Anand Krishna (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 September 1956; umur 55 tahun) adalah seorang spiritualis lintas agama, nasionalis, humanis, budayawan dan penulis yang tinggal di Jakarta, Indonesia.
Walaupun berdarah keturunan India, tapi semangat kecintaannya terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangatlah tinggi.
Kepeduliannya terhadap kondisi jiwa spiritual masyarakat Indonesia dituangkan dengan pendirian Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa – Department of Public Information sejak 15 Desember 2006) sebagai Centre for Holistic Health and Meditation sejak tahun 1991.
Love is the Only Solution adalah satu-satunya cara yang digunakan Anand Krishna dalam menyikapi hidup di dunia ini untuk mewujudkan Peace, Love, and Harmony dalam Satu Bumi, Satu Langit dan Satu Umat Manusia (One Earth One Sky, One Humankind)
Biografi
Anand menempuh pendidikan dasarnya di Lucknow, India Utara. Di sana ia bertemu dengan Guru Spiritual pertamanya, Sheikh Baba.
Berprofesi sebagai penjual es balok, Orang Suci ini justru tak dikenali
oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Tapi Beliau memainkan
peranan penting dalam proses “kelahiran” Anand Krishna yang sebelumnya
memang sudah amat familiar dengan puisi-puisi dan ajaran Sufi yang ditulis oleh Shah Abdul Latief dari Sind, lewat Sang ayah, Tolaram.
Ia bekerja sambil studi. Anand Krishna memperoleh gelar Master dari Universitas Pacific Southern, Amerika Serikat, dan pernah mencapai puncak karier sebagai Direktur dan Pemegang Saham sebuah Perusahaan Garmen di Indonesia, sampai akhirnya ia jatuh sakit. Menurut diagnosa medis ia menderita Leukemia pada stadium lanjut. Ini terjadi pada tahun 1991. Saat ia berusia 35 tahun, Anand telah menghadapi ancaman kematian di depan matanya.
Setelah berbulan-bulan menderita, secara misterius ia bertemu dengan seorang Lama Tibet di pegunungan Himalaya
dan secara ajaib sembuh dari penyakitnya. Kemudian Anand memutuskan
untuk membaktikan seluruh hidupnya guna berbagi kebahagiaan, kedamaian,
kasih dan kesehatan holistik.
Penulis Produktif
Dalam 12 tahun terakhir, Anand Krishna telah berceramah pada jutaan
orang lewat siaran televisi, dialog radio, pelatihan meditasi,
penerbitan buku-buku, wawancara surat kabar dan pelbagai artikel koran,
juga lewat pertemuan dan workshop rutin yang diadakan di Anand Ashram, Sunter dan Pusat Pelatihan One Earth, dua pusat pelatihan meditasi tersebut didirikan olehnya di Ibukota Indonesia, Jakarta dan yang satunya di daerah pegunungan yang sejuk di Bogor.
Sejak buku pertamanya terbit yakni pada 1997, hingga kini sudah ada
lebih dari 114 judul buku yang telah dipublikasikan dan lebih dari
setengah juta copy terjual laris di seluruh pelosok Indonesia. Angka
tersebut membuktikan pribahasa yang mengatakan,”Setengah dari penduduk
dunia ini tak tahu apa yang tengah terjadi di belahan bumi lainnya.”
Selain menulis buku, Anand Krishna juga secara rutin menulis untuk Harian Kompas, Harian Nasional Indonesia berbahasa Inggris The Jakarta Post, Harian Bali Times dan Harian Radar Bali.
Artikel dan tulisan-tulisannya juga dimuat oleh media-media net
internasional, seperti EzineArticles.com Expert Author, Commonground
News, dll.
Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi
Sejak tahun 1991, Anand Krishna selalu menyelenggarakan acara-acara budaya yang menampilkan kesenian-kesenian daerah dan nasional Indonesia pada tanggal 1 September
sebagai persembahan bagi negara Indonesia, yang disimbolisasikan dalam
bentuk Ibu Pertiwi. Acara-acara ini digelar untuk selalu mengingatkan
bangsa Indonesia akan ke-jati-diri-annya, ke-Indonesia-annya.
Sejak tanggal 1 September 2005, salah satu organisasi kebangsaan yang digagas oleh Anand Krishna, yakni National Integration Movement
atau Gerakan Integrasi Nasional menggelar Simposium Kebangsaan Pertama,
yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan RI, Juwono Sudarsono,
Gubernur Lemhanas Muladi, SH dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Simposium Kebangsaan ini juga dihadiri oleh Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan tokoh nasional Siswono Yudohusodo.
Pada hari yang sama, Menhan Juwono Sudarsono memutuskan untuk mencanangkan tanggal 1 September sebagai Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi. Pencanangan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali semangat persatuan dan cinta kepada Ibu Pertiwi,
yang pada waktu itu mengalami kemerosotan akibat fanatisme kelompok
yang berlebihan dan amat dibutuhkan untuk menghindari disintegrasi
bangsa secara lebih luas, dan lebih dari itu ditujukan untuk
membangkitkan kembali kejayaan Bangsa Indonesia dalam peradaban dunia.
Maka, sejak itu, tanggal 1 September, yang juga merupakan Hari Ulang Tahun Anand Krishna diperingati sebagai Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi sebagai perwujudan Bhakti dan Cinta anak-anak bangsa kepada Ibu Pertiwi. NIM atau National Integration Movement selalu memperingati tradisi peringatan Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi setiap tanggal 1 September dengan
mengadakan Simposium Kebangsaan di Bali (2006), Simposium Kebangsaan di
Monas-Jakarta (2007), Konser Kebangsaan Bagi Ibu Pertiwi di Bali
(2008), Gema Perdamaian - Cinta Ibu Pertiwi Antidot Terorisme di Ciawi
(2009).
Pembicara pada Earth Dialogues 2008 Brazil
Di kota Belo Horizonte - Brazil berlangsung Earth Dialogues on Water
Planet (Dialogos da Terra no Planeta Aqua) pada tanggal 26 - 28 Nopember
2008 di
mana Anand Krishna diundang selaku pembicara yang mempresentasikan
kajian tentang Water Of Life, Wisdom of the Ancients - In Pursuit of the
Indigenous Wisdom of Sundaland and South America to Save Out Planet,
sebuah kajian spiritual tentang pentingnya Air bagi kehidupan manusia di
planet bumi ini berdasarkan kearifan lokal budaya. Beberapa poin yang
dipresentasikan beliau masuk dalam Minas Gerais Charter di penghujung
acara ini. Salah satunya adalah : Agar supaya kita semua tidak melihat
air sebagai sebuah komoditas tapi sebagai anugerah keindahan dari alam.
Ambassador of Parliament of the World's Religion
Sejak Agustus 2009 lalu, Anand Krishna bersama Maya Safira Muchtar
diangkat secara resmi sebagai Ambassador dari Indonesia pada forum Parliament of the World's Religions.Mereka hadir sebagai pembicara pada forum ini yang pada tahun 2009 ini
berlangsung di kota Melbourne, Australia dari tanggal 3-9 Desember 2009
ini, memaparkan tema “Mengapresiasi dan Membudayakan Bhinneka Tunggal
Ika (Persatuan dalam Keragaman) dan Pancasila untuk Mengatasi
Radikalisme Agama di Indonesia".
Sumber : http://id.wikipedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar