Mengabdikan masa mudanya di angkatan darat, Dr. Hairfield
mengalami penderitaan karena perang. Sebagai tentara, dia berangkat ke
Âu Lạc (Vietnam). Di sana, pencarian untuk kebijaksanaan dan kedamaian
batin membawanya ke biara Buddha Zen di Provinsi Quảng Ngãi. Para
biarawan di biara Zen ini mengungkapkan bahwa ada kitab suci Buddha
yang menerangkan seorang nabi bernama Issa yang datang dari barat untuk
tinggal di India. Dr. Hairfield menyadari bahwa Issa ini tentu Yesus
Kristus.
Setelah Dr. Hairfield kembali ke Amerika
Serikat, dia meraih gelar dalam bidang psikologi, dan kemudian gelar S2
dalam bidang agama dan teologi serta S3 dalam bidang metafisika.
Setelah itu, dengan mengikuti dorongan batinnya, Dr. Hairfield
mengembara ke India, Nepal, dan Tibet dimana dia dibimbing oleh lama
(rahib) Buddha dalam perjalanan spiritualnya – dan pencarian untuk
mengerti tentang Guru Yesus yang sejati.
Dr. Hairfield:
Waktu saya menemukan diri saya di India utara dan berjumpa dengan
mungkin dua dari orang terbaik yang pernah saya temui sampai saat ini,
guru-guru saya, mereka mengatakan saya di India untuk dua alasan: Satu
untuk belajar filsafat dan pemikiran Tibet dan berbagi apa yang saya
dapat dengan belahan dunia saya. Dan alasan kedua saya berada di sana
adalah mereka menginginkan saya untuk tahu tentang Issa.
Tentu
saja, pada saat itu, saya belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Tapi, yang paling menarik adalah, mereka adalah orang yang sama. Issa
adalah Yesus dalam bahasa Hindi, di belahan dunia timur jauh.
Ironisnya, nama itu berasal dari daerah India, tapi ada juga, sebuah
Danau Issa di Nepal, nama itu dikenal di Tibet. Juga dikenal di wilayah
yang hari ini kita sebut sebagai Iran, saat itu disebut Persia. Dan
juga dikenal di beberapa tempat di Asia Timur.
Enam
tahun dari hidup saya, saya habiskan untuk belajar dengan orang-orang
Tibet. Mereka pemelihara catatan yang cermat. Mereka memiliki catatan
yang rinci dari semua Guru yang pernah datang di belahan dunia
tersebut. Secara harfiah mereka memiliki ahli menulis, sekretaris, yang
menulis semua yang mereka katakan. Tidak seorang pun yang duduk dan
berkata Buddha menulis sutra-sutra. Buddha tidak menuliskannya, orang
lain yang menulisnya. Dan ini sama seperti Kristus.
Sekarang
bila Anda pergi ke salah satu biara, saya dapat katakan kepada Anda
tanpa ragu-ragu bahwa tempat saya melihat pertama kali dokumen-dokumen
itu adalah Biara Hemis di Ladakh, yang merupakan salah satu negara
bagian di utara India.
Bila
Anda datang ke sana dan berkata, “Saya ingin melihat gulungan perkamen
tentang Issa,” mereka akan melihat Anda dan berkata bahwa dokumen itu
tidak ada. Tapi, bila Anda ke sana, dan mereka mempercayai Anda dan
menyukai Anda dan mengerti bahwa Anda takkan menghilangkannya, mereka
akan datangi Anda dan berkata, “Issa Anda pernah di sini.”
Yang
dilakukan Kiela, pendeta tinggi, dia berkata kepada pendeta tinggi di
biara tersebut mengapa saya berada di sana, bahwa saya ingin belajar
tentang Issa dan apa yang dia lakukan di sana; apa yang dia pelajari;
apa yang diajarkan. Dan pendeta tinggi biara tersebut berjalan dengan
cepat, dia kembali membawa beberapa gulungan perkamen. Dan Kiela
memiliki seorang penerjemah, dan penerjemah itu membacakan kata
Sanskerta untuk saya.
Supreme Master TV:
Tahun 1894, jurnalis Rusia bernama Nicolas Notovich adalah orang
pertama yang mempublikasikan terjemahan manuskrip Buddhis yang
menjelaskan kehidupan Yesus di India, dalam buku “Kehidupan Yesus yang
Tidak Diketahui (The Unkown Life of Jesus)”.
Orang terkenal lainnya
yang menulis tentang Yesus hidup di India adalah Swami Abhedananda,
yang dahulu merupakan Ketua Masyarakat Vedanta di New York. Dr.
Hairfield merupakan orang ke-18 dan orang Amerika kedua yang pernah
diizinkan untuk membaca dokumen-dokumen yang sangat berharga ini.
http://en.wikipedia.org/wiki/Nicolas_Notovitch#Life_of_Saint_Issa
http://en.wikipedia.org/wiki/Swami_Abhedananda
http://www.atmajyoti.org/sw_unknown_life.asp
http://en.wikipedia.org/wiki/Disciples_of_Ramakrishna#Swami_Trigunatitananda
http://en.wikipedia.org/wiki/Swami_Abhedananda
http://www.atmajyoti.org/sw_unknown_life.asp
http://en.wikipedia.org/wiki/Disciples_of_Ramakrishna#Swami_Trigunatitananda
Dr. Hairfield:
Dan begitulah saya membuat hubungan tersebut karena saat mereka
berkata, “Yesus Anda pernah datang ke sini, ini adalah namanya.” Saya
dibesarkan sebagai seorang Katolik, saya terperanjat. Reaksi pertama
saya adalah, “Tidak mungkin!”
http://www.atmajyoti.org/sw_unknown_life.asp
http://en.wikipedia.org/wiki/Nicolas_Notovitch
http://www.amazon.com/Jesus-Lived-India-Before-Crucifixion/dp/1852305509
http://en.wikipedia.org/wiki/Nicolas_Notovitch
http://www.amazon.com/Jesus-Lived-India-Before-Crucifixion/dp/1852305509
Supreme Master TV:
Dr. Hairfield menemukan bahwa Yesus belajar di India dengan guru-guru
dari kepercayaan Jain dan juga para pendeta Hindu Brahma, dan kemudian
dengan guru-guru Buddhis di India Utara dan Nepal. Doktor Hairfield,
adakah pernyataan yang tercatat dalam Injil yang juga ada dalam ajaran
Buddha?
Dr. Hairfield: Oh secara
keseluruhan, ada lebih dari seribu. “Anda menuai apa yang Anda tabur”
adalah sesuatu yang diajarkan oleh Kristus dan juga diajarkan oleh
Buddha. Jadi, ada hubungan langsung di sana. Tapi, bila Anda melihat
tujuh pokok dari Khotbah di Bukit, seluruhnya menggaungkan dengan tepat
apa yang dikatakan oleh sang Buddha sendiri. Ada begitu banyak yang
waktunya sebelum Kristus yang bagi saya membuktikan bahwa dia berada
dalam lingkungan Buddha, dapat dikatakan, bahkan mempelajarinya, tanpa
keraguan, tanpa banyak tanya.
Supreme Master TV: Bagaimana Anda tahu Yesus pernah tinggal di India, tempat gajah-gajah dan macan-macan berada?
Dr. Hairfield:
Sangat kelihatan, satu kali, guru saya mulai memperlihatkan
dokumen-dokumen itu, dan yang sedang dia pelajari, dan sungguh menarik
bahwa dia tidak seorang diri di sana. Mereka adalah Yesus, Maria
Magdalena, Yohanes Pembaptis, dan Thomas. Kristianitas di Pantai Timur
India, sebenarnya mereka mengikuti Thomas. Mereka adalah pengikut
Thomas, bukan pengikut Kristus.
Supreme Master TV:
Mereka berempat berada di sana, belajar informasi yang sama. Menurut
Dr. Hairfield, tiga orang bijak dari Timur yang disebutkan dalam Kitab
Injil, dalam Alkitab mengenai Yesus, mereka sebenarnya orang bijaksana
yang datang mencari jiwa tercerahkan yang baru lahir di Palestina. Ini
sama seperti para biarawan Buddha zaman sekarang yang mencari inkarnasi
para lama (rahib) sebelumnya.
Dr. Hairfield:
Alasan mereka muncul – dengan mengikuti bintang yang bergerak. Apakah
ini bintang yang menantang hukum fisika? Tidak, apa yang mereka ikuti
adalah sebuah ramalan astrologi; ramalan astrologi Veda. Ramalan
astrologi Veda berasal dari India. Mereka datang dari Timur. Kenapa?
Untuk mengonfirmasi bahwa ini adalah jiwa besar yang akan mereka didik.
Tiga hadiah adalah kebijakan, welas asih, dan cinta kasih.
Supreme Master TV: Jadi, hadiah simbolis?
Dr. Hairfield:
Ya. Begitu mereka mengonfirmasi bahwa Kristus adalah yang mereka cari,
mereka meninggalkan instruksi kepada Yosef dan Maria bahwa ada beberapa
hal yang harus mereka lakukan saat membesarkannya. Satu adalah pergi ke
sekolah misteri di Heliopolis di Mesir, sehingga waktu dia keluar dari
Mesir sesuai dengan nubuat bahwa orang ini akan keluar dari Mesir; dia
melakukannya sesuai dengan nubuat. Waktu Kristus berusia 13, mereka
harus mengikuti kriteria ketiga dari instruksi yang ditinggalkan, bahwa
Kristus harus pergi ke India.
Supreme Master TV: Jadi, ada hubungan langsung memenuhi nubuat ini dan ... (Ya.) Benarkah Anda mengikuti jejak Issa, perjalanannya?
Dr. Hairfield:
Sebagian, tentu saja. Saya duduk di sebuah gua di Nepal, di tepi Danau
Issa, dimana Kristus seharusnya pernah berada di sana tanpa melakukan
apa-apa kecuali meditasi.
Supreme Master TV: Kalau begitu, apa tujuan Yesus? Apa misi dia di sini?
Dr. Hairfield:
Di dunia? Benar-benar berbeda dari apa yang telah diajarkan kepada
kita. Dia adalah Guru yang besar, sangat cakap. Namun, tingkat
pengetahuan seperti itu hanya dapat ditemukan di belahan dunia
tersebut. Bila Anda pikirkan, masyarakat Tibet masih mengikuti tradisi
yang sama sampai sekarang. Mereka mencari reinkarnasi Dalai Lama, dan
saat mereka menemukannya, mereka melakukan ujian. Bila lulus, mereka
mulai mendidiknya untuk menjadi Dalai Lama yang berikutnya. Dalai Lama
ke-14 adalah yang kita kenal sekarang; dan beliau harus melalui semua
ujian tersebut. Mereka melakukan hal yang sama dengan Kristus. Jadi,
dia diajarkan apa yang dia tahu.
Supreme Master TV:
Saat tinggal di biara-biara di India, Tibet, dan Nepal, Dr. Hairfield
mendapat kesempatan untuk mempelajari kitab-kitab India yang sama yang
pernah dipelajari Yesus 2.000 tahun sebelumnya, dan membandingkan pesan
itu dengan ajaran Yesus seperti yang disampaikan dalam Kitab Injil.
Dr. Hairfield:
Bila Anda mempelajari prinsip-prinsip Karma, 12 prinsip, sebenarnya dia
mengatakan hal yang sama dalam empat Kitab Perjanjian Baru. Dia hanya
mengubah kata-katanya, seperti dia mengatakannya dengan cara ini: Apa
yang engkau “tanamkan” akan kembali 10 kalinya. “Tanamkan” berarti apa
yang Anda tabung, dan sesuatu yang memperkuat sepenuhnya, karena
pernyataan ini juga ditulis dalam Kitab Veda, dan dia mengutipnya
dengan tepat: ”Apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai.” Ini adalah
yang utama, dari hukum karma, ini adalah hukum yang paling pertama.
Dan
kemudian dia mulai menerangkan yang lainnya dan mengutip kata-kata
perumpamaan lainnya yang dinyatakannya, tapi sebenarnya dia membawakan
12 prinsip tersebut dalam Perjanjian Baru. Anda akan temukan teks Veda
dalam keempat Injil, Anda temukan teks Jain, Anda temukan teks Brahma,
dan Anda temukan teks Buddhis. Saya sebenarnya duduk dengan semua teks
itu, saling bersebelahan, dan mulai mencampur, memasangkan dan
menemukan pemikiran yang sama, sehingga saya tahu dari mana dia
dapatkan. Saya tahu dari mana datangnya. Sungguh-sungguh. Itu terbuka
bagi semua orang dengan pikiran terbuka. Kita diajarkan bahwa kita
tidak boleh berbuat ini; kita diajarkan bahwa kita tidak pantas berbuat
ini. Tapi, kita tak pernah dengar Kristus berkata demikian. Tidak
pernah, juga di dalam Alkitab, Tuhan tidak berkata demikian.
Kunci
utama dari semua itu adalah menerima diri Anda sendiri apa adanya dan
kemudian, seperti yang dikatakan dalam naskah Nag Hammadi, bila Anda
membuat dua menjadi satu, Anda dapat berkata, “Memindahkan Gunung dari
sini ke sana,” akan diberikan kepada Anda. Pertanyaannya adalah, apakah
artinya? Itu sebenarnya berarti beberapa hal. “Dua” berarti dualitas,
tidak ada dualitas di dunia ini, tidak ada dualitas dalam hidup, tidak
ada dualitas dalam kesadaran, hanya ada satu kesadaran, dan kita adalah
titik kehidupan di dalamnya, jadi ada “satu”.
Yang
kedua adalah dengan membiarkan jiwa kita berperan dalam hidup kita.
Dengan kata lain, kita hidup dengan jiwa kita bukan hanya tubuh kita.
Jadi sekarang, menghilangkan dualitas dan memiliki jiwa dan tubuh
sebagai satu prinsip operasi. Kemudian, Anda dapat melakukan apa yang
dia lakukan, katanya sendiri.
Satu-satunya alasan
mereka membawa saya ke Biara Hemis di Ladakh (di India) adalah untuk
tujuan itu, untuk menemukan siapakah Issa (Yesus), dan kemudian membaca
apa yang dia pelajari, dan selanjutnya guru-guru saya memastikan saya
belajar setiap hal yang dia pelajari.
Saya beritahu
bagaimana guru saya menyelundupkan saya ke Tibet, yaitu melalui biara
lain yang dinamakan Salib Suci, yang berada di kedalaman Himalaya dan
sesungguhnya dibangun di dalam gunung. Dan di situlah saya membaca lagi
seri kedua gulungan perkamen tentang Issa. Jadi, di sana hanya ada dua
biara yang saya ketahui memiliki dokumen itu, dan saya bahkan tidak
yakin apakah masih ada di sana karena mereka memindahkannya.
(Memindahkan untuk melindunginya?) Benar.
Supreme Master TV:
Melalui akses khusus pada dokumen-dokumen rahasia di India tentang
Yesus, Dr. Hairfield menemukan banyak rincian tentang siapakah Yesus,
dan apa yang dia ajarkan.
Dr. Hairfield: Yesus
seorang Essene. Salah satu hobi saya adalah mengoleksi Alkitab. Alkitab
tertua milik saya dari tahun 1805 dan dalam kondisi mengagumkan. Tapi,
jika kita membaca Alkitab yang lebih tua dan Alkitab yang lebih baru,
maka ada perbedaan besar yang mencolok. Dalam Alkitab yang lebih tua,
dikatakan bahwa Yesus menyingkir ke Gunung Karmel; Alkitab yang lebih
baru mengatakan bahwa dia naik ke gunung. Di mana Gunung Karmel? Itulah
tempat ditemukan Gulungan Laut Mati, itu adalah rumah kaum Essene.
Maria, ibu Yesus, adalah seorang guru Essene, dan dia seorang pemimpin.
Hal
kedua adalah: Alkitab yang lebih tua tidak menyebutkan bahwa Yosef
adalah tukang kayu. Yang disebutkan, Yosef mempunyai keahlian itu. Dia
seorang Essene, dia seorang ahli alkimia. Jadi, siapakah Yesus? Seorang
Essene. Jadi, dia telah bersinggungan dengan ajaran rahasia Essene –
sejak lahir. Dan kemudian saat pergi ke Mesir, mereka pergi ke
Heliopolis, yang merupakan tempat ajaran rahasia di Mesir. Lalu saat
dia pergi dari sana, kembali ke Israel saat berusia 13 tahun, Yosef
dari Arimatea membawanya ke India untuk “Master dan PhD”-nya, boleh
dikatakan begitu. Jadi, dia akan menjadi seseorang dengan pencapaian
besar, mengetahui bahwa dia adalah seorang jiwa agung.
Kristus
belajar dari para Yyogi Nath. Yogi Nath adalah orang yang sangat
misterius. Suatu saat, saya di luar di ladang. Saya sedang membungkuk,
menanam padi. Tiba-tiba sebuah bayangan muncul di depan saya, dan saya
melihat di sana ada pria tua kecil yang kotor dan kasar, dan dia
menatap saya dan berkata, “Kamu orang Amerika.” Dan saya jawab, “Ya.”
Dia meludah ke tanah dan berkata, “Kamu tidak layak,” lalu dia berjalan
menjauh.
Beberapa
hari kemudian, dia kembali, dan hal serupa terjadi. Dia menatap saya
dan berkata, “Saya diberitahu bahwa kamu ingin belajar sutra Nath.” Dan
saya iyakan. Dia melanjutkan, “Kamu orang Amerika. Kamu tidak layak.
Kamu tidak memiliki kesabaran.” Itu terjadi empat atau lima kali, dan
pada terakhir kalinya, dia muncul dan menatap saya dan tersenyum, lalu
berkata, “Kamu layak.” Karena saya tidak pernah tersinggung akan hal
itu. Saya terima saja apa yang dia lakukan dan katakan. Maka, selama
dua bulan saya bersama orang ini. Dan di situlah saya belajar tentang
sutra-sutra ini.
Supreme Master TV: Dalam Kitab
Injil, Yesus dikatakan melewatkan 40 hari di gurun atau alam liar, di
mana dia dicobai oleh Setan. Dr. Hairfield menjelaskan bahwa Yesus
bermeditasi pada saat itu untuk menyempurnakan penguasaan dirinya.
Dr. Hairfield:
Dia harus beradu dengan pikirannya melalui gagasan godaan. Bayangkan
saya berkata kepada Anda, “Oke, saya akan menganugerahimu kekuatan yang
tak terkalahkan ini. Kamu berkuasa penuh atas segalanya.” Apa yang akan
dilakukan ego Anda? (Wah!) Persis! Jadi, dengan kata lain, itu tentang
membersihkan pikirannya sendiri. Ini adalah ujian terakhirnya. Itulah
gagasan tentang godaan itu.
Dan omong-omong, kata
“Setan” dalam Sanskrit kuno berasal dari Veda adalah “ego”. Ego adalah
hal paling kuat yang kita miliki dan kita harus mengekangnya. Tapi,
sekali ia dikuasai dan diubah, sang Ilahi dalam batin akan bangkit. Dia
sudah punya pengetahuan itu, dan ada satu rintangan terakhir, dan dia
mengatasinya.
Supreme Master TV: Dr. Hairfield, banyak orang berpikir Yesus vegetarian, apa pendapat Anda?
Dr. Hairfield:
Saya tidak punya keraguan atau pertanyaan tentang itu. Dan jika Anda
ingin, saya akan berikan ide ringan menyangkut alasannya. Semakin berat
makanan, semakin berat tubuh. Jika kita melihat gigi kita, kita tidak
diciptakan untuk menjadi karnivora, kita adalah vegetarian. Kita
seharusnya makan sayur-mayur. Tapi, dia secara harfiah vegetarian. Dia
tidak menaruh apa pun dalam tubuhnya yang membuat beban atau berat apa
pun yang akan menghambat energinya dengan cara apa pun. Dan itu mudah
dijelaskan.
Saat kita makan – jika merasa mendapat
tenaga, itu yang harus kita makan. Jika kita makan makanan dan kita
merasa berat, itu adalah makanan yang tidak seharusnya kita makan. Jadi
ya, dia benar-benar vegetarian, tanpa keraguan. Dia ingin memahami
semua aspek dari semua sistem kepercayaan. Dan, dari semua ajaran, ada
dua yang tidak memiliki dogma. Satu, tentu saja, adalah sutra Buddha.
Sesungguhnya ada tiga. Filosofi Krishna dan Veda. Teks Veda adalah teks
filosofi yang tertua yang diketahui tentang kehidupan. Dan ajaran
Brahma, Jain, dan bahkan sutra Buddha, hingga suatu taraf, bahkan
filosofi Krishna, hingga suatu taraf, semua berasal dari yang satu itu.
Bahkan teks Alkitabiah sebenarnya dalam sebagian hal atau lainnya,
berasal dari teks itu.
Supreme Master TV: Seperti pencari Kebenaran dalam zaman Yesus, Dr. Hairfield sendiri telah pergi ke India untuk mencari Diri Ilahi Sejati-nya.
