Diambil dari Buku berjudul “101 Kisah Bermakna dari Negeri China”.
Propinsi Hubei pernah melahirkan seorang ahli musik yang cukup
terkenal bernama Yu Bo Ya. Setiap kali ia memainkan kecapi,
burung-burung akan berkumpul di sekitarnya untuk menikmati musik yang
dimainkannya. Ia juga sangat terkenal karena setiap kali ia memainkan
musik, tidak sedikit orang menjadi tidak enak perasaannya dan anehnya
mereka tidak bisa menikmati musik tersebut. Jika
Yu Bo Ya bukan pemusik yang pandai, mengapa setiap kali ia bermain
kecapi burung-burung yang sangat banyak jumlahnya selalu berkumpul di
sekitarnya. Karena itu, mereka sering menyebutnya sebagai pemusik yang
alunannya hanya bisa dinikmati oleh burung-burung dan tidak seorangpun
yang bisa menikmatinya. Namun, ia tetap dipuji sebagai pemusik yang
andal.
Yu Bo Ya tidak begitu gembira karena hanya sedikit yang mengerti
musik yang dimainkannya. Karena itu, ia sering berada di kaki gunung
atai di tepi pantai atau di alam terbuka untuk memainkan musik. Ia
sangat menikmati musik yang dimainkannya, hewanpun seakan mengerti akan
musik yang dimainkannya.
Satu hari Yu Bo Ya yang sedang berada di atas perahu, di
tengah-tengah sungai ia memetik kecapinya. Di kejauhan tampak sebuah
gunung yang penuh dengan pepohonan. Pemandangan di sekitar itu sungguh
indah. Lalu Tu Bo Ya menepi. Sambil menikmati pemandangan gunung dan
diiringi aliran sungai, ia memainkan kecapinya.
Pada saat ia sedang asyik memetik kecapinya, ada seorang yang
tertarik mendengarnya. Ia pun mendekati Yu Bo Ya dengan cara
mengendap-endap dengan maksud tak ingin mengganggu keasyikan dan
konsentrasi Yu Bo Ya.
Yu Bo Ya tidak menyadari kehadiran orang itu. Setelah Yu Bo Ya
selesai memainkan kecapi, orang itu berkata, “Wah, sungguh alunan kecapi
yang sangat indah. Ketika saya mendengarkannya, seakan-akan alunan
tersebut hendak menceritakan keindahan pemandangan gunung dan merdunya
aliran air sungai. Apakah benar bahwa ketika Tuan memainkan musik,
sungguh hendak mengagumi pemandangan alam sekitar dan juga merdunya
aliran sungai ?”
Yu Bo Ya terkejut karena ternyata tebakan tamu tak diundang itu
sungguh benar. Lebih kaget lagi karena ternyata ada juga orang yang bisa
mengerti alunan musik yang dimainkannya. Dan orang itu adalah orang
pertama yang bisa mengerti permainan musiknya. Yu Bo Ya pun menjawab,
“Tebakanmu benar, saya memetik kecapi untuk menceritakan keindahan
gunung di hadapan saya dan juga merdunya aliran sungai !”
Setelah itu mereka berkenalan dan Yu Bo Ya mengetahui bahwa orang itu
bernama Zhong Zi Qi, tinggal di daerah itu. Yu Bo Ya pun berkata kepada
Zhong Zi Qi, “Tuan Zhong Zi Qi, jika tidak keberatan saya ingin menjadi
sahabat anda.”
Zhong Zi Qi dengan sopan menjawab, “Tuan adalah orang yang terkenal, sedang saya hanyalah orang biasa yang tidak terkenal !”
Yu Bo Ya segera menyanggah, “Jangan begitu, saya mengenal banyak
sekali orang, tetapi yang dekat di hati bisa dihitung dengan jari. Saya
sendiri merasa beruntung bisa bertemu dengan Tuan, Tuan-lah satu-satunya
orang yang bisa mengerti musik saya, Tuanlah yang bisa menebak dengan
tepat seratus persen. Padahal semua yang saya mainkan keluar dari hati
saya. Itu berarti Tuan sungguh bisa mengerti saya dengan baik. Karena
itu sayalah yang memohon untuk menjadi sahabat Tuan.”
Tidak lama kemudian mereka saling bercakap-cakap dan bertukar
pikiran. Yu Bo Ya pun memainkan kecapinya seperti yang pernah dimainkan
sebelumnya yang tidak ada seorangpun bisa mengerti. Ia sungguh kagum
karena ternyata Zhong Zi Qi bisa menebak dengan benar semua permainan
kecapinya. Artinya, Zhong Zi Qi mengerti dan menikmati permainan kecapi
Yu Bo Ya. Setelah itu, Yu Bo Ya sering datang kembali untuk memainkan
kecapinya dan untuk dipersembahkan kepada Zhong Zi Qi, satu-satunya
orang yang bisa mengerti dengan baik permainan musiknya.
Suatu ketika, Yu Bo Ya sudah lama sekali tidak datang ke tempat
tersebut. Pada waktu Hari Raya Zhong Jiu Jie (middle autum festifal), Yu
Bo Ya pergi mengunjungi tempat itu untuk mencari sahabatnya, Zhong Zi
Qi. Y Bo Ya memainkan musiknya dan mengharapkan jika Zhong Zi Qi
mendengar maka ia kana segera datang. Tetapi, setelah beberapa jam
sahabatnya belum juga datang. Ia pun berkata dalam hati, “Biarlah aku
memainkan musik satu kali lagi dan pasti ia akan datang karena hari ini
sudah larut dan mungkin ia sudah pulang ke rumah sehingga bisa
mendengarkan suara kecapiku.”
Suara kecapi itu terdengar sampai jarak yang jauh karena sepinya
tempat itu, namun sahabat yang dinantinya belum juga datang. Lalu ia pun
berjalan menyusuri sungai dan bertemu dengan satu kuburan yang belum
ada namanya. Kuburan itu menghadap sungai. Dan tak lama kemudian ada
seorang tua lewat di depannya, Yu Bo Ya pun bertanya kepada orang tua
itu tentang Zhong Zi Qi.
Begitu mendengar pertanyaan Yu Bo Ya, orang tua itu meneteskan air mata dan berkata, “Kamu pasti bernama Yu Bo Ya !”
Yu Bo Ya menganggukkan kepala dan menjawab, “Benar sekali, tetapi
mengapa kamu sedih mendengar pertanyaanku dan mengapa kamu bisa tahu
nama saya ?”
Orang tua itu pun menjawab, “Zhong Zi Qi adalah putra saya. Tahun ini
dia sakit keras dan nyawanya tidak tertolong lagi. Sebelum meninggal
dunia ia berpesan untuk menguburkannya di pinggir sungan dan dengan
posisi menghadap sungai. Ia berkata kepasa saya bahwa Yu Bo Ya adalah
sahabatnya dan pasti akan datang mengunjunginya untuk bermain kecapi
baginya. Kuburan tersebut adalah kuburannya !”
Yu Bo Ya menangis tersedu-sedu dan setelah beberapa saat ia
meletakkan kecapinya di depan kuburan itu. Lalu ia mulai memetik
kecapinya untuk dipersembahkan kepada sahabatnya tersebut. Ia memainkan
lagu yang pertama kali ia mainkan dan berhasil ditebak oleh Zhong Zi Qi.
Setelah itu ia membanting kecapinya hingga rusak. Sambil menghadap
langit ia berteriak, “Sahabat satu-satunya yang mampu mengerti hatiku
dan permainan kecapiku adalah Zhong Zi Qi. Sekarang ia telah pergi,
tidak ada gunanya akau bermain kecapi lagi.” Selesai berteriak ia
membuang kecapinya yang sudah rusak ke dalam sungai.
Sejak saat itu Yu Bo Ya tidak pernah bermain kecapi lagi. Tempat ia
bermain kecapi dan bertemu dengan Zhong Zi Qi itu terletak di daerah Han
Yang, Provinsi Hu Bei. Di situ ada satu bangunan yang menjadi objek
wisata sampai sekarang. Namanya Gu Qin Tai, bangunan bersejarah yang
khusus dibangun untuk mengenang persahabatan Yu Bo Ya dan Zhong Zi Qi.
Mutiara Hikmat :
Semua orang senang jika ada orang yang bisa mengerti dirinya.
Tetapi untuk bisa dimengerti oleh orang lain, itu tidak mudah. Karena
itu, jika ada orang yang bisa mengerti diri kita, sebaiknya kita
menghormatinya karena dia juga punya andil dalam membuat diri kita
merasa berharga. Orang bijak tidak hanya ingin dimengerti, tetapi juga
mau berusaha mengerti orang lain. Hidup pasti terasa lebih indah jika
orang mau saling mengerti.
Sumber : http://www.xuezhengdao.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar