ilustrasi (foto: Thinkstock) |
Jakarta,
Pelebaran pupil adalah indikator yang akurat mengenai orientasi seksual
seseorang. Ketika seseorang melihat gambar erotis dan terangsang, pupil
matanya melebar. Reaksi yang tak disadari ini dapat digunakan untuk
mengetahui orientasi dan gairah seksual seseorang tanpa harus melihat
perubahan organ kelaminnya.
"Jadi jika seorang laki-laki mengatakan dirinya adalah heteroseksual, pupil matanya akan melebar terhadap perempuan. Dan sebaliknya dengan laki-laki gay, pupil matanya melebar jika melihat laki-laki," kata Ritch Savin-Williams, psikolog perkembangan di Cornell University seperti dilansir LiveScience, Minggu (5/8/2012).
Pupil akan mengalami pelebaran ketika menanggapi setiap stimulus yang menyenangkan atau menarik, termasuk wajah orang yang dicintai atau karya seni yang indah. Pelebaran pada pupil tersebut merupakan tanda bahwa sistem saraf otonom yang mengontrol gerakan tak disengaja seperti nadi dan pernapasan bekerja dengan baik.
Awalnya, para peneliti mempelajari orientasi seksual dan gairah seseorang dengan cara meminta relawan menonton film atau gambar erotis sambil alat kelaminya dipasangi alat untuk mengukur aliran darah. Pada laki-laki, bisa juga dengan mengukur lingkar penis. Pada perempuan, alat digunakan untuk mengukur perubahan tekanan pembuluh darah di dinding vagina.
Cara ini memiliki kelemahan. Beberapa orang dapat menahan rangsangan pada organ kelaminnya atau tidak merespon di dalam penelitian laboratorium. Belum lagi masalah pemasangan alatnya.
Untuk menyiasati masalah ini, Savin-Williams mencoba mengamati pupil mata dari 165 orang laki-laki dan 160 orang perempuan, termasuk gay, lesbian, heteroseksual dan biseksual. Para relawan diminta menonton video seorang laki-laki atau perempuan melakukan masturbasi selama 1 menit. Kecerahan dan pencahayaan kedua video identik sehingga tidak akan mempengaruhi hasil penelitian.
Sembari menonton video, sebuah kamera melacak perubahan pupil peserta selama menyaksikan video untuk mengukur perubahan ukuran pupil yang sangat kecil. Peserta juga diminta melaporkan gairahnya sendiri terhadap video yang ditonton.
Hasil penelitian yang dimuat jurnal PLoS ONE menunjukkan bahwa pelebaran pupil sesuai dengan pola yang terlihat pada perangsangan alat kelamin. Pada laki-laki, polanya lebih mudah. Laki-laki heteroseksual merespon video seksual perempuan, dan laki-laki gay merespon video seksual laki-laki. Sedangkan laki-laki biseksual merespon video laki-laki maupun perempuan.
Pada perempuan, masalahnya lebih kompleks. Perempuan lesbian mengalami pelebaran pupil ketika melihat foto perempuan lain, mirip dengan pola yang terlihat pada laki-laki normal. Namun pada perempuan heteroseksual, pelebaran ukuran pupil terjadi ketika merespon video erotis dari kedua jenis kelamin. Dalam pengakuannya, perempuan heteroseksual hanya merasakan gairah seks terhadap laki-laki, bukan perempuan.
"Ini bukan berarti bahwa semua perempuan heteroseksual diam-diam adalah biseksual. Hanya saja gairah subyektifnya tidak selalu cocok gairah tubuhnya," kata Savin-Williams.
Menurut Savin-Williams, metode ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian seksual lintas budaya karena pelebaran pupil bersifat universal dan tidak tergantung pada bahasa atau budaya. Metode ini bahkan dapat digunakan untuk membantu orang yang bingung mengenai orientasi seksualnya.
Sumber : http://health.detik.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar