atau kepercayaan kita, kita semua tahu bahwa hewan memiliki jiwa
karena mereka dapat bergerak menurut kehendak mereka sendiri. Setiap
makhluk hidup yang dapat bergerak dengan sendirinya, memiliki kehendak
untuk bergerak dan memiliki pikiran yang memberikan perintah untuk
bergerak, berhubungan dengan makhluk hidup lainnya, memperoleh banyak
pengalaman dan mengembangkan kecerdasannya, semuanya itu menghasilkan
keterikatan. Ketika makhluk itu menjadi terikat dengan kecerdasan dan
kumpulan pengalaman mereka, mereka menjadi terikat secara emosional dengan
hidup dan takut akan kematian. Karena mereka ingin hidup lebih lama,
mendapatkan semakin banyak pengalaman, kegiatan, dan kesempatan untuk
membuat pertalian dan belajar dari makhluk-makhluk lain, maka hati mereka
dipenuhi oleh rasa cinta akan kehidupan, takut akan kematian, dan perasaan
benci, kebaikan, dan rasa syukur.
Jika
kita mengonsumsi hewan, kita secara tidak sadar memasuki medan magnet
mereka, yang tercermin dari keinginan yang kuat untuk hidup dan kecemasan
akan kematian. Kita terjebak, seperti ketika kita menginjak lem dan kaki
kita menempel dan tidak dapat bergerak. Menginjak pasir tidak masalah,
karena tidak menempel. Masing-masing memiliki kualitas yang berbeda.
Tetapi, bila kita menginjak kualitas hewan yang terikat dengan
kehidupan dan takut akan kematian, medan magnet mereka yang penuh
kebencian melekat pada jiwa kita, menjebak kita, menekan kita, dan
mengurangi kebebasan kita.
Tumbuhan tidak akan bergerak tanpa ditiup angin sehingga mereka memiliki
lebih sedikit pengalaman dan kecerdasan. Dengan kesadaran tingkat rendah
ini, mereka juga menjadi kurang terikat. Bagi tumbuhan, masalah mati dan
lahir kembali bukanlah masalah menyeramkan karena mereka memiliki
pengalaman dan keterikatan yang lebih sedikit. Lain halnya dengan hewan,
mereka mempunyai lebih banyak pengalaman sejak mereka dapat bergerak atas
kehendaknya sendiri. Contohnya, seekor anjing mungkin pergi mencari
kekasih, dan berputar-putar keesokan harinya, dan berpikir, “Wah! Yang ini
lebih cantik daripada yang dulu! (Guru dan hadirin tertawa.) Keterikatan
tumbuh dari kejadian-kejadian seperti itu yang menyebabkan mereka melekat
kepada kehidupan. Di bawah pengaruh fenomena-fenomena ini, semua hewan
akan menyukai kehidupan dan takut akan kematian. Tetapi, hal ini tidak
terjadi pada tumbuhan karena pengalaman yang mereka miliki terlalu
sedikit. Jadi, ketika kita mengonsumsi tumbuhan, medan magnet mereka tidak
melekat kepada kita.
Oleh
karena itu, kita tidak bisa bilang bahwa tumbuhan dan hewan sama saja.
Jika seperti itu, sama saja seperti berkata bahwa makan permen karet,
pasir, dan batu adalah sama, dan hal itu tidak benar. Pasir dan batu tidak
menempel saat kita injak; hanya permen karet yang menempel. Masing-masing
memiliki kualitas yang berbeda, sehingga kita tidak bisa mengatakan hewan
sama saja dengan tumbuhan. Mereka benar-benar berbeda. (Tepuk tangan) Kita
dapat mengerti hal ini lewat pengamatan. Bukan karena Guru Ching Hai
berkata demikian, atau Bodhisatwa berkata demikian sehingga kita jadi
mengerti. Kita mengetahui hal ini hanyalah dengan pengamatan; sangat
sederhana dan masuk akal.
Semua yang ada di alam semesta memiliki kualitas yang berbeda. Jadi,
ketika kita memilih pola makan, tentu saja, kita harus memilih makanan yang
lebih sedikit menjadi beban untuk kita dan memudahkan kita berlatih dan
maju lebih cepat. Hanya dengan demikian kita tidak akan terikat atau
tertarik turun oleh medan magnet yang sangat berat.
Sumber : http://www.godsdirectcontact.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar