Namun berbeda dengan di China, atau lebih tepatnya di
Chongqing, sebuah kontes kecantikan menuai kontroversi. Tapi bedanya,
ini bukan soal wanita transgender, melainkan pemilihan pemenangnya yang
dianggap sangat tidak masuk diakal.
Kontroversi itu terjadi
karena kontestan yang menjadi pemenang dianggap tidak pantas mewakili
kecantikan wanita Chongqing. Dengan kata lain, sang pemenang dianggap
terlalu jelek untuk standar mereka.
Kabar ini heboh setelah
seorang pengguna internet memposting foto para pemenang yang ikut dalam
ajang 'Miss International 2012 Beauty Pageant Chongqing'. Banyak netizen
(pengguna internet) di sana mengkritik keputusan juri yang menenangkan
wanita malang tersebut. Beberapa bahkan menganggap hasil dari kontes
kecantikan itu telah direkayasa.
Menanggapi hal ini, pihak
penyelenggara awalnya bersikap cuek. Mereka tetap tidak bergeming dengan
keputusan mereka memilih ketiga pemenang.
"Tiga kontestan ini
berhak menang setelah menjalani serangkaian penilaian. Pemenangnya
terlihat jelek di foto hanya karena masalah teknis" ujar Lan Rong,
perwakilan dari pihak penyelenggara. "Ketiga pemenang itu semuanya
cantik dan sang ratu (juara pertama) punya kriteria internasional.
Mereka akan mewakili Chongqing dalam ronde final Agustus mendatang."
Lan Rong, perwakilan dari kontes kecantikan Chongqing.
Sayangnya penjelasan itu masih
dianggap tidak cukup. Dan lagi-lagi banyak yang tetap menganggap
keputusan itu absurd. Terakhir, entah karena banyaknya protes, pihak
penyelenggara akhirnya memutuskan untuk melakukan kontes kecantikan
season kedua. Namun mereka bersikeras bahwa kontes ini diadakan kembali
bukan karena dorongan tersebut sekaligus menganggap pemenang sebelumnya
akan tetap ikut di babak final mewakili Chongqing.
Lihat fotonya di bawah ini. Anda mungkin bisa menilai apakah kontes ini rekayasa atau tidak.
Dari kiri ke kanan, juara dua, juara pertama dan juara ketiga. Wah, sepertinya juara ketiga yang mendapat perhatian paling banyak :). Ini foto keduanya, bagaimana menurut Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar