Sekolah Montessori di Malang di tahun 1935 |
Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20.
Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar,
walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar
anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam
menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah
adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan
berbagai konsep.
Walaupun banyak sekolah-sekolah
yang menggunakan nama "Montessori," kata itu sendiri bukan merupakan
merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.
Sejarah
Gedung sekolah Montessori di Malang di sekitar tahun 1930 |
Dr. Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. Dengan berdasar hasil kerja dokter Perancis,
Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu
lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai
ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan
terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini
pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.
Pada tahun 1906, Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu pusat pengasuhan di distrik San Lorenzo di Roma.
Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak
dengan materi yang ia kembangkan, menyempurnakannya, dan mengembangkan
materi baru yang bisa dipakai anak-anak. Dalam pendekatan yang berpusat
pada materi ini, tugas utama guru adalah mengamati saat anak memilih
materi yang dibuat untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu.
Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Awalnya perhatian Montessori lebih pada anak usia pra-sekolah.
Setelah mengamati perkembangan pada anak yang baru masuk SD, ia dan
Mario (anaknya) memulai penelitian baru untuk menyesuaikan pendekatannya
terhadap anak usia SD.
Menjelang ahir hayatnya, dalam buku From Childhood To Adolescence (Dari Masa Kanak-kanak ke Masa Remaja), Montessori membuat sketsa tentang pandangannya mengenai penerapan metodologinya bagi pendidikan jenjang menengah dan tinggi.
Sumber : http://id.wikipedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar