Selasa, 14 Agustus 2012

Hai Pria, Hindari Makanan Ini Bila Tak Ingin Impotensi!

Jakarta - Obat-obatan seperti Viagra dapat mengobati impotensi pada pria, tetapi tentu saja ada beberapa efek samping pada kesehatan. Untuk itu, menghindari beberapa makanan penyebab impotensi tentu lebih baik.

Penyebab utama impotensi adalah lemak yang menurunkan fungsi sistem arteri memasok aliran darah di penis. Ketika arteri mengalami penyumbatan saat membawa darah, kondisi tersebut akan mempengaruhi ereksi.

Ada beberapa makanan yang perlu pria hindari bila tak ingin mengalami impotensi, seperti dilansir boldsky, Senin (13/8/2012):



1. Makanan yang mengandung banyak garam

Makanan yang banyak mengandung garam dapat meningkatkan tekanan darah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, garam juga mengurangi aliran darah ke organ yang pada gilirannya dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Makanan ringan, junk food, saus dan makanan tinggi garam lainnya perlu dihindari bila Anda tak ingin terserang impotensi.

2. Makanan berminyak
Hindari makanan berminyak dan lemak jenuh karena dapat meningkatkan risiko kolesterol jahat. Kolesterol mempengaruhi aliran darah di organ utama dari tubuh yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Makanan yang dapat meningkatkan kolesterol misalnya gorengan, daging berlemak, kuning telur, mentega, daging olahan, minyak terhidrogenasi seperti minyak sawit dan minyak kelapa yang dipanasi berulang-ulang.

3. Makanan mengandung lemak trans
Lemak trans dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan secara bertahap dapat menyebabkan penyakit jantung dan disfungsi ereksi. Keripik, kentang goreng, margarin dan kue kering dan setiap makanan yang digoreng atau kemasan memiliki kandungan lemak trans lebih tinggi.

4. Makanan mengandung banyak gula
Makanan berkadar gula tinggi harus dihindari jika seseorang ingin mencegah impotensi. Kadar gula yang tinggi dapat memicu diabetes, yang pada gilirannya dapat melemahkan pembuluh darah yang menuju ke organ kelamin dan menyebabkan disfungsi ereksi.

5. Alkohol
Untuk menyembuhkan disfungsi ereksi, hindarilah alkohol. Menurut peneliti, segelas anggur merah masih bermanfaat untuk tubuh, tetapi minuman beralkohol lainnya dapat menyebabkan disfungsi ereksi.


Sumber : http://health.detik.com/




7 Penyakit Mengerikan Akibat Makanan yang Tercemar Pestisida

ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Jangan sembarangan menelan makanan meskipun terlihat sehat dan menyegarkan. Beberapa bahan makanan nabati diperoleh dari tanaman yang dibesarkan dengan pestisida. Pestisida merupakan racun dan dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh.

Pestisida ada berbagai jenis, tapi tujuannya sama, yaitu dirancang untuk membunuh hama. Meskipun sudah menjalani proses pembersihan, terkadang residu atau sisa pestisida masih tertinggal dalam bahan makanan. Bahan beracun ini juga disalahkan atas berkurangnya kadar mineral dalam makanan.

Beberapa ilmuwan masih menoleransi kadar pestisida dalam makanan dengan mengatakan bahwa dalam jumlah kecil efeknya tidak akan terlalu signifikan bagi tubuh. Namun ilmuwan lainnya ada yang bersikeras bahwa dalam dosis yang sangat kecil pun pestisida bisa menimbulkan masalah kesehatan. Efeknya bisa saja muncul beberapa puluh tahun berikutnya.

Seperti dilansir Rodale, Senin (13/8/2012), ada 7 penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh pestisida:

1. Diabetes
Sejak bertahun-tahun yang lalu, para ilmuwan telah melihat hubungan antara pestisida dan diabetes. Sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan jurnalDiabetes Care menemukan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan dan di tubuhnya terdapat pestisida organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.

Untuk mencegah diabetes, pilihlah produk makanan organik tanpa pestisida. Hindari menggunakan penyegar udara kimia dan produk-produk artifisial yang beraroma sebab dapat memicu diabetes tipe 2.

2. Kanker
Lebih dari 260 pestisida terbukti berkaitan dengan berbagai jenis kanker seperti limfoma, leukemia, sarkoma jaringan lunak, kanker otak, kanker payudara, kanker prostat, kanker tulang, kanker kandung kemih, kanker tiroid, kanker usus, kanker hati, dan kanker paru-paru.

3. Autisme dan Gangguan Perkembangan Lainnya
Para peneliti terkemuka di dunia percaya bahwa autisme disebabkan oleh perpaduan antara gen dan polutan yang yang masuk ketika ibu hamil. Kebanyakan insektisida membunuh hama dengan cara mengganggu fungsi sarafnya. Mekanisme yang sama tampaknya bisa terjadi pada janin yang terpapar insektisida.

Sebuah penelitian tahun 2010 yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa anak-anak yang di dalam urinnya terkandung pestisida organofosfat jauh lebih mungkin mengalami ADHD atau ganguan pemusatan perhatian dan hiperaktif dibanding anak-anak yang urinnya tidak tercemar pestisida.

4. Obesitas
Beberapa jenis pestisida berfungsi sebagai pengganggu hormon. Artinya, pestisida bertindak seperti hormon palsu dalam tubuh. Hormon ini memblokir jalur komunikasi hormon yang penting bagi tubuh atau mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur pengeluaran hormon yang sehat.

Penelitian tahun 2012 yang dimuat jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa ada lebih dari 50 pestisida yang diklasifikasikan sebagai pengganggu hormon. Beberapa di antaranya dapat memicu sindrom metabolik dan obesitas apabila terakumulasi dalam sel-sel.

5. Penyakit Parkinson
Lebih dari 60 penelitian menunjukkan hubungan antara pestisida dan penyakit Parkinson. Penyakit ini ditandai dengan gerakan gemetar yang tidak dapat dikendalikan. Ternyata penyakit ini sangat berkaitan dengan paparan bahan pembunuh hama dan gulma untuk jangka waktu yang panjang.

6. Kemandulan
Pestisida dapat mengganggu kesuburan. Salah satunya adalah atrazin, pembunuh gulma yang banyak digunakan di pertanian tebu dan ternyata terdeteksi dalam air keran. Dokter dan ilmuwan menunjukkan bukti bahwa atrazin meningkatkan risiko keguguran dan kemandulan.

Pestisida jenis lain juga dapat menurunkan kadar testosteron pria. Sebuah penelitian tahun 2006 menemukan bahwa klorpirifos, zat kimia yang digunakan dalam apel nonorganik dan pertanian lada serta carbaryl, pestisida yang banyak digunakan pada tanaman stroberi, dapat menurunkan kadar testosteron.

7. Bayi Lahir Cacat
Bayi yang dikandung selama musim semi dan musim panas, yaitu ketika penggunaan pestisida dalam produk makanan sangat marak, ternyata berisiko paling tinggi mengalami cacat lahir. Pada bulan-bulan ini, kadar pestisida di permukaan air ditemukan paling tinggi. Selain itu, penyakit spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor dan sindrom Down juga bisa diakibatkan karena ibu hamil terpapar pestisida.

Untuk menghindari risiko ini, gunakan filter air yang disertifikasi oleh NSF Internasional. Alat ini secara signifikan dapat mengurangi kadar atrazin dan pestisida lainnya dalam air.


(pah/ir)



Sumber : http://health.detik.com/

2 Buah Gigi Tumbuh di Dalam Mata Selama 23 Tahun

Nagabhushanam Siva (dok. mirror)
Chennai, India, Seorang wanita di India terlahir dengan keanehan di mata kirinya. Dokter mendiagnosisnya dengan tumor. Tapi saat melakukan operasi, dokter sangat terkejut karena menemukan dua buah gigi yang tumbuh utuh di matanya.

Nagabhushanam Siva (23 tahun) terlahir dengan kondisi abnormal di mata kirinya. Kondisi itu terus berlanjut hingga bertahun-tahun karena keluarga terlalu takut membawanya ke dokter.

Tapi setelah 23 tahun merasakan keanehan tersebut, Nagabhushanam akhirnya memberanikan diri menemui dokter di rumah sakit pemerintah di Chennai, India, karena merasa penglihatannya sudah mulai kabur.

Nagabhushanam didiagnosis dengan Teratoma, yaitu tumor biasanya tumbuh di rambut, gigi, tulang atau yang lebih kompleks di organ seperti mata, tungkai, tangan atau anggota tubuh lainnya.

Tumor tersebut telah mendorong mata dari soketnya dan membuat kulitnya menonjol, sehingga menghalangi pandangannya serta membuat sebagian saraf optiknya rusak.

Pertumbuhan tumor juga membuat Nagabhushanam tak bisa menggerakkan bola matanya, hingga mengembangkan sindrom mata malas (lazy eyes syndrome atau Amblyotic), yakni gangguan yang dipicu oleh pertumbuhan saraf mata yang tidak sempurna sehingga koordinasi gerak dan penangkapan bayangan pada mata kanan dan kiri tidak seimbang.

Dokter mengatakan pernah melihat beberapa kasus Teratoma dengan jaringan menyerupai gigi tertanam dalam tumor, tetapi gigi dalam bentuk utuh sangat langka.

"Teratoma adalah suatu massa dari jaringan yang mengandung kista dan kadang-kadang mengandung jaringan keras, tetapi gigi yang tumbuh secara utuh sangat jarang," jelas Dr K Vasantha, direktur rumah sakit pemerintah di Chennai, India, seperti dilansir mirror.co.uk, Jumat (10/8/2012).

Pengangkatan tumor menyebabkan kerusakan parah pada saraf optik Nagabhushanam, yang secara tragis harus membuatnya mengalami buta permanen.

"Karena dibiarkan tanpa pengobatan selama bertahun-tahun, membuat tumor tumbuh dengan ukuran yang luar biasa. Itu mengakibatkan kerusakan saraf optik," tambah Dr Vasantha.

Orbital Teratoma adalah tumor embrio langka terdiri dari jaringan yang tumbuh dalam upaya untuk membentuk organ.

Kasus pertama dari kondisi ini dilaporkan 149 tahun yang lalu. Hanya 70 kasus yang ditemukan di seluruh dunia sejak saat itu.





(mer/ir)




Sumber : http://health.detik.com/