Dr. Hairfield:
Adalah hal-hal sederhana yang selalu paling kuat. Dan itu juga hal yang
Kristus sendiri ajarkan. Kristus mengatakan itu di dua tempat. Pertama
dia berkata, “Untuk masuk Kerajaan Allah, engkau harus memiliki pikiran
seorang anak kecil.” Yang kedua kali dia berkata, “Untuk masuk Kerajaan
Allah, engkau harus memiliki kepolosan seorang anak.” Pikiran polos
seperti anak kecil mudah melihat hal sederhana. Dan kita dapat
munculkan itu bahkan di usia kita.
Supreme Master TV: Dan bisakah Anda uraikan tentang bagaimana kita
menemukan Kerajaan Allah dalam diri kita?
Dr. Hairfield: Kristus mengatakan, pertama,
dalam Kitab Lukas bahwa “kamu mencari Kerajaan Surga di mana-mana, tapi
kamu tidak melihat ke dalam batin.” Baiklah. Kita juga tahu menurut
teks Alkitabiah bahwa Tuhan berdiam di Surga. Nah, jika Kerajaan Surga
berada dalam diri kita dan Tuhan di dalam Surga – di mana Tuhan berada?
(Dalam diri kita.) Jadi, jika orang ingin menemukan Kerajaan itu, kita
mulai dengan meditasi: “Jadilah tenang dan tahu.”
http://bible.cc/luke/17-21.htm
http://www.biblegateway.com/passage/?search=Psalm+46%3A10&version=NIV
http://www.biblegateway.com/passage/?search=Psalm+46%3A10&version=NIV
Salah satu guru saya suatu hari menatap saya dan berkata,
“Anak muda, kamu suka dirimu?” Dan saya jawab, “Tidak.” Dia berkata,
“Tunggu di sini,” dan dia berjalan pergi. Dia kembali dan membawa, saya
duga, itu seperti cermin dari wadah bedak rias wanita, dan dia berikan
kepada saya dan berkata, “Bawa ini bersamamu dan duduklah dan lihat
cermin itu lalu katakan pada dirimu bahwa kamu cinta dirimu.” Dan dia
berkata, “Saat kamu telah selesai dengan itu, kembalikan cermin saya.”
Saya kembali kepadanya 30, 45 hari kemudian, dan saya
memandang dia dan berkata, “Guru, saya tak bisa lakukan ini.” Dan dia
berkata, “Ceritakan pengalamanmu.” Dan saya beritahukan dia bahwa
setiap kali saya mengatakan kalimat itu, saya dengar dalam pikiran saya
semua alasan mengapa saya tak berguna, tidak baik, semua yang negatif
tentang saya. Dan dia menatap saya dan berkata, “Tidak, kamu telah
berhasil, Steven.” Saya berkata, “Bagaimana?” Dia menjawab, “Kini kamu
tahu dua hal yang tidak kamu ketahui sebelumnya.”
Dia berkata, “Pertama, kamu tahu jalanmu. Jalanmu adalah
melalui hutan dari setiap orang itu dari hal-hal itu, egomu, yang
adalah hal kedua yang kini kamu ketahui.” Karena setiap kali saya
mengatakan bahwa, ego sayalah yang memberitahu saya mengapa saya tidak
suka saya dan tidak dapat menerima saya. Lalu dia hanya berkata,
“Hadapi satu per satu, jangan semuanya. Cukup satu per satu, hingga ia
tak ada lagi.” Dan perlu waktu cukup lama. Tapi tidak satu pun hal-hal
itu mengganggu pikiran saya lagi. Itulah Surga di dalam batin. Jika
kita sungguh ingin menerangi dunia ini, maka bukalah diri kita terhadap
kebenaran hakikat kita sendiri, terhadap kebenaran keilahian kita
sendiri. Munculkan itu; munculkan dan berikan kepada semua orang karena
jika kita dapat lakukan itu, kita telah melanjutkan garis silsilah yang
dibentuk ribuan tahun lalu oleh begitu banyak Guru agung.
Bagaimanapun juga, Kristus sendiri berkata, “Carilah dulu
Kerajaan Allah maka semua hal lainnya akan diberikan kepadamu.” Dan
memikirkan bahwa kita dapat memperoleh apa pun yang kita inginkan, apa
pun, dengan menemukan tempat itu di dalam diri kita lebih dulu. Maka,
kita dapat mengubah dunia.
Sumber : http://suprememastertv.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